NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meet Up

"Ya, halo?"

Nuansa melompat dari kasur. Setelah menghabiskan beberapa detik menunggu dalam gelisah, teleponnya dijawab juga oleh Angger. Jantungnya berhenti berdetak selama sepersekian detik, kemudian kembali bekerja memompa darah dengan irama lebih cepat.

"Ini gue," mulainya. Suaranya serak, sesuatu terasa mengganjal saluran napasnya, membuatnya berdeham beberapa kali.

"Ya ... Ada apa?"

Nuansa menggigit bibir bawah bagian dalam. Pertanyaan yang hendak ditujukan kepada Angger hanya satu, dan itu sudah dia susun di kepalanya bahkan sebelum dirinya meminta kepada Amy untuk mencarikan kontak pria itu. Tetapi kini saat waktunya tiba, Nuansa merasakan lidahnya justru kelu. Rangkaian kata yang sudah dipersiapkannya seakan berserak, berhamburan ke sembarang arah sampai sulit untuknya mengumpulkan mereka kembali.

"Halo? Nuansa? Lo masih di sana?"

"Gue...." Hanya satu kata itu yang berhasil keluar, sisanya menggantung di ujung lidah. Nuansa memilin ujung kausnya. Otaknya dipaksa kembali fokus, diintruksikan untuk bekerja dengan baik.

"Sorry tapi gue lagi agak sibuk sekarang, jadi kalau nggak ada yang terlalu penting buat ditanya, gue akan tutup teleponnya."

"No!" Dia berseru panik. Tidak, tidak. Jangan mengacaukan lebih banyak hal, Nuansa, batinnya. Saliva berkumpul di rongga mulutnya, ditelan susah payah, rasanya seperti membeku disihir suhu rendah air conditioner dalam kamarnya. "Ada yang mau gue omongin."

"Urgent?"

"Ya."

Senyap beberapa saat. Sekadar suara napas Angger pun tidak terdengar, apalagi desis pendingin ruangan atau suara-suara latar lainnya. Terlalu sunyi. Nuansa jadi tidak bisa menebak di mana Angger sedang berada saat ini, dan apakah pria itu sendirian atau ada orang lain di sekitarnya.

Mendadak jadi ada lebih banyak hal yang Nuansa khawatirkan. Jika bertanya melalui sambungan telepon ini dan ternyata Angger tidak sedang sendiri, bagaimana jika pria itu menyalakan loud speaker agar seseorang di dekatnya bisa ikut menguping?

Lebih parah, bagaimana jika Angger mereka percakapan mereka, menimbun senjata yang bisa digunakan kapan saja? Semua kekhawatiran itu berputar silih berganti di kepala Nuansa, alirannya cepat, sulit dikendalikan.

"Sky Cafe," kata Angger setelah menyudahi keheningan.

Dahi Nuansa mengerut bingung. "Apa?" tanyanya polos. Niatnya hanya ingin mengatakan itu di kepala, dan menunggu Angger menjelaskan dengan sendirinya. Tapi ternyata suaranya tetap keluar walaupun kedengaran kecil.

"Ke Sky Cafe, kita ngobrol di sana."

Mengobrolkan soal sepenting ini di luar, apalagi di tempat terbuka yang rentan didengar orang asing? Apakah itu adalah pilihan yang cukup bijak, daripada mengobrolkannya di telepon dengan segala risikonya?

"Nuansa? Serius, gue agak sibuk sekarang. Kalau lo mau, kita ketemu. Kalau enggak--"

"Oke," sahut Nuansa cepat. Baiklah, tidak apa-apa. Mari ambil langkah ini. Lebih cepat lebih baik. Dia tidak bisa membiarkan kegelisahannya semakin memburuk. Sudah lama sejak dirinya tidak melakukan sesi konseling dengan Psikolog, jangan sampai harus memulai lagi hanya karena kecerobohannya sendiri. "Gue ke sana sekarang. Kita ngobrol di sana."

...✨✨✨✨✨...

Pikiran Nuansa terlalu kusut sampai membuatnya tidak punya waktu untuk membenahi penampilan. Menyetir mobilnya sendiri, dia mendatangi lokasi yang Angger sebutkan dengan pakaian sekenanya. Kaus putih polos longgar melekat di tubuh bagian atas, berteman dengan celana jeans sepaha warna navy dan sandal Crocs warna hitam. Rambutnya dicepol asal. Wajahnya tidak dipulas make up, hanya dibasuh air dingin supaya kesannya tidak lusuh-lusuh amat.

