Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan, Hazelle tidak ingin rumah tangga Kaivan dan istrinya yang kembali harmonis itu hancur karena dirinya.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Apakah Kaivan akan tahu jika Hazelle mengandung benihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
"Aku dan Annette sudah berpisah 5 tahun yang lalu," ucap Kaivan. Pria itu menghembuskan napasnya berat, kilasan-kilasan masa lalunya kembali berseliweran di kepalanya. Masa lalu yang ingin Kaivan lupakan.
Pengkhianat Annette yang bukan hanya melukai hatinya, tapi melukai harga dirinya juga sebagai seorang suami.
Bagaimana tidak, Annette yang berstatus sebagai istrinya, justru hamil anak pria lain. Kenyataan itu benar-benar menampar Kaivan, dan membuat Kaivan akhirnya memilih untuk mengakhiri rumah tangganya yang sudah masuk tahun ke 5.
Kaivan tidak mengindahkan raungan Annette yang kala itu meminta kesempatan kedua. Hatinya terlalu sakit, dan Kaivan tidak ingin selamanya hidup dalam kesakitan apalagi jika Kaivan harus menerima anak hasil perselingkuhan Annette.
"𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢?" 𝘎𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦.
Hazelle kembali teringat dengan ucapan Harleya yang mengatakan jika dia telah salah memihak. Hazelle enggan menanyakannya waktu itu, karena terlalu muak untuknya berlama-lama menatap mantan sahabatnya itu.
Hazelle menutup mulutnya sendiri tak kuasa menutupi keterkejutan nya saat Kaivan menceritakan kejadian 5tahun silam. Namun tetap saja Hazelle merasa bersalah dengan perpisahan Kaivan dan Annette.
Walau bagaimanapun juga Hazelle pernah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Kaivan dan Annette kala itu. Dan yang menjadi awal pemicu retaknya rumah tangga mereka adalah Hazelle.
"Maaf, karena aku kalian harus berpisah."
Hazelle menundukkan kepalanya dalam, sejak awal Hazelle memang tidak berniat untuk memiliki Kaivan. Itu Murni kebodohannya saja yang rela menyerahkan hal paling berharganya pada Kaivan.
Anggaplah apa yang Hazelle rasakan itu cinta, karena benar adanya terkadang cinta tidak menggunakan logikanya untuk berpikir. Cinta juga tidak butuh alasan pada siapa cinta itu akan berlabuh.
Hanya saja cinta Hazelle datang di waktu yang salah, dan pada orang yang tidak tepat.
"Ya, ini semua salahmu!" Hazelle mendongakkan wajahnya, menatap lekat pemilik wajah tampan yang juga sedang menatapnya.
Walaupun Hazelle mengakui kesalahannya, tapi wanita cantik itu tidak menyangka Kaivan akan mengiyakan ucapannya.
"Andai Kamu tidak pergi, andai Kamu tidak meninggalkanku, andai Kamu tidak menyembunyikan kehamilan mu dariku. Aku tidak akan se-menderita ini, Hazelle."
Kaivan terus meracau meluapkan kekesalannya selama ini. Kaivan lupa jika Hazelle pun sama menderitanya seperti dirinya.
"Aku terluka karena pengkhianatan Annette, tapi aku lebih terluka karena Kamu meninggalkanku." Kaivan menatap dalam mata coklat Hazelle, mata yang memancarkan luka yang sama dengannya.
"Kamu pikir aku tidak terluka, Mas? Aku tahu ini semuanya salah aku, karena itu aku pergi. Aku berharap dengan kepergianku, Kamu akan bahagia dengan Mbak Annette."
Hazelle tidak mengatakan jika kepergiannya karena Harleya. Walaupun saat ini Hazelle sangat membenci Harleya, namun tanpa dia sadari keperduliannya pada Harleya tidak pernah berubah.
Kaivan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu alasan Kamu pergi." Kaivan tersenyum tipis saat melihat ada kekhawatiran di wajah wanitanya. "Kenapa Kamu tidak bilang?"
"Bilang apa?" Hazelle pura-pura tidak mengerti dengan memperlihatkan tampang polosnya.
"Kenapa Kamu tidak bilang Leya menyakitimu?"
Hazelle sudah menebak jika Kaivan sudah mengetahui perselisihannya dengan Harleya. Namun tetap saja Hazelle merasa terkejut. "𝘈𝘱𝘢 𝘓𝘦𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯?"
"Sudahlah itu tidak penting! Aku tidak mau bahas itu lagi." Hazelle beranjak dari duduknya, wanita cantik itu ingin segera pergi dari tempat itu. Namun tentu saja Kaivan tidak akan membiarkannya.
