Karena kecerobohan seseorang Camelia harus mempertahankan hidupnya dari kejaran para penjahat yang menginginkan sesuatu didalam tubuhnya. Dia tidak sengaja menelan sebuah microchip yang berisikan informasi penting untuk para penjahat kelas kakap di seluruh dunia dan mengancam nyawanya. Melibatkan Sang Putra Mahkota keluarga bangsawan Albarack yang ternyata menjadi pelaku utama atas kecerobohan ini.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa yang akan dilakukan sang putra mahkota Albarack pada Camelia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiger's Bab 26
'Tidak, Mama tidak akan mengizinkannya! '
Camelia melangkah lesu menaiki lift yang menuju lantai kelasnya. Dia sama sekali tidak bersemangat hari ini, terlebih setelah mendengar sendiri pernyataan Mamanya Tiger. Wanita cantik itu sama sekali tidak mengizinkannya keluar dari istana Albarack, kilatan dikedua matanya membuat Camelia melipat bibir rapat.
Dia tahu pasti akan percuma kalau terus berbicara, Nyonya Lionel tidak akan mungkin membiarkan dirinya keluar dengan mudah.
"Berasa jadi tawanan, mana hape ku rusak lagi gara-gara masuk ke wc. Ihhhh... sebel sebel sebel! Gimana caranya aku ngabarin Ambu sama Abang nanti?!" Ingin sekali Camelia berteriak sekencangnya, tapi otak warasnya masih bisa mengontrol agar raganya tidak melakukan hal bodoh.
Pintu lift terbuka, buru-buru gadis berambut pendek itu melangkah keluar diikuti oleh beberapa siswa yang juga kebetulan hendak menuju lantai yang sama. Camelia yang sedari tadi sibuk dengan pemikirannya sendiri, bahkan sampai tidak sadar kalau didalam lift tadi bukan hanya ada dirinya seorang, melainkan ada 5 siswa lain yang terus saja menatap aneh kearahnya. Terlebih saat gadis itu terus saja mengoceh dalam bahasa Indonesia, mungkin diantara mereka menganggap Camelia gila.
"Astaga Camelia, kau baik-baik saja?! Aku mencari mu dari kemarin, ponselmu pun tidak aktif. Memangnya kau kemana? kenapa tidak pulang ke asrama huh?!"
Baru saja Camelia sampai dan masih berada di ambang pintu suara keras Sovia sudah terdengar menggema di kelas. Gadis itu tidak menyahut, lebih memilih untuk melangkah pelan menuju mejanya membiarkan Sovia mendekat dan terus saja mengeluarkan suara indahnya.
"Kau tanyakan saja pada Macan itu nanti. Aku ingin tidur sebentar, tolong bangunkan aku kalau ada guru." Camelia malas untuk sekedar bersuara atau membuka mata. Dia benar-benar lelah pagi ini, ingin sekali meliburkan diri tapi tidak mungkin Camelia lakukan karena bisa mempengaruhi nilainya.
"Aku akan memaksamu bercerita nanti siang, awas saja kalau menghindar!" Gumam Sovia yang masih didengar oleh Camelia.
Lonceng tanda berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Para siswa disetiap ruang kelas sudah sibuk ingin segera keluar dari ruangan yang beberapa jam lalu mengurung mereka. Camelia yang biasanya betah berada di kelas kali ini merasakan hal yang sama dengan teman-teman sekelasnya, dia dan Sovia terburu-buru menuju tangga untuk turun ke lantai bawah. Lift saat ini sangat tidak efektif untuk digunakan karena banyak siswa lain yang lebih dahulu memasukinya.
Akan terlalu lama menunggu dan pasti perut mereka berdua yang sudah terasa lapar akan semakin menyiksa.
"Kau harus menjelaskannya padaku!"
Lagi-lagi Camelia menghela napas mendengar perkataan Sovia. Rupanya gadis berwajah cantik yang sama sekali tidak pernah tergoda oleh rayuan biaya gurun seperti Lucas ini masih mengingat hal yang beberapa jam sebelumnya dia ucapkan.
Sepertinya kali ini memang Sovia yang menang dan Camelia harus mengalah. Biarpun dirinya dan Sovia belum mengenal terlalu lama, tapi entah mengapa Camelia merasa begitu dekat dengan gadis berwajah khas Arab disisinya.
Tiba di cafetaria mereka berdua buru-buru antri seperti yang lain. Menerima hidangan yang sudah disiapkan oleh petugas, tidak ada penolakan saat petugas cafetaria memberikan begitu banyak makanan di tempat yang Camelia bawa.
"Makanlah yang banyak, itu pesan dari seseorang." Wanita paruh baya berikat kepala itu mengedipkan sebelah matanya pada Camelia, mengulas senyuman misterius sebelum dia kembali sibuk melayani para siswa lain. Sementara Camelia di buat terdiam, dia belum mencerna apa yang dilihatnya saat ini, karena tidak seperti biasanya.
'Dia kenapa ya? Ini makanan aku, Astaghfirullah kayak habis nguli aja.' Batin Camelia menjerit, dia menatap horor pada tempat yang ada di tangannya. Permukaan tempat makan itu tidak lagi terlihat, karena sudah terisi penuh dengan berbagai macam makanan enak.
"Ayo, kenapa malah melamun nanti kita tidak kebagian tempat duduk!" Sovia menarik lengan Camelia, berjalan cepat menuju meja yang longgar dan biasa mereka berdua tempati.
Sayang karena Camelia tidak fokus dia hanya bisa menurut, bahkan saat temannya itu membawa ke arah meja yang di huni oleh 3 remaja tampan Camelia belum menyadarinya.
"Kami boleh duduk disini?" Tanya Sovia setelah mendudukkan diri di kursi tanpa izin. Dia segera menarik Camelia hingga gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Tentu saja boleh Princess Sovia, apa sih yang tidak untukmu hm," Lucas mulai menunjukkan senyuman mautnya, tapi sayang Sovia hanya menanggapi dengan ulasan bibir sekilas dan terlihat tidak ikhlas.
Sementara Camelia sendiri masih linglung, tapi dia sadar kalau saat ini raganya sedang duduk bersama ketiga remaja pria yang sudah membuat hidupnya repot, terlebih remaja yang saat ini duduk berhadapan dengannya.
"Habiskan makananmu!" Titahnya sok berkuasa. Sudut bibirnya terlihat terangkat saat dia menikmati minuman miliknya.
"Mama sedang mengawasi mu, jadilah gadis yang baik dan manis." Imbuhnya lagi.
Kali ini Camelia tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya bisa menurut dan mulai menikmati makanannya. Suasana hening di meja itu bahkan Sovia yang tadinya ingin mencecar Camelia urung dilakukan, dia seakan paham apa yang sedang terjadi disini. Sovia memilih untuk memakan makan siangnya segera, dia tidak merasa lapar lagi saat melihat senyuman Lucas yang terlihat mengerikan di matanya.
Di suasana hening itu tiba-tiba beberapa orang remaja pria berseragam sama dengan Camelia dan Tiger terlihat menyeruduk masuk kedalam cafetaria, membuat gaduh di depan meja antrian makanan. Bahkan ada beberapa siswa yang sedang mengantri hampir terjerembab dilantai saat salah satu diantara mereka mendorongnya.
"Mereka berbuat ulah lagi. Sejak kapan mereka keluar?" Emmir yang sejak tadi diam mulai bersuara terlebih dahulu, dia merasa terganggu dengan kehadiran para perusuh disekolah ini yang sayangnya tidak pernah bisa mereka keluarkan. Nama keluarga bangsawan yang tersemat di belakang nama para perusuh itu salah satunya.
"Itu Adam, dia kembali ke kelompok itu?" Kali ini Sovia angkat bicara.
Matanya menatap seorang remaja pria yang dikenal nya, disana ada Adam tengah ikut mengantri bersama para perusuh. Remaja tampan itu terlihat tenang di tengah-tengah kerusuhan yang berhasil membuat cafetaria sibuk.
"Memang itu kelompok apa?" Camelia yang penasaran angkat bicara. Dia terlihat ingin tahu mendengar ucapan Sovia, terlebih di tengah-tengah kelompok yang sedang merusuh didepan meja antrian itu ada seseorang yang cukup dikenal nya.
"Tidak penting! lebih baik kau habiskan segera makananmu dan kembali ke kelas. Jangan membantah, apa lagi bersinggungan dengan mereka, paham!" Camelia menoleh mendengar suara berat Tiger, satu alisnya terangkat begitu pula sudut bibirnya membentuk senyuman sinis.
"Memangnya kau siapa bisa mengaturku begitu?" Tantang nya, Camelia tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam yang Tiger layangkan saat ini.
Gadis itu malah terkesan meremehkan, bahkan tidak peduli dengan ocehan Tiger yang menurutnya terlalu mengatur padahal pria itu bukan siapa-siapa baginya.
"Aku calon suamimu, kau lupa?!" Cetus nya tanpa beban, bahkan terlihat menyunggingkan senyuman penuh kemenangan dan berhasil membuat tiga orang yang tidak tahu apapun itu menganga lebar.
BERSAMBUNG...
SEE YOU TOMORROW😘😘😘😘
semangat berkarya Otor...
semoga bunga abadi in sehat selalu dan nti nya ad solusi untuk sang princess agar chip nya b dikeluarkan.
ha ha ha ha h ad yg lucu sich. kata nya chip itu bs dkeluarkan klo neng Camelia hamil dan nti saat lahiran bs d ambil. sampe sampe Camelia mau tu disentuh Tiger demi chip itu keluar eh ternyata chip malah pindah k bayi nya Camelia dan sekarang Tiger bukan cuma udh jd suami seutuh nya tp juga jd ayah gegara alasan itu 🤣🤣🤣🤣 klo Camelia tau gmn reaksi nya ya 🤔🤭 berasa d boongin Tiger gak tu. dkira camel Tiger pengen mp aj maka nya ngomong bgtu x ya 😅😅 ngebayangin nya jd ngakak sendiri aku 😂😂
maksih bnyak teh Defri atas karya yg slalu menghibur ap lg klo cerita nya sperti in jd nambah pengetahuan kan.
semngat selalu ya teteh ku 🥰🥰🥰
lope lope sekebun cabe nya bang Azkha dan seluas kebun pisang Radja serta sedalam galian Tata.. 🤗🤗🤗🤗
Princess Edelweis, terima kasih ka author,, semangat update..