[Sekuel dari Novel "Love Me Please, Hubby"]
Almahyra Tsalsania, seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang terjebak cinta dengan pria yang usianya terpaut jauh darinya. Dia mencintai pria itu selama lima tahun, namun sayangnya cintanya tak berbalas. Pria itu terlalu mencintai kakaknya untuk bisa melihat keberadaannya.
Daniel Vieri Nathaniel, pria matang berusia 32 tahun. Dia adalah pewaris kedua dari Grup H, menjabat sebagai wakil direktur utama. Selama lima tahun hidupnya dihabiskan untuk mengejar cinta yang sia-sia. Dia tidak tahu ada cinta tulus yang menunggunya.
Karena jebakan orangtuanya, Daniel harus berakhir menikahi Alma, adik dari wanita yang dicintainya.
Mampukah Daniel menerima cinta Alma?
Mampukah Alma membuat Daniel mencintainya?
Bagaimana kisah cinta mereka? Baca terus kelanjutan kisah mereka dalam novel DANIEL & ALMA.
#StoryOfDaniel&Alma
#CintaDalamDiam
#Diusahakan untuk update tiap hari ^^
~ErKa~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 23 - Sekretaris Pribadi
Pagi itu merupakan pagi pertama
Daniel pergi ke perusahaan selepas dia pulang dari rumah sakit. Alma dengan
rajin menyiapkan sarapan untuknya.
"Setelah ini langsung ke
kampus ya Al. Minta antar Pak Tohir."
"Iya Kak."
"Ya sudah, Aku berangkat
dulu. Baik-baik di kampus, jangan bikin masalah."
"Iya Kak."
Daniel tersenyum simpul melihat
Alma penurut seperti itu. Dia pergi ke kantor dengan hati yang ringan.
"Kenapa pagi-pagi sudah
senyum-senyum begitu Bos? Apa terjadi hal-hal yang di inginkan?"
"Jangan merusak
moodku."
"Menikah sepertinya sangat
cocok untukmu Bos. Moodmu semakin hari semakin baik."
"Baik apa. Dia selalu
membuatku repot. Dia tidak mau menuruti kata-kataku."
"Nyonya kecil bukannya
tidak mau menuruti kata-katamu Bos. Dia hanya memilah hal yang lebih penting.
Dan Anda menjadi prioritas utamanya yang paling penting."
"Bicara apa Kamu. Dia Ku
anggap sebagai adik sendiri. Dia pasti juga menganggapku seperti itu."
"Itu menurutmu Bos."
"Setir yang benar. Jangan
bicara terus." Daniel memelototi Tito yang masih saja menggodanya.
Setengah jam kemudian mereka
tiba di perusahaan. Meninggalkan pekerjaan selama seminggu membuat pekerjaan
Daniel menumpuk. Banyak dokumen yang harus di baca dan di pelajari. Banyak
berkas yang butuh di tanda tangani. Tanpa sadar waktu berlalu dengan cepat.
Daniel masih asyik mempelajari dokumen-dokumen ketika pintu ruangannya di ketuk
seseorang.
Tok...Tok...
"Masuk."
"Bos, Chairman mengirim
seseorang untuk Anda" Tito masuk.
"Maksudmu?"
"Chairman mengirim
seseorang. Dia akan bertugas sebagai sekretaris pribadi Anda."
"Aku tidak butuh. Suruh dia
pulang. Atau pekerjakan dia di posisi yang lain."
"Tapi Chairman dan Nyonya
Besar memaksa. Beliau akan sangat marah bila Anda menolak kebaikan mereka. Ini
hanya bentuk kecil dari perhatian beliau terhadap Anda Bos. Tolong terima
kebaikan mereka."
"Tapi Aku benar-benar tidak
butuh. Sudah ada Kamu, Aku tidak butuh sekretaris yang lain." Daniel
bersikeras.
"Bos, Anda akan mematahkan
hati Nyonya besar. Tolong pikirkan perasaan Nyonya..."
"Hah, kenapa orang tua itu
selalu ingin mencampuri urusanku." Daniel menghela napas kesal. "Ya
sudah, suruh dia masuk."
Tito tersenyum lebar. Dengan
bersemangat dia berkata. "Masuklah, dan perkenalkan dirimu."
Seorang wanita bertubuh kecil
memasuki ruangan. Wanita itu memakai blazer berwarna coklat, celana hitam dan
sepatu vantofel berhak tinggi. Rambutnya di cepol rapi. Daniel menatap
wajahnya. Betapa terkejutnya dia melihat Alma berada di hadapannya!!
"Al!! Kenapa Kamu di sini?
Bukankah Aku menyuruhmu untuk kuliah?"
"Perkenalkan Pak. Nama Saya
Almahyra Tsalsania. Umur 20 tahun. Belum ada pengalaman kerja. Saya karyawan
magang yang bertugas untuk menjadi sekretaris pribadi Bapak." Alma
memperkenalkan diri dan membungkukkan tubuh sebagai bentuk hormat.
"Al!" Daniel berdiri.
Dia berjalan ke arah Alma. Tito takut Daniel akan mengkonfrontasi Alma, maka
dari itu dia menghadang Daniel.
"Ini sudah menjadi
keputusan Chairman dan Nyonya Besar. Anda tidak berhak untuk menolaknya Bos.
Biarkan dia menjadi sekretaris Anda. Dia akan menjaga..."
"Tugasnya adalah kuliah!
Bukan menjadi sekretarisku! Al, pulang." Daniel memegang pergelangan
tangan Alma. Menyuruhnya untuk pulang.
"Saya di pekerjaaan oleh
Nyonya Kate. Saya tidak akan pulang tanpa ada perintah dari beliau." Alma
tidak bergeming dan tetap keras kepala.
