NovelToon NovelToon
Mencari Kebahagiaan

Mencari Kebahagiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Trauma masa lalu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Aira, seorang wanita yang lembut namun kuat, mulai merasakan kelelahan emosional dalam hubungannya dengan Delon. Hubungan yang dulu penuh harapan kini berubah menjadi toxic, penuh pertengkaran dan manipulasi. Merasa terjebak dalam lingkaran yang menyakitkan, Aira akhirnya memutuskan untuk keluar dari lingkungan percintaan yang menghancurkannya. Dalam perjalanannya mencari kebahagiaan, Aira belajar mengenal dirinya sendiri, menyembuhkan luka, dan menemukan bahwa cinta sejati bermula dari mencintai diri sendiri.
Disaat menyembuhkan luka, ia tidak sengaja mengenal Abraham.
Apakah Aira akan mencari kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapan rumah baru

Setelah percakapan dengan mama Abraham, rencana untuk membeli rumah baru pun semakin serius.

Abraham tak ingin menunda keinginan mama untuk membelikan rumah besar demi kenyamanan Aira dan bayi mereka yang akan datang.

Semua proses mulai berjalan, dan rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka mulai dipilih.

Abraham menghubungi Aira di apartemen, memberitahukan kabar baik yang akan segera mereka hadapi.

"Sayang, aku sudah menemui beberapa agen properti. Rumah yang besar itu memang sangat nyaman. Mama juga sudah mulai merancang konsep rumah yang cocok buat kita," kata Abraham, terdengar semangat.

Aira yang sedang duduk di ruang tamu apartemen merasa terkejut namun juga senang.

"Kamu yakin kita siap pindah, Mas? Ini semua terasa cepat sekali."

Abraham tertawa ringan, "Aku yakin, sayang. Lagipula kita perlu mempersiapkan banyak hal untuk kedatangan bayi kita. Semakin cepat, semakin baik. Jangan khawatir, aku akan pastikan semuanya berjalan lancar. Aku hanya ingin kita berdua merasa nyaman."

Aira menghela napas lega, meskipun masih ada sedikit kekhawatiran.

"Terima kasih, Mas. Aku tahu kamu selalu memikirkan yang terbaik untuk kita."

Setelah percakapan itu, Aira merasa lebih tenang. Ia tahu bahwa bersama Abraham, segala sesuatunya akan baik-baik saja.

Mereka akan segera pindah ke rumah baru yang lebih besar, dan mereka akan memulai kehidupan baru sebagai sebuah keluarga yang lebih besar pula.

Malam harinya, Abraham kembali pulang setelah seharian bekerja. Ia menemukan Aira duduk di sofa, memegang secangkir teh hangat.

"Mas, aku pikir-pikir, kita benar-benar harus mulai memikirkan kamar bayi juga. Aku ingin semuanya siap," kata Aira dengan mata berbinar, sudah membayangkan rumah baru yang akan mereka huni.

Abraham mendekati Aira, duduk di sampingnya, dan meletakkan tangannya di perut Aira.

"Tentu, sayang. Kita akan membuat semuanya sempurna. Kamar bayi akan menjadi yang pertama kita siapkan."

Aira tersenyum, merasa terharu dengan perhatian Abraham yang tak pernah berhenti.

"Aku sudah tidak sabar untuk melihat rumah baru kita, Mas. Terima kasih karena selalu mendukung aku."

Abraham meraih tangan Aira, menggenggamnya erat.

"Aku akan selalu mendukungmu, Aira. Kita akan melewati segala hal bersama, untuk kebahagiaan kita bertiga."

Setelah beberapa minggu yang penuh persiapan dan kegembiraan, mereka akhirnya menemukan rumah yang sempurna untuk mereka.

Rumah itu besar, nyaman, dan memiliki banyak ruang untuk masa depan mereka.

Kamar bayi yang mereka rencanakan sudah siap, dengan warna pastel yang lembut dan perlengkapan bayi yang baru saja dibeli oleh Abraham.

Di hari yang cerah, mereka pun memutuskan untuk mulai pindah.

Aira merasa senang melihat rumah baru mereka yang begitu luas dan penuh harapan.

Begitu memasuki rumah, Abraham memeluk Aira, merasakan kebahagiaan yang teramat besar.

"Aira, ini adalah rumah kita. Tempat kita akan membesarkan anak kita, tempat kita akan terus saling mendukung dan mencintai," kata Abraham penuh haru.

Aira memeluk suaminya, merasakan kebahagiaan yang mendalam.

"Terima kasih, Mas. Aku merasa begitu diberkahi punya kamu di sisiku."

Abraham tersenyum, menggenggam tangan Aira lebih erat.

"Aku berjanji, kita akan melewati semua ini bersama-sama. Ini baru permulaan, sayang."

Mereka pun memulai babak baru dalam hidup mereka, dengan rumah baru, kebahagiaan baru, dan impian yang semakin besar.

Kini, keluarga kecil mereka semakin siap untuk menyambut kehadiran bayi mereka, dan Aira serta Abraham tahu bahwa mereka siap menghadapi segala hal yang akan datang dengan penuh cinta dan kebersamaan.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Aira kini memasuki minggu kesepuluh kehamilannya.

Perutnya yang mulai membesar memberi tanda bahwa mereka akan segera menyambut kehadiran buah hati mereka.

Setiap pagi, Aira merasakan perubahannya, meskipun kadang mual dan kelelahan datang, ia tetap merasa bahagia. Abraham terus mendampinginya, memastikan bahwa ia mendapatkan perawatan dan perhatian terbaik.

Aira berdiri di depan cermin kamar tidur mereka. Ia menyentuh perutnya dengan lembut, merenung.

"Mas, bayi kita semakin besar, ya," ucapnya dengan suara lembut. Abraham yang baru keluar dari kamar mandi menghampirinya dan tersenyum, memeluk Aira dari belakang.

"Ya, sayang. Kita akan segera pindah ke rumah baru. Tempat yang lebih besar, lebih nyaman untuk kamu dan bayi kita," jawab Abraham, menggenggam tangan Aira.

Aira tersenyum dan menoleh ke arah suaminya, melihat kepedulian dan perhatian yang tak pernah berhenti dari Abraham.

"Aku merasa sangat diberkahi, Mas. Terima kasih sudah selalu ada untukku."

Abraham mengelus perut Aira dengan lembut. "Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan bayi kita. Kita mulai hidup baru, Aira. Rumah baru, keluarga baru, semuanya akan indah."

Setelah berbincang-bincang sejenak, mereka memutuskan untuk mulai mempersiapkan diri untuk pindah rumah.

Rumah baru yang mereka pilih sudah siap, dan hari itu juga mereka akan mulai mengemas barang-barang mereka.

Aira merasakan semangat baru setelah segala perencanaan yang matang.

Sesampainya di rumah baru, Aira takjub melihat ruangannya yang luas dan terang.

"Ini luar biasa, Mas. Aku merasa seperti sedang berada di dunia yang berbeda," kata Aira, mengamati sekeliling rumah.

Abraham tersenyum, bangga dengan pilihan mereka.

"Aku ingin kamu merasa nyaman di sini. Semua ini untuk kamu dan bayi kita."

Mereka berdua pun mulai merapikan rumah dan menyiapkan segala sesuatu.

Aira memikirkan kamar bayi yang akan mereka buat. Kamar yang nyaman dan penuh dengan cinta, tempat untuk si kecil tumbuh dan berkembang.

Aira mengamati perutnya yang sudah sedikit membesar.

"Aku merasa sedikit lelah, Mas. Bisa istirahat sejenak?" tanyanya, meminta izin pada Abraham.

"Jangan khawatir, sayang. Aku akan membantu kamu. Kamu hanya perlu istirahat," jawab Abraham dengan lembut, lalu membawa Aira ke ruang tamu dan mempersiapkan tempat yang nyaman untuknya beristirahat.

Selama beberapa hari, mereka sibuk dengan proses pindah rumah.

Aira merasa agak kelelahan, tetapi semangatnya tak pernah padam.

Ia tahu bahwa ini adalah babak baru dalam hidup mereka.

Setelah beberapa hari bekerja keras, rumah mereka akhirnya siap. Mereka berdua merasa bahagia, tak hanya karena rumah baru yang lebih luas dan indah, tetapi juga karena kedatangan anggota baru yang tak lama lagi akan mereka sambut.

Abraham selalu memastikan Aira merasa nyaman dan tenang, meski Aira sering kali merasa mual dan sedikit cemas karena kehamilannya.

Namun, Abraham selalu ada di sisinya, memberikan dukungan dan cinta tanpa batas.

Pada suatu sore yang cerah, saat rumah baru mereka hampir selesai diatur, Abraham duduk di sebelah Aira di sofa dan memegang tangannya erat.

"Aira, kita sudah sampai pada titik ini, rumah baru, dan bayi kita yang akan datang. Aku ingin kamu tahu, tidak ada yang lebih penting bagiku selain kamu dan anak kita."

Aira menatap suaminya dengan penuh cinta. "Aku tahu, Mas. Aku sangat berterima kasih. Kehidupan kita yang baru dimulai, dan aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan datang."

Abraham tersenyum dan menatap perut Aira yang membesar.

"Aku akan selalu ada untuk kamu, Aira. Untuk sekarang, kita hanya perlu menikmati setiap detik bersama. Ini baru permulaan dari segalanya."

Mereka berdua berpelukan dengan penuh kebahagiaan.

Kehamilan Aira yang sudah menginjak sepuluh minggu, rumah baru mereka, dan cinta yang mereka miliki adalah segalanya.

Mereka tahu bahwa masa depan mereka penuh harapan dan kebahagiaan, yang akan mereka jalani bersama, sebagai keluarga yang penuh cinta.

1
Asmara Senja
Kereeeennnn
my name is pho: Terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!