Begitu mobilnya terparkir, Nuansa bergegas turun dan melenggang masuk ke dalam kafe pilihan Angger. Di luar dugaan, kafe itu ternyata tampak lengang. Padahal Nuansa sudah menyiapkan mental, kalau-kalau obrolannya dengan Angger tidak berlangsung mulus dan terjadi ketegangan.

Dia sudah siap menerima tatapan skeptis dari pengunjung kafe yang lain, sudah siap dihujani sorot mata menghakimi sepeda halnya pada selebriti yang tidak pernah luput dari pantauan paparazi. Melihat kondisi kafe yang lengang, Nuansa sedikit lega. Sekarang dia hanya perlu memupuk keberanian dan melangkah masuk.

Dirinya tidak disambut pelayan atau satpam atau petugas apa pun ketika tiba di pintu masuk. Namun, setelah dirinya mendorong pintu dan mulai melangkah ke dalam, seorang pelayan perempuan datang dari sisi kiri, langsung membungkuk hormat pada dirinya, lalu menuntunnya ke arah yang benar.

Posisi meja yang Angger pilih berada di pojok, terhalang patahan tembok. Dari pintu masuk tadi, Nuansa tidak bisa melihatnya. Sang pelayan mengantarnya sampai ke meja di mana Angger sudah lebih dulu duduk dengan segelas Americano di atas meja. Embun dari bongkahan es yang mencair, tampak memenuhi badan gelas yang sudah setengah kosong itu.

"Oh, silakan duduk," kata Angger mempersilakan, menunjuk kursi di seberangnya untuk Nuansa tempati.

Nuansa tidak mengatakan apa pun, hanya langsung duduk setelah kursinya dibantu tarikkan oleh pelayan perempuan tadi sebelum ia pamit pergi. Kepala Nuansa bergerak mengikuti sang pelayan, memastikan eksistensinya menjauh dalam jarak yang sempurna sebelum dirinya mulai berbicara.

Suara balok-balok kecil es batu yang menabrak dinding gelas, membuat Nuansa menarik pandangan. Angger menenggak Americanonya dengan semangat. Aliran espreso bercampur air mengalir melewati tenggorokannya, lancar tanpa hambatan. Untuk beberapa detik pada momen itu, Nuansa sempat salah fokus pada gerakan naik turun jakun Angger ketika menelan. Sampai akhirnya pria di depannya itu meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dan menatapnya dalam.

"Apa yang mau lo omongin tadi?" tanyanya.

Nuansa mengitarkan pandangannya sekali lagi. Seluruh kafe ini dalam keadaan kosong. Entah kebetulan, atau Angger memang sengaja mengosongkannya agar mereka bisa berbicara empat mata di sini.

"By the way, muka lo pucet. Lo sakit?" tanya Angger lagi, di saat Nuansa baru selesai memindai keadaan sekitar.

Dia menatap pria itu dengan bola mata bergerak perlahan, tampak seperti sedang memindai partikel-partikel kecil tak kasat mata yang tersembunyi dalam sorot mata Angger. "Itu dia yang mau gue omongin," katanya.

Tampak Angger menaikkan sebelah alisnya. Tidak terlalu tinggi, tapi cukup menjadi sinyal atas kebingungan dan rasa penasaran.

"Beberapa hari ini gue merasa nggak enak badan. Tadi pagi malah mual dan pusing parah, sampai gue nggak bisa langsung ngapa-ngapain kayak biasanya."

"Lo udah ke dokter? Maybe ada something yang nggak bener sama badan lo. Terlalu kecapekan, mungkin?"

Nuansa menggeleng. "Gue juga udah telat delapan hari."

Alis Angger naik semakin tinggi. "So?" tanyanya, tampak hilang arah.

"Sebelum ke dokter, gue harus make sure dulu satu hal ke lo."

"Ke gue?"

"Iya!" Suara Nuansa sedikit meninggi. Pandangannya mengedar lagi ke sekitar, khawatir pelayan yang tadi mengantarnya sudah muncul kembali.

Angger melipat kedua tangannya di depan dada, santai mengempaskan punggungnya ke kursi. "Apa yang mau lo pastiin?" tanya Angger. Sudut bibirnya terangkat, hanya sedikit, tampak samar jