NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:582
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berjumpa Lagi dengan Dia

Rinai hujan yang tak kunjung surut, membawa suasana tenang bagi siapapun yang memperhatikannya. Di salah satu kafe yang menyuguhkan pemandangan hamparan sawah nan luas yang kini dihujani oleh tetesan air dari awan.

Di tempat ini menghadirkan seorang pemuda yang dilanda kasmaran. Ia menatap lekat-lekat ke balik dinding kaca yang menghadap ke persawahan. Lamunannya yang begitu dalam, begitu pula sorot matanya yang sayu.

Setelah beberapa saat dalam keheningan, pemuda ini akhirnya mengeluarkan suara, "Daffin, Ettan have you ever fallen in love?"

Kedua orang yang ditanyainya itu saling melemparkan pandangan satu sama lain. Arah pandangan Findra masih belum dapat teralihkan. Sorot matanya menatap lekat-lekat persawahan di bawah sana.

"You fell in love? When was it, where was it, with whom?" gerutu Daffin karena terkejut mendengar itu.

Ettan juga ikut buka suara, "Is she pretty?" katanya dengan wajah dan nada yang serius.

Findra kemudian menghela nafas dalam-dalam sesaat sebelum akan menjawab rasa penasaran kedua temannya.

"Masih belum ... aku masih belum yakin apakah aku benar-benar telah jatuh cinta pada perempuan cantik itu. Tapi ... sepertinya dia sudah memiliki pacar. But who knows?"

Sambil menghirup aroma kopi dari cup kopinya Ettan kembali menyahut, "But who knows what?"

Tanpa mendapat jawaban dari findra ia kemudian berbisik pada Daffin, "I think she's driving him crazy"

Siapa sangka Findra mendengar suara bisikan itu. Pandangannya itu kemudian ia alihkan untuk menatap Ettan sinis.

"Sorry man," Ettan langsung ciut dilontarkan pandangan seperti itu.

Di tengah-tengah obrolan trio, saat itu juga melayang satu tamparan yang mengenai kepala belakangnya Ettan, "Fuck."

Ettan menggertakkan giginya lantaran kesal tiba-tiba ditampar seperti itu. Ia langsung berdiri sambil menggebrak meja kemudian berbalik ke belakang sambil berteriak, "Hey apa masalah—Eh I minta money dong."

Findra dan Daffin hanya bisa bengong menyaksikan adegan itu. Orang yang dimintai uang oleh Ettan adalah seorang perempuan berkacamata dengan look independent itu.

Perempuan yang dimintai uang oleh Ettan itu membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit melorot, "I gak akan kasih you money sebelum you mau pulang dulu ke rumah," titahnya.

Sebelum Ettan sempat menjawab perempuan itu kemudian lanjut bicara, "You jangn ganggu dulu I. Soalnya I mau ketemu sama temen kampus I," setelah diberi hormat oleh Ettan iapun melenggang pergi untuk pergi ke tempat duduk yang telah ia reservasi sebelumnya.

Ettan sama sekali tidak menjelaskan apa-apa dan hanya melanjutkan kegiatannya mengupas kuacinya. Daffin dan Findra hanya diam menunggu Ettan buka suara.

Ettan yang merasa sedang diperhatikan kemudian mengangkat kepalanya, "It's not what you thinking, she's my older sister," jelasnya.

Findra dan Daffin secara bersamaan hanya berkata, "Ahhhhhhhh," mereka pun lanjut mengemil.

Setelah dirasa puas berkumpul-kumpul di kafe, mereka memutuskan untuk pulang. Kali ini hanya Findra yang membawa mobil. Jadi Findra lah yang bertanggung jawab

mengantarkan mereka pulang.

Findra mengantarkan Daffin pulang terlebih dahulu setelah itu ia lanjutkan untuk pergi ke rumah Ettan. Setelah sekian lama tidak pulang akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Findra yakin uangnya pasti sudah habis, hanya inilah satu-satunya alasan dirinya akan pulang ke rumah.

Di pertengahan perjalanan, kakak perempuannya Ettan tiba-tiba menelpon, "Little brother, help me dong! Temen I ninggalin gelangnya ini. Tolong you kasihan ke dia yah! I ngga bisa soalnya."

Dengan nada kesalnya Ettan membalas titah kakaknya di sambungan telepon, "Older sister, I udah mau nyampe rumah ini."

"Oke, you udah ngga butuh I lagi yah?"

Mendengar itu Ettan langsung berdehem, ia tidak boleh menyinggung ATM berjalannya ini. Bisa-bisa nanti saldonya beku.

Sambungan pun terputus begitu saja. Dengan sedikit ragu Ettan bertanya pada Findra, "Luh denger sendiri kan fin? Boleh ngga ngerepotin luh sedikitttttt aja hheee."

