NovelToon NovelToon
KEJEBAK CINTA

KEJEBAK CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Pernikahan rahasia / Mantan
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: Bunny0065

Sebagai murid pindahan, Qiara Natasha lupa bahwa mencari tahu tentang 'isu pacaran' diantara Sangga Evans dan Adara Lathesia yang beredar di lingkungan asrama nusa bangsa, akan mengantarkannya pada sebuah masalah besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunny0065, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lirik Rasa

Natasha bernafas tak karuan, kian tak menyadari sedang memeluk erat cowok asing penyebabnya hampir jatuh.

"G-gue selamat," cicit Natasha.

Sangga menarik mundur perlahan, membawa Natasha ke dekapan.

"Sorry. Gue iseng," bisik Sangga.

Natasha mencubit keras perut Sangga membuat korban cubitan meringis kesakitan.

"Enggak waras! Gue bisa masuk rumah sakit gara-gara ulah kejahilan Lo! Siap Lo biayain pengobatan gue seandainya beneran terjun bebas!" marah Natasha.

"Ya enggak," santai Sangga.

"Makanya jaga sikap!" galak Natasha menginjak punggung kaki Sangga, tambahkan mendorong dada di depannya agar menjauh.

Punggung Sangga menghantam keras tembok di belakangnya, matanya refleks terpejam menikmati rasa ngilu pada sendi-sendi tulang.

*

Kevin menunduk gusar di depan wali kelas, manggut-manggut mengiyakan kemarahan Bu Liza.

"Capek ngomong sama kamu, bandel. Sekarang ambil buku paketnya," titah Bu Liza.

"Siap, Bu."

Gibran cekikikan geli menyaksikan Kevin pergi memasang wajah kecut.

"Rasain," lirih Gibran.

Pintu di belakang punggungnya ditarik tutup, Kevin menghembus kasar membendung puncak kekesalan tidak terlampiaskan.

"Apa Bu Liza enggak salah nilai, anak segagah gue dikira nakal. Kalau perilaku gue terus-menerus dicap jelek mana bisa gue geser level Sangga ke nol besar. Selama ini, gue jatuh bangun demi dapatin gelar ketua kelas karena apa? Karena gue mau jadi juara kelas. Sangga, Sangga, dan Sangga! Semua mulut doyan banget sebut namanya," gerutu Kevin.

Remaja memakai almamater abu, menjambak rambut frustasi, kepala dan hatinya panas memikirkan keunggulan Sangga.

Kevin mengeraskan rahang, menurunkan kedua tangan ke sisi badan tatkala Sangga kembali dengan tangan kosong.

"Lo punya dendam kesumat apa sama gue hingga segini tega laporan ke Bu Liza," desis Kevin.

"Perasaan Lo aja ngerasa gue benci sama Lo," jawab Sangga.

Natasha mematung di tengah-tengah dua cowok sedang berselisih, memutar kepala bergantian menatap siswa yang berdiri di depan dan di belakangnya.

"Feeling gue banyak benarnya jawaban Lo pasti gitu-gitu aja, basi. Kenapa enggak terus-terang ungkap unek-unek di hati Lo kalau Lo iri ke gue?" tuduh Kevin.

Sangga menyembunyikan belah tangan ke saku celana, tersenyum malas meladeni pemimpin kelas.

Seolah membenarkan, Sangga membalas, "Gue bayar SPP bukan mentah-mentah mau jadi tangan kaki Lo, bersaing secara sehat enggak mengurangi kadar kecerdasan, Lo, kan?"

Mata Kevin memancarkan api kemarahan, argumen Sangga sempurna menghentikan perdebatan. Gagal menjatuhkan lawannya, Kevin melengos pergi.

"Ganteng-ganteng debat," gumam Natasha.

"Tipikal cowok idaman Lo minus tempramen?" tembak Sangga.

"Apa? Lo mau daftar jadi kandidat calon suami gue?" sahut Natasha.

"Enggak."

"Mana kelas gue?" tanya Natasha.

"Depan Lo." Sangga menggerakkan dagu.

Natasha hendak menggapai gagang pintu tetapi pergelangan tangannya dicekal Sangga.

Natasha menepis jemari Sangga, menatap kurang suka. "Lo cowok pertama nyebelin di kamus gue," ungkapnya sinis.

"Ngambek gara-gara gue nolak jadi calon suami, Lo? Baper," ledek Sangga.

"Lo ngatain gue baper? Enggak berkelas banget, lepas!" Natasha menghempas tangan, memutar handle pintu, melesak masuk ke ruangan.

Pasang mata penghuni kelas Xl A, terpaku memandang paras cantik teman baru mereka.

"Perkenalkan dirimu, Nak," kata Bu Liza.

"Hai, semuanya! Aku pindahan sekolah asal SMA Trimaran, Jakarta Selatan. Kalian bisa panggil aku, Natasha. Aku harap kita menjalin pertemanan dengan baik, cukup sekian dapat aku sampaikan, terimakasih atas waktu dan perhatiannya," tutur Natasha diakhiri sebaris senyum.

"Salam kenal Natasha!" sahut kesembilan murid campuran cowok-cewek.

Gibran mengambil gitar di sandaran tembok, mulai memetik senar.

...Pertemuanku denganmu jatuh cinta pandangan pertama ......

...Betapa senangnya hatiku melihatmu tersenyum selalu ... ...

...Ijinkan aku mengenalmu sedalam samudera......

Nyanyi Gibran dari hati paling terdalam matanya menatap kagum sosok indah di depan kelas.

"Cieee, gombalan maut ala penyanyi dadakan, mesranya menyentil hati!"

"Ceritanya Lo nembak, Gib? Mantap liriknya sesuai situasi!"

"Gimana tuh, hari pertama Natasha pindah sekolah ditembak Gibran, terima enggak?"

"Terima! Terima! Terima!"

Seruan heboh satu kelas memohon Natasha menerima Gibran.

Sangga diam-diam menguping di balik dinding luar, kepalanya menoleh ke kejauhan lorong, Kevin telah kembali.

"Ngapain Lo di luar, kena hukum Bu Liza?" terka Kevin begitu sejajar dengan teman belajar.

"Nunggu Lo," bohong Sangga lalu membawa alih setengah buku paket.

"Cih, sok nungguin gue. Nih, sekalian bawa semua!" titah Kevin.

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Bawa aja sendiri," tolak Sangga lantas mendorong pintu menggunakan kaki.

"Asem!" maki Kevin.

Natasha membuka mulut ingin memberi jawaban pada teman-temannya tetapi urung ketika Sangga nyelonong masuk disusul Kevin.

"Maaf Bu terlambat, Kevin nya ngaret di perpustakaan," ucap Sangga seraya membagikan buku kepada teman-teman.

"Bohong Bu, orang saya ambilnya sendiri! Dia enak-enakan nunggu di-"

"Depan perpustakaan," sela Sangga memotong cepat.

Dengusan Kevin keras mengudara membuat teman-temannya saling pandang, tidak mengerti penyebab mereka berdua susah akur.

Sangga mencuri pandang ke belakang, di mana Natasha cemberut.

"Natasha?" panggil Bu Liza.

Natasha menoleh. "Ada apa, Bu?"

"Cari tempat duduk. Kita mulai materi pembelajaran," kata Bu Liza.

Natasha menyapu seisi ruangan, menemukan kursi kosong paling sudut.

Tiap Natasha mematri langkah, Sangga mengawasi di mana berakhirnya henti.

"Hei, jodoh ketua! Itu bangku gue!" seru Kevin.

Memutar tubuh, Natasha menunjuk ransel tergeletak di atas meja. "Lo pemilik kursi kosong sebelah tas ini?"

"Yup."

Kevin menabrak bahu Sangga, melempar senyuman tipis memamerkan keakrabannya dengan Natasha.

"Dia jodoh gue," bisik Kevin, kemudian mendekati gadis di seberangnya.

Membuang muka mengetahui Natasha duduk di samping Kevin. Sangga beranjak ke bangku, memasang ekspresi datar.

1
Không quan tâm🧚‍
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Naruto Uzumaki
Bosen gak ada akhirnya!
Bunny Bear: Belum juga selesai, memang alur agak lambat sih
total 1 replies
minsook123
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!