Daniel menjadi kesal sendiri.
Baru tadi pagi dia senang karena Alma menjadi penurut. Tapi siang ini si istri
kecilnya membuat masalah lagi.
"Al, Aku berjanji pada Ibu
untuk membuatmu kuliah. Jangan membuat posisiku sulit."
"Bos, sepertinya Saya
kurang memberikan penjelasan. Nona ini datang ke kantor Kita untuk magang. Dia
mengajukan diri untuk menjadi karyawan magang melalui Nyonya Besar. Ini surat
pengantar magang dari kampusnya. Jadi magang di kantor Kita termasuk dalam salah
satu mata kuliahnya." Tito menyodorkan sehelai kertas pada Daniel yang
langsung membaca kertas itu dengan cermat.
Perasaan kesal sekaligus gemas
memenuhi dadanya. Dia tahu Alma dan ibunya sudah bersekongkol. Dengan kekuasaan
keluarganya, mengeluarkan surat pengantar magang seperti ini bukan suatu hal
yang sulit. Tapi Daniel tidak mau kalah, dia tidak mau percaya begitu saja.
"Berikan Aku
ponselmu." Daniel menjulurkan tangan, meminta ponsel Alma. Dengan patuh
Alma menyerahkan ponselnya. Daniel membuka website universitas tempat Alma
kuliah.
"Berapa nomor
indukmu?"
"20200009402."
Daniel mengetik nomor induk
mahasiswa Alma. Di situ terdapat daftar mata kuliah yang Alma tempuh selama
satu semester. Daniel mencari-cari matkul magang. Dan benar saja, matkul itu
benar-benar ada. Dan bobotnya 4 SKS (sistem kredit semester). Lumayan juga
untuk penambahan nilai IPK.
Meskipun merasa kesal karena dia
masuk dalam permainan Alma dan ibunya, mau tidak mau Daniel harus menerima Alma
sebagai karyawan magang. Karena hal ini berhubungan dengan kuliah Alma.
"Tunjukkan mejanya."
Daniel memerintah.
"Baik Bos." Tito
dengan semangat membawa Alma ke meja sekretaris. Di sana terdapat sekretaris
lain.
"Nona Alma, dia adalah Nona
Grace. Dia adalah senior yang akan membimbingmu melakukan pekerjaan sekretaris.
Nona Grace, dia adalah Nona Alma. Mulai saat ini dia akan bertugas sebagai
sekretaris pribadi wakil dirut. Tolong ajarkan dia sesuai dengan
jobdescnya."
"Baik Pak." Alma dan
Grace bersalaman. Mungkin hanya perasaan Alma, tapi tatapan Grace tampak sangat
dingin dan tidak bersahabat.
"Kalau begitu, Saya pamit
dulu." Dan asisten Tito berlalu dari hadapan mereka.
Selepas Tito pergi, Grace
menatap Alma dengan tatapan menilai. Dia melihat Alma dari ujung kaki sampai
ujung kepala. Tatapannya sangat sinis.
"Pasti back-up mu orang
penting ya. Manager bagian apa? Dari divisi mana? Hebat sekali! Bisa membuatmu
menjadi sekretaris pribadi wakil dirut!"
"Saya di sini untuk
bekerja. Kalau Kakak tidak mau mengajari, Saya akan belajar sendiri." Alma
duduk di kursi yang di peruntukkan untuknya. Grace merasa geram dengan sikap
Alma. Dia mendekati Alma dan menjambak rambut cepolnya.
"Auuww!" Alma
mengaduh.
"Kurang ajar sekali Kamu!
Anak ingusan sudah bersikap tidak sopan! Kamu harus tahu posisimu!"
"Aduuh, lepasin. Kak,
lepasin!!" Alma memegang tangan Grace dengan kuat dan memelintirnya.
"Auuww!! Auuwww!!"
Gantian Grace yang mengaduh kesakitan. "Lepasin br*ngsek!! P*rek!
L*nte!" Kata-kata kotor menyebur dari mulut Grace.
"Kakak harus janji tidak
akan bersikap tidak sopan lagi."
"Auuww!! Sakit!! Dasar
br*ngsek!! Oke-oke, Aku janji. Lepasin Aku." Grace mengaku kalah. Alma
melepaskan cekalan tangannya. Dia kembali duduk di kursinya. Grace menatapnya
dengan geram.
"Siapa Kamu?! Siapa back-up
mu?! Berani sekali Kamu memperlakukan seniormu seperti itu!"
"Saya bukan siapa-siapa.
Saya hanya anak magang. Saya akan memperlakukan Kakak sesuai dengan perlakuan
Kakak terhadap Saya." Alma berkata santai. Grace menjadi geram sendiri.
Tapi karena tidak bisa berbuat
apa-apa, akhirnya Grace membalaskan dendamnya dengan memberikan Alma setumpuk
pekerjaan.
"Pelajari semuanya dengan
cepat! Pak Daniel tidak suka dengan orang bodoh." Grace meletakkan
setumpuk buku berisi struktur perusahaan dan bagian-bagiannya. Ratusan relasi
yang harus di hafalkan, perlakuan terhadap setiap relasi, acara tahunan, ulang
tahun perusahaan dan lain-lain. Alma membaca semua peraturan itu dengan kepala
pusing.
Dia masuk ke perusahaan Daniel
bukan untuk menjadi sekretaris
perusahaan secara nyata, namun menjadi sekretaris pribadi Daniel. Kalau seperti
ini, sama saja bohong. Dia tidak bisa mengawasi Daniel secara ketat. Mengawasi
pola makan dan perilakunya. Lalu apa fungsinya dia berada di sini? Alma
menghela napas kesal.
***
Happy Reading ^^