"Mau kemana? Kamu tidak akan bisa pergi dari sini sebelum Kamu menjelaskan semuanya."
Kaivan menarik tangan Hazelle, membuat wanitanya itu duduk di pangkuannya.
Hazelle melebarkan bola matanya, wanita cantik itu merasa dejavu dengan situasinya saat ini.
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩!"
Kaivan memeluk Hazelle dengan erat, matanya terpejam merasakan aroma khas Hazelle yang selama ini dia rindukan.
"Mas, lepasin aku!" Hazelle terus berontak, dia tidak tahan didekap seperti ini oleh Kaivan. Hazelle takut kekhilafan akan kembali menghampirinya.
Hazelle tidak munafik, dia juga sangat merindukan Kaivan. Sentuhan Kaivan yang dulu menjadi candu nya, hingga lahirlah bocah tampan yang kini memanggilnya Mommy.
"Sebentar saja, ijinkan Mas memelukmu seperti ini. Mas sangat merindukanmu, Sayang!"
Dalam dekapannya, Hazelle merasa ada buliran air mata yang jatuh mengenainya. "𝘈𝘱𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴?"
Setelah hening beberapa saat, Kaivan akhirnya melepaskan Hazelle. Membiarkan wanitanya itu duduk di sampingnya.
"Sekarang katakan siapa pria kurang ajar itu?"
"Suamiku."
Pletak
"Sakit, Mas!" Hazelle mengusap keningnya yang di sentil Kaivan.
"Katakan dengan benar, jangan membuat Mas kesal!"
Hazelle menghembuskan napasnya dengan berat. Arfan adalah bukti pengkhianatan Mommynya dengan Delvan. Menceritakan sosok Arfan, sama saja dengan mengorek luka lama Hazelle yang sudah mengering.
Namun Hazelle sadar, Arfan sama sekali tidak bersalah. Tidak ada anak manapun yang menginginkan terlahir dari sebuah pengkhianatan. Karena itulah Hazelle berusaha menerima Arfan dan menyayangi adiknya itu.
Hazelle juga tahu selama ini Arfan menganggap kesalahan orang tuanya adalah kesalahannya. Walaupun berulang kali Hazelle mengatakan itu bukan kesalahan Arfan, namun tetap saja adiknya itu merasa bersalah padanya.
"Arfan putra Mommy dan Om Delvan, yang berarti adikku."
Kaivan menghembuskan napasnya lega, ketakutannya perlahan sirna begitu mengetahui siapa Arfan sebenarnya. Awalnya Kaivan sangat takut jika pria itu benar-benar suami Hazelle.
"Apa selama 5 tahun ini Kamu pernah menikah atau memiliki kekasih?"
Kaivan berusaha mengontrol emosinya jika jawaban Hazelle tidak sesuai dengan keinginannya, karena walau bagaimanapun juga wajah cantik yang dimiliki Hazelle sangat sempurna di mata pria manapun. Rasanya tidak mungkin jika tidak ada yang ingin memiliki Hazelle sebagai pendamping hidupnya.
Namun gelengan kepala Hazelle membuat Kaivan tersenyum lega.
"Aku terlalu sibuk untuk memikirkan itu, karena fokus ku hanya pada Zelo. Lagipula mana ada pria yang mau denganku, statusku saja tidak jelas."
Hazelle tersenyum getir menertawakan nasibnya sendiri. Statusnya yang memiliki anak di luar pernikahan membuat Hazelle enggan berhubungan dengan pria manapun.
Walaupun banyak yang mendekatinya, tapi Hazelle takut mereka tidak bisa menerima Arzelo. Karena itulah, Hazelle memutuskan untuk sendiri seumur hidupnya. Memiliki Arzelo saja sudah cukup untuknya.
Kaivan merasa tertampar oleh ucapan Hazelle, dialah penyebab wanitanya menderita seperti sekarang. Kaivan merasa sesak membayangkan selama ini Hazelle membesarkan putranya sendirian.
Namun Kaivan tidak menyesali kehadiran Arzelo. Karena bocah tampan itulah yang kini akan menjadi sumber kebahagiaan dia dan juga keluarganya.
"Maafkan, Mas! Pasti sangat sulit untuk kalian?" Kaivan menggenggam tangan Hazelle. Matanya berkaca-kaca membayangkan Hazelle berjuang tanpa dia di sampingnya. "Mas akan menebus semuanya. Mas ingin kita menikah."
Hazelle menggelengkan kepalanya, dan perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Kaivan.
"Maaf, Mas. Aku tidak bisa!"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
ini kotorrr sekali fantasinya 😭😭😭
saudara sendiri 😭😭😭
bikin salah paham aja 🤣🤣
bilang tidak tapi iya