Sebatas Ibu Susu Untuk Anakmu

Dokter Evan akhirnya sampai di kamar Lea, dengan gerakan agak cepat.

Pria tampan itu membuka pintu kamar itu.

Ya...

Karena ia yang memperkenalkan Cassandra sebagai istrinya maka ia juga di beri kuci cadangan oleh pemilik kos selain kunci kamar yang di berikan kepada Lea.

Setelah pintu di buka, segera pria berkulit putih dengan postur tubuh tinggi menjulang itu melangkah masuk ke dalam.

Dan tempat yang ia tuju pertama kali saat masuk adalah kamar Lea.

Liam menggeleng ketika ia melihat kamar itu di biarkan terbuka oleh pemiliknya.

" dasar ceroboh....

bagaimana bisa dia meninggalkan kamar ini dalam keadaan terbuka seperti ini "

oceh dokter muda itu pelan.

Kemudian ia segera masuk dan melangkah menuju almari pakaian yang sengaja ia beli untuk wanita itu. Di bukanya almari pakaian itu dan lagi lagi pemandangan di dalamnya membuat ia bernafas lega.

Pakaian pakaian yang ia belikan masih tertata rapi di sana.

Liam kemudian menutup kembali pintu almari itu dan melangkah ke luar kamar.

Menuju ke sofa dan membaringkan tubuhnya di sana.

Sejujurnya ia sangat lelah hari ini,

Sejak pagi ia terus ada jadwal operasi. Tapi rasa rindu ingin bertemu dan menatap wajah cantik Cassandra membuatnya melupakan lelahnya dan memutuskan datang kemari.

Liam mengambil ponselnya dan menekan galery.

Bibirnya menyunggingkan senyum kala ia melihat foto Cassandra yang ia ambil diam diam ketika wanita itu berada dalam perawatannya yang terakhir.

Namun senyum itu segera punah ketika ia teringat ia tak memiliki nomor wanita itu.

" ckk....

bodohnya aku, bagaimana aku bisa lupa meminta nomornya..." decak kesal pria itu.

🍀🍀🍀

Beberapa hari telah berlalu sejak tragedi mengerikan di jalan raya di depan Plaza and Mall Sardo.

Saat ini.

Seorang pria yang memiliki paras wajah yang amat sangat tampan bak dewa Yunani namun terlihat begitu dingin dan datar dengan tatapan matanya yang begitu tajam namun jelas menyiratkan sebuah kedukaan.

Keningnya masih di ikat dengan kain kassa pembungkus luka yang terlihat melingkari kepalanya.

Pria itu berdiri mematung di depan sebuah ruangan yang berdinding full kaca.

Tatapan pria itu menatap tak berkedip ke arah sebuah inkubator di mana seorang bayi laki laki yang nampak kecil dan masih memerah terbaring di dalamnya dengan beberapa peralatan medis yang menempel padanya.

Hati pria itu terasa perih tiada terkira menyaksikan putra kecilnya yang belum seharusnya lahir ke dunia terpaksa harus di lahirkan.

Apalagi bayi sekecil itu yang sudah harus akrab dengan peralatan medis yang mematikan seperti itu.

Tragedi beberapa hari yang lalu telah merenggut nyawa sang istri dan membuat sang putra terpaksa harus di lahirkan karena sang mama yang telah mengandungnya telah tiada lebih dulu.

Pria itu adala Ryuga Sean Carter,

Putra pertama sekaligus pewaris utama keluarga Carter karena ia yang merupakan putra satu satunya tuan besar Heaven Carter dengan mendiang istri pertamanya yang telah tiada kala Ryuga masih berusia 5 tahun.

Selanjutnya,

lima tahun setelah kematian sang istri yakni nyonya Berliana Tjahya Kumala Kim karena sakit.

Tuan Heaven menikah kembali dengan salah seorang guru di sekolah Ryu dulu yang bernama Martha Hasty Wiraharja.

Seorang guru yang juga putri tunggal seorang pengusaha mebel yang cukup terkenal di kota tempat tinggal keluarga Ryu saat ini.

Martha sangat mencintai dan menyayangi Ryu seperti anak kandungnya sendiri sehingga ia lebih memilih menunda kehamilannya demi bisa memberikan kasih sayang penuh kepada Ryu.

Selanjutnya dari pernikahan keduanya, tuan Heaven di karuniai dua orang anak perempuan.

Itulah sebabnya kenapa Ryu di sebut sebut sebagai pewaris utama kekayaan keluarga Carter.

Ryuga adalah sosok pria dingin berwajah datar, selain ia yang adalah penerus kelurga Carter yang memiliki berbagai macam bisnis dan usaha.

Ryuga juga seorang presiden direktur sekaligus pemilik sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan besi dan bahan bahan dalam pembuatan kapal tongkang dan kapal kapal besar lainnya.

Kekayaan pria itu jelas tak bernilai, karena selain pewaris keluarga Carter dan seorang presiden direktur di perusahaannya sendiri.

Ia juga cucu satu satunya dari pihak keluarga sang mama yang juga seorang pengusaha terkenal yang bergerak dalam bidang ritel.

Ryuga menikah dengan kekasih hatinya sekaligus cinta pertamanya yang bernama Shelia Lilyana Hanung Sudibyo yang memiliki jarak tiga tahun lebih muda darinya.

Keduanya pertama kali di pertemukan oleh keluarga masing masing saat Ryu masih duduk di bangku SMA dan Shelia yang masih duduk di bangku SMP.

Shelia adalah putri bungsu keluarga Sudibyo, jika Ryu memiliki darah keturunan Jepang dari mendiang sang ibu dan berdarah barat dari sang ayah.

Maka Shelia memiliki darah keturunan Tionghoa. Ibunda Shelia adalah seorang Tionghoa dan sang papa seorang pribumi.

Shelia adalah sosok wanita yang sangat lembut dan manja terutama kepada sang suami dan kedua orang tuanya dan kakak kakaknya.

Meski Ryu selalu berwajah datar dan dingin, namun hal itu tak membuat Selia berhenti bersikap manja padanya.

Wanita itu selalu manja dan selalu bergelayut pada sang suami saat sang suami berada di rumah,

meski sang suami tak jarang hanya memasang wajah datar dan dingin saat menanggapinya.

Namun percayalah....

Di balik wajah dingin dan datar seorang Ryuga Sean Carter,

Shelia tahu,

Pria itu sangat mencintai sang istri.

Itulah sebabnya, meski sikap Ryu terkesan dingin dan acuh ia tetap tak bosan bersikap manja kepada pria itu.

Sementara bagi Ryu,

hanya Shelia satu satunya wanita yang sangat ia cintai karena Shelia yang selalu paham dan mengerti akan dirinya.

Wanita itu juga setia menunggunya kala ia menuntut ilmu di Jerman selama lima tahun.

Namun kini wanita itu justru tiada karenanya.

Shelia meninggal setelah menjalani perawatan selama tiga hari paskah kecelakaan mobil yang ia kendarai sendiri.

Niat hati menyetir sendiri agar sang istri dan calon anaknya lebih aman.

Justru kecelakaan menimpanya hingga membuat ia kehilangan istri yang sangat di cintainya itu.

" presdir....

acara pemakaman nona muda sudah siap, semua keluarga menunggu kehadiran presdir "

Seorang pria berjaz hitam nampak berkata sopan sambil menundukkan kepala kepada Ryu.

Ryu memejamkan matanya sejenak demi mendengar ucapan pria di sisinya.

Acara pemakaman sudah siap...

Itu artinya....

Ryu merasakan dadanya terasa sesak dan seketika dunianya seolah terhempas begitu saja meninggalkannya.

Perlahan pria berusia 30 tahun itu mengulurkan tangannya ke arah dinding kaca di hadapannya.

" dady pergi dulu sayang....

segera setelah pemakaman mommy selesai, dady akan kembali.

jangan takut...." bisik pria itu pelan,

Tangannya bergerak mengusap kaca seolah ia sedang mengusap lembut sang putra.

Beberapa saat kemudian,

Ryu nampak mengusap titik bening di sudut matanya dengan jempol tangan kirinya sebelum akhirnya ia memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan tempat itu.

Empat orang berbadan tegap dan berpakaian serba hitam berdiri tegak di depan kaca dan pintu masuk ruangan itu.

" jaga tempat ini " kata Ryu

" baik presdir..."

Setelahnya pria itu nampak melangkah tegap dan lebar meinggalkan ruang perawatan sang putra dan mulai menyusuri koridor.

Namun percayalah,

di balik langkah tegap dan lebar itu ada sebongkah hati yang hancur dan jiwa yang rapuh.

Sampai di sebuah ruangan yang juga memiliki dinding kaca,

Langkah Ryu terhenti. Kepalanya menoleh dan menatap ke arah seseorang yang juga terbaring tak berdaya di dalam sana.

Peralatan medis juga nampak menempel padanya.

" bagaimana keadaanya ?! " tanyanya pada seorang dokter yang tiba tiba telah berada di sisinya.

" dia belum sadarkan diri presdir "

" hemm....." jawab Ryu kemudian sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan langkah kakinya dan meninggalkan tempat itu berikut dokter itu begitu saja.

Beberapa orang berjaz hitam juga turut mengikuti langkahnya.

Sampai di luar gedung rumah sakit itu, deretan mobil mewah berwarna hitam telah berada di sana.

" Abiaksa...." panggil Ryu ketika ia telah berada di sisi mobil.

Segera seseorang yang namanya di panggil itu mendekat.

" saya presdir..."

" tetap awasi dia dan segera kabarkan padaku jika dia sudah sadar "

" baik presdir "

Setelahnya Ryu nampak masuk ke dalam mobil dan mobil itu segera bergerak maju dan mulai meninggalkan area pelataran rumah sakit itu.