Findra langsung merespon sambil tersenyum, "Kemana nih? Posisi kakak luh masih di kafe?" Ettan membalasnya dengan anggukan.

Setelah menerima gelang yang dimaksud. Mereka pun bergegas melanjutkan misinya yang hanya berbekal alamat sebuah rumah.

Sesampainya di alamat yang tertera, dengan hanya melihat gerbang rumah itu membuat Ettan terkagum-kagum. Itu terlalu mewah hanya untuk sebuah gerbang, ia jadi penasaran dengan isi di dalamnya.

Setelah gerbang itu dibukakan oleh penjaga keamanan, mereka di arahkan untuk menunggu di ruang khusus untuk tamu.

Ternyata benar kata Ettan, di dalam sini lebih mewah lagi. Furniturnya didominasi oleh warna emas dan putih.

Selama menunggu, Ettan mengeluarkan gelang tersebut dari saku jaketnya. Disimpan lah gelang itu oleh Ettan di atas meja di hadapan mereka.

Findra meneliti gelang itu tanpa menyentuhnya sama sekali. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari gelang itu. Tapi saat hendak akan menyentuhnya ia mendengar suara pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita yang anggun nan cantik jelita.

Mereka sontak buru-buru berdiri lalu memberikan salam. Perempuan itu pun mempersilahkan mereka untuk duduk kembali.

Ettan menyodorkan gelang itu kepada pemiliknya, "Permisi sebelummya, anda meninggalkan barang milikmu saat bersama Karissa. Saya disuruh olehnya untuk memberikannya padamu."

"Terima kasih, kamu adiknya Karissa? Mirip sekali." pemilik dari gelang itu tidak lain adalah Seriya.

Lontaran singkat dari Seriya akhirnya memecahkan lamunan Findra yang sedari tadi hanya memperhatikan Seriya. Orang yang diperhatikannya hanya terkekeh, Seriya menyadarinya dari awal.

"Ah iya, nice to meet you. Saya memang adiknya, saya Ettan Fahar."

Seriya tersenyum kemudian melirik Findra, "And you? Siapa kamu?"

Ditanyai tiba-tiba seperti itu membuatnya terlonjak kaget. Dibalasnya pertanyaan Seriya dengan cepat ditambah dengan nada bicaranya yang sedikit bergetar di awal, "Findra ... Findra Faresta Danidyaksa. Nice to meet you."

Salah tingkahnya Findra membuat Seriya menahan tawanya. Ettan pun menyadari tingkah kikuknya Findra saat di hadapan Seriya.

"Saya Seriya Althea, nice to meet you too."

Perbincangan mereka tidak berlanjut karena suasana terlalu kaku. Mereka pun memutuskan untuk pamit pulang. Begitulah pertemuan singkat mereka selesai.

Ettan tidak bertanya apa-apa mengenai sikap kikuknya Findra tadi saat di rumahnya Seriya. Ettan hanya mengabaikan itu.

Di sebuah balkon yang menyuguhkan pemandangan jalan raya, Seriya duduk di sebuah ayunan sambil memperhatikan gelangnya yang sempat hilang.

"Mau kubelikan gelang yang lain?"

Seriya menoleh ke arah sumber suara, "Tidak usah. Gelang ini sudah menjadi favoritku."

Sanjaya perlahan mendekati Seriya. Ia mengambil gelang pemberiannya yang lepas dan berada di dalam genggamannya Seriya. Sanjaya pun memasangkannya kembali ke pergelangan tangan kirinya sang adik, "Senang mendengar kau sangat menyukai gelang ini. Aku harap kau tidak akan kehilangan gelang ini lagi."

Setelah mengatakan itu sanjaya kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Seriya.

"Darimana dia tahu gelang ini sempat hilang?"

Sesaat sebelum Ettan dan Findra akan memasuki ruang tunggu tamu saat itu Sanjaya yang tengah menuruni tangga melihat mereka berdua. Sanjaya memperhatikan gerak-gerik kedua pemuda itu, "Aku sudah tidak menyukai mereka."

Sanjaya kemudian menghentikan langkahnya di tempat terakhirnya melangkah. Ia pun mendapati Seriya melangkah menuju ke tempat pemuda tadi masuk.

Tepat setelah Seriya masuk ke dalam ruangan, Sanjaya pun melanjutkan langkahnya untuk menuruni tangga. Sanjaya mendekati pintu ruang tunggu dan kemudian bersandar di dinding sebelah kiri dekat pintu. Tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku celananya, sedangkan tangan kanannya memainkan pemantik api.

Sanjaya berdiri cukup lama di sana tanpa berpindah tempat. Mendengar obrolan orang-orang di dalam sana akan selesai. Sanjaya kemudian melangkah pergi dari tempatnya berdiam diri tadi.

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!