Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26 Bukan prioritas
Citra berjalan mengitari Abel dengan begitu angkuh nya, satu tangan nya dia gunakan untuk memainkan ponsel mahal nya. Satu tangan lagi dia pakai untuk memilin ujung rambut nya. Tak lupa senyum meremehkan yang selalu dia tampilkan menambah kesan angkuh pada gadis itu.
"Mari kita bukti kan, siapa diantara kita berdua yang di prioritaskan oleh Kaivan. Apakah Lo istri siri yang tidak dianggap, atau gue kekasih hati nya," bisik Citra tepat di samping Abel.
"Maksud kamu" ucap Abel yang tidak mengerti dengan apa yang di inginkan Citra saat ini.
Citra menarik sudut bibir nya, jari jemari lentik nya kemudian mengusap benda pipih yang ada di tangan kanannya. Gadis itu membuka sebuah aplikasi pesan bewarna hijau di ponsel pintar nya itu dan mengetik sesuatu.
"Gue sudah kirim pesan pada Kaivan untuk segera menemui gue saat ini juga di sini," kata Citra sambil menunjukkan sebuah pesan yang siap untuk dia kirim.
"Sekarang giliran Lo untuk mengirim pesan dengan kalimat yang sama, terserah Lo mau beralasan apa pun supaya menarik perhatian Kaivan untuk datang menemui Lo sekarang. Cuma Lo jangan mencantumkan lokasi yang sama dengan gue, Lo bisa chat dia untuk datang ke tempat yang berbeda tapi tidak jauh dari lokasi tempat ini. Kita lihat, Kaivan lebih memilih datang untuk menemui siapa," lanjut Citra menjelaskan seluruh rencana nya.
Abel hanya diam saja, dalam hati gadis itu bertanya - tanya bagaimana dia akan mengirim pesan pada suami nya jika dia sendiri saja tidak memiliki nomer handphone suami nya itu.
"Jangan bilang Lo ngga punya nomer Kaivan ?" tanya Citra yang seakan - akan mengetahui apa yang Abel pikirkan sekarang.
Abel hanya menganggukkan kepalanya, mau berbohong dan mengatakan kalau dia memiliki nomer Kaivan juga percuma. Karna pada kenyataan nya dia emang tidak punya nomer itu.
"Hahahaha, sumpah gue ngga nyangka banget. Yang kata nya tadi punya hubungan suami istri tapi pada kenyataannya nomer handphone pasangan nya saja tidak tahu. Hubungan semacam ini yang Lo banggakan hah," tawa Citra langsung meledak ketika dugaan nya benar kalau Abel tidak memiliki nomer Kaivan.
Sambil masih tertawa Citra kemudian mengirim nomer Kaivan pada Abel.
"Tuh gue berbaik hati ngasih nomer nya kekasih gue pada Lo, sekarang buruan Lo kirim pesan pada Kaivan untuk menemui Lo saat ini juga."
Abel memandangi deretan nomer yang baru saja dia terima, tanpa banyak kata gadis itu kemudian menyimpan nomer suami nya itu. Namun ada yang berbeda dari tatapan Abel saat melihat foto profil di nomer suami nya itu, sebuah foto siluet sepasang kekasih yang membelakangi kamera.
Dari segi postur tubuh sang laki - laki jelas Abel bisa mengetahui siapa pemilik tubuh itu walaupun orang itu tidak menampakkan wajah nya tapi Abel tau jika Kaivan lah pemilik tubuh itu. Wanita yang berada di samping suami nya itu yang berpose menyandarkan kepalanya di pundak sang suami jelas Citra.
Sungguh miris sekali, dia sebagai istri nya justru tidak punya kontak suami nya. Justru wanita lain yang memiliki semua akses kontak komunikasi dengan sang suami.
"Ayo buruan kamu kirim pesan pada Kaivan supaya kita cepat tahu siapa diantara kita yang di prioritaskan oleh Kaivan," kata Citra mengingat kan Abel untuk segera mengirim pesan pada Kaivan.
Abel pun kemudian mengetik sesuatu di ruang chat nomer Kaivan, entah apa yang dia tuliskan itu yang jelas tidak jauh beda dengan apa yang Citra tulis tadi. Namun Abel mencantumkan alamat yang tidak jauh dari taman ini.
