Haikal Sebastian Keano, tidak menyangka bahwa wanita yang telah melakukan cinta satu malam dengannya adalah calon istri kakaknya, Ghisell Carissa Adelardo. Karena yang mereka lakukan disaat mereka sedang sama-sama mabuk.
Padahal sang kaka, Rafael, begitu sangat mencintai Ghisell, dan Ghisell juga mencintai Rafael, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah.
Lalu bagaimana kisah mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Enam
Setelah selesai berteleponan dengan klien, Rafael kembali menemui Haikal dan Ghisell.
"Loh ko pada diam? Ngobrol dong!" Ucap Rafael saat memperhatikan Haikal dan Ghisell sama-sama diam.
"Ah kakak tau sendiri, aku paling grogi berduaan sama cewek." Haikal malah menimpali ucapan Rafael dengan sebuah candaan.
Rafael malah terkekeh, dia memandangi Ghisell yang sedikit menundukan kepala. "Sayang, kamu pasti banyak teman cewek kan?"
Ghisell mengerutkan dahinya, "Untuk apa kak?"
"Untuk dijadikan adik iparku," Rafael mengatakannya sambil menepuk-nepuk pundak Haikal.
"Gak usah, aku bisa cari sendiri. Pria tampan sepertiku gampang sekali mendapatkan cewek." Haikal mengatakanya dengan penuh percaya diri, dia ingin terlihat baik-baik saja dihadapan mereka berdua.
Rafael tertawa kecil "Beuhh! percaya diri sekali anda."
"Haruslah, makanya gak usah mikirin jodoh aku. Itu urusan gampang."
"Tapi tetap saja, aku sangat mengkhawatirkan adikku ini. Gimana sayang, punya teman cewek gak yang pantas buat Haikal?" Rafeal mengulangi perkataannya pada Ghisell.
Ghisell berpikir sejenak, "Aku gak punya kak, kan tau sendiri aku jarang bergaul."
"Bukannya kamu punya teman yang bernama Bella itu?" Rafeal ingin mengenalkan Haikal dengan Bella.
"Bella gak bakalan mau dijodoh - jodohkan."
Orang yang dibicarakan panjang umur. Ghisell mendapatkan pesan dari Bella.
[Sell, nanti ke apartemen aku ya. Bawa mobil kamu yang terkena goresan itu.]
Ghisell menghela nafas, dia membalas pesan dari Bella.
[Buat apa Bell? Aku belum ada waktu untuk mengurus mobil itu, lagian aku sekarang memakai mobil yang satu lagi]
Drrttt....Drrrttt...
Ponsel Ghisell bergetar kembali.
[Dia bilang mau bertangggung jawab, itu goresan di mobil kamu banyak dan parah lho, Sell. Ya udah nanti aku tunggu jam 3 sore.]
Ghisell pasrah saja, dia tau Bella melakukannya karena dia begitu sangat peduli padanya.
Drrrttt....Drrrttt....
Kini giliran ponsel Haikal yang bergetar. Dia mendapatkan pesan dari Raymond.
[Bro, tolongin gue sebentar aja. Nanti jam 3 sore lu ke apartemen gue.]
Haikal tidak langsung membalas pesan dari Raymond.
Haikal memperlihatkan beberapa contoh desain kartu undangan pernikahan kepada Rafael dan Ghisell.
"Mungkin aku awali dari kartu undangan dulu, aku sengaja mencari kualitas yang paling baik. Biar nanti aku urus sampai selesai."
Haikal memperhatikan Ghisell dan Rafael yang sibuk memilih desain mana yang akan mereka gunakan.
Jika tau calon iparnya adalah Ghisell, Haikal tidak akan pernah menawarkan diri untuk mengurus pernikahan mereka. Tapi mau bagimana lagi? Mau sesakit apapun dia harus berusaha tegar demi membantu sang kakak.
Rafael menujuk salah satu desain disana, "Nah ini kayaknya bagus ya sayang?"
"Emm... iya bagus sekali, Kak."
Rafael memutuskan untuk memakai kartu undangan yang bermotif warna kehitaman itu, "Nah mendingan yang ini aja, Kal."
"Beneran mau yang ini? Kamu yakin?" Tanya Haikal pada Ghisell.
"Iya, tentu saja."
"Biasanya wanita mau yang berwarna agak cerah!" Haikal menyuruh Ghisell untuk memilih lagi desain yang dia suka.
"Udah itu aja. Tadi Ghisell sudah menyetujuinya. Kakak gak bisa lama-lama. Tadi di telepon klien." Rafael mengatakannya sambil melirik terus jam tangannya.
"Oke, deal ya desainnya yang ini." Haikal menandai desain kartu undangan yang dipilih Rafael.
Ghisell tiba-tiba berdiri, dia terlihat sangat buru-buru, wajahnya memerah seperti menahan sesuatu, "Kak, sebentar ya. Aku ke belakang dulu." Setelah mengatakan itu, dia langsung pergi dengan setengah berlari.
Rafael menganggukan kepala, "Iya."
Dia kenapa? Tanya hati Haikal memperhatikan Ghisell yang jaraknya kian menjauh.
Rupanya Ghisell merasa mual, entah karena masuk angin atau makan terlalu banyak, sampai kepalanya terasa pening. "Aku salah makan apa ya? Kok tiba-tiba merasa mual begini?" Ghisell mengatakannya pada diri sendiri.
"Kok dia lama ya kak?" Tanya Haikal, dia mengkhawatirkan Ghisell.
"Biasa, wanita pasti gitu. Suka lama di kamar mandi."
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya...