Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Yuuta yang sedang membaca buku tak jauh dari tempat Yuna duduk melihat gerak gerik Yuna yang tidak karuan, hingga akhirnya Yuna tertidur. Sama seperti kejadian sebelumnya Yuuta menghampiri Yuna saat merasa kalau wanita itu sudah terlelap, dia takut kalau Yuna terbangun karena kehadirannya. Yuuta dengan sangat pelan menghampiri Yuna dan duduk di sampingnya, dia kembali menyelimuti Yuna dengan Jaket yang sedang dia pakai, Saat Yuuta hendak pergi dia di kagetkan dengan tangan Yuna yang menahannya.
" Kau mau kemana? " tanya Yuna dengan mata masih tertutup
Yuuta kembali duduk
" Kau tidak tidur Na? " tanya Yuuta kaget
" Aku ingin tapi tak bisa" ucap Yuna membuka matanya dan melepaskan genggaman tangannya
" Jiro mengganggu kamu lagi hari ini? " tanya Yuuta
" Kedua saudaramu itu bikin aku pusing, tapi aku rasa sebentar lagi juga mereka akan bosan, bukan begitu? " tanya Yuna
" Mudah-mudahan saja, begitu" ucap Yuuta
Yuna mengangkat kepalanya yang masih menempel di meja dan melepas kan headset yang dia pakai dan menyerahkan jaket yang dia pakai pada Yuuta
" Hidup ini memang rumit" ucap Yuna sambil menghela nafas.
Sore hari di rumah Yuna
Yuna sedang bersantai di kamarnya dengan jendela terbuka dia juga mendengarkan lagu-lagu kpop dan Cpop silih berganti. Yuuta yang juga sedang ada di ruang sebelah ikut mendengarkan. Namun hal itu tidak berlangsung lama Jiro datang menghampiri Yuuta di ruangan itu yang terlihat sedang mengerjakan tugas.
" Lagu dari rumah Yuna ya? " tanya Jiro pada Yuuta
" Iya" jawab Yuuta singkat
" Anak kpop ternyata" ucap Jiro
" Yunaa putar lagu EXO dong" teriak Jiro dari teras atas
Mendengar suara yang tak asing berteriak memanggil namanya Yuna langsung melihat dari jendelanya.
" Sore Yuna, eh kak, kalau di rumah boleh dong aku tidak panggil kamu kakak, Yuna saja ya biar terasa akrab" cerocos Jiro
" terserah kamu saja" Yuna tak mau meladeni.
Terlihat ada satu bayangan lagi di ruangan itu, Yuna berpikir kalau itu adalah Yuuta. Karena kalau Kai pasti bakal ikut nimbrung.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir ujian saja. Selama 1 semester ini Yuna mengalami banyak rintangan. Kai dan Jiro masih tak henti-hentinya mendekati dirinya meski Yuna awalnya cuek pada mereka tapi perlahan Yuna sedikit berinteraksi dengan keduanya, dia tidak sejutek dulu lagi. Gin dan yang lain melihat sikap Yuna yang berubah menjadi Yuna yang dulu lagi. Kekonyolan Jiro dan Kai yang kadang Usil membuat hari-hari Yuna kembali penuh warna. Hubungannya dengan Yuuta berjalan tanpa status meski tanpa di ketahui yang lainnya. Mungkin Hanya Gin yang tahu kalau sebenarnya yang sedang dekat dengan Yuna adalah Yuuta. bukan Jiro ataupun Kai.
Di kantin
Gin, Irie, Emi, Mari dan Yuna sedang menyantap makanannya, Tiba-tiba saja Jiro menghampiri mereka dengan sikap nya yang so akrab.
" Siang Yuna, siang semuanya" sapa Jiro
" Nggak usah basa-basi, duduk kalo mau bergabung " ucap Irie
" Kak Gin kok duduknya di depan Yuna? bukannya kursi itu selalu kosong ya? " tanya Jiro
" Mulai sekarang kursi ini akan di isi secara bergiliran oleh sahabat-sahabat Yuna " ucap Gin
" Aku juga kebagian dong, aku kan juga termasuk sahabat Yuna, iya kan Na? " tanya Jiro
" Kau tidak termasuk" ucap Yuna dingin tanpa melihat ke arah Jiro
" Kau pelit" ucap Jiro sambil mencari tempat duduk
" Aku pergi duluan ya, ada sedikit urusan" ucap Yuna membereskan tempat makannya
" Lagi... urusan kamu tanpa kami banyak juga ya" sindir Irie
Tapi Yuna tetap pergi sambil melambaikan tangannya
" Dia begitu ceria, akhirnya kita bisa melihat Yuna yang dulu lagi " Ucap Gin
" Ceria sih ceria tapi seperti ada yang sedang dia sembunyikan dari kita! " ucap Emi
" Itu urusan pribadinya, kita tidak perlu ikut campur " jelas Gin
Yuna pergi ke menuju perpus, disana sudah ada Yuuta menunggunya. Yuna menghampiri Yuuta yang sedang membaca buku.
" Maaf sudah membuat kamu menunggu lama" ucap Yuna sambil duduk di samping kursi Yuuta
" Kau sudah datang" ucap Yuuta sedikit jutek
" Kamu marah ya?" tanya Yuna
" Aku tidak punya hak untuk marah" ucap Yuuta kembali
Yuna tersenyum melihat sikap Yuuta yang seperti anak kecil sedang merajuk.
" Tadi Jiro sedikit mengganggu makanya aku sedikit terlambat, aku benar-benar tidak bermaksud membuat kamu menunggu " cerita Yuna
" Dia mengganggu kamu? apa benar begitu?" tanya Yuuta dengan nada kesal
Yuna merasa heran ada apa dengan dia hari ini? ada yang tidak beres lagi dengan otaknya kah? pikir Yuna.
" Yuu, kamu kenapa sih? " tanya Yuna bingung
" Meski kau bilang mengganggu tapi kau senang kan dengan keberadaan Jiro dan Kai? " ucap Yuuta tanpa melihat ke arah Yuna
Mendengar apa yang dikatakan Yuuta membuat hati Yuna terasa sakit. Kenapa Yuuta bisa berpikir begitu terhadapnya?
" Yuuta, kamu kenapa? apa aku ada salah padamu? kenapa kata-kata yang kau ucap itu bagai pisau yang menyayat?" tanya Yuna
Yuuta memandang Yuna yang tampak bersedih. Yuuta merasa cemburu melihat interaksi antara Yuna dan kedua saudaranya itu. Tapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada Yuna. Dia takut kalau dia mendapat penolakan sama seperti Jiro dan Kai.
" Maaf aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal yang menyakiti hatimu" ucap Yuuta
" Apa kamu ada masalah dengan mereka? " tanya Yuna kembali
" Aku... (terdiam) " Yuuta tidak berani melanjutkan ucapannya
" Kau cemburu melihat Jiro dan Kai mendekati aku? " tanya Yuna pelan
Yuuta mengalihkan pandangannya, Yuna tahu dengan melihat gerak-geriknya. Tapi Yuna ingin mendengar sendiri dari mulut Yuuta tentang perasaannya. Kalau sebenarnya Yuuta menyukai dirinya.
Malam hari
Yuna termenung di dalam kamarnya dia memutar lagu kpop seperti biasa. Kali ini dia memutar lagu ost. While you were sleeping Maze( kim na young), monogram ( Lucia dream) dan di ikuti lagi yang lainnya. Yuuta yang berada di ruangan sebelah ikut mendengarkan sambil termenung juga.