"Sudah...aku sudah mengirim pesan pada Kaivan. Sekarang kita tinggal tunggu saja, seperti yang kamu bilang tadi siapa diantara kita yang akan dia datangi," kata Abel dengan nada penuh percaya diri.
Citra menyunggingkan senyumannya," kita lihat saja nanti."
Abel kemudian berjalan agak menjauh dari tempat itu, supaya dia ataupun Citra bisa melihat dengan jelas ke arah mana nanti sang suami datang. Sekalipun Abel sendiri mencantumkan alamat yang berbeda.
Lima menit...sepuluh menit...lima belas menit kemudian seorang laki - laki dengan setelan pakaian kantor yang masih lengkap dengan jas nya berlari dengan begitu khawatir ke arah Citra. Sangat nampak terlihat jelas di wajah laki - laki itu rasa khawatir dan cemas terhadap Citra.
Dengan nafas yang ngos - ngosan Kaivan langsung memeluk tubuh Citra begitu erat sampai laki - laki itu tidak menyadari jika beberapa meter dari dia saat ini ada Abel istrinya yang melihat dengan jelas apa yang dia lakukan saat ini.
"Kamu ngga papa kan Cit, sorry kalau gue datang nya lama," kata Kaivan begitu panik sambil masih memeluk tubuh Citra dengan begitu erat.
Saat dia akan melepaskan pelukannya tiba - tiba sorot mata nya menangkap sosok wanita yang sedang berdiri dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Deg,
"Abel ..." lirih Kaivan yang seketika melepaskan tubuh Citra.
Citra yanh tahu jika Kaivan sudah mengetahui keberadaan Abel saat ini langsung mendekap tubuh Kaivan kembali," gue takut banget Kai, hiks..hiks.."
Tanpa mengalihkan pandangannya ke Abel, pria itu kemudian mengusap punggung Citra," gue sudah ada di sini Cit, jangan takut lagi ya."
Abel tersenyum getir melihat pemandangan di depan mata nya itu. Hati nya tiba - tiba terasa seperti ada sebuah batu besar yang menghantam ketika tahu pria yang saat ini berstatus suami nya itu datang dengan penuh rasa khawatir pada wanita lain bukan datang untuk diri nya.
"Apa yang kamu pikirkan Abel, jelas bukan kamu yang di prioritaskan oleh suami mu," gumam Abel pada diri nya sendiri.
Gadis itu langsung memalingkan wajah nya mengusap air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipi nya itu.
"Ini lagi kenapa kamu pakai acara keluar segala sih dari mata ku, aku baik - baik saja tahu," kata Abel sambil mengusap dengan kasar air mata yang terus - terusan keluar.
Kaivan sendiri sejak tadi masih saja memandangi Abel dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
Jduar...
Tiba - tiba petir menggelegar dan hujan deras pun turun tanpa di minta.
"Kai..ayo kita pergi dari sini," ajak Citra.
Tangan gadis itu langsung menarik lengan Kaivan untuk segera meninggalkan tempat itu, sebelum benar - benar meninggalkan tempat itu Citra melirik ke arah Abel dengan senyuman yang meremehkan namun tersirat akan kemenangan.
"Bahkan alam saja tidak berpihak pada ku," lirih Abel memandangi punggung Kaivan dan Citra yanh sudah menjauh dari jangkauan mata nya.
Cuaca yang tadi nya terang tiba - tiba lansung berubah menjadi gelap dan hujan pun turun dengan begitu deras nya di iringi suara petir yang menggelar.
"Harusnya aku sadar diri .."
Anggap saja Kaivan bukan takdir lo Bel 😔😔😔
kenapa kamu gak punya harga diri dan mau aja diinjak2, sebelum orang lain menghargaimu harusnya kamu bisa menghargai dirimu sendiri?
Mulai sekarang jangan pedulikan Kaivan suami pura2mu, apalagi dia pernah katakan gak akan melegalkan pernikahan kalian?
jangan terhanyut dg kebaikan ortunya, ??
Sekarang giliran kamu yg ambil sikap tinggalkan kaivan, biar dia menyadari akan tanggung jawabnya padamu dan ortunya untuk menjelaskan 🤔😇😇
licik ya si citra, mudah"an kaivan sadar bahwa dia jg cinta abel
Semangat untuk author nya
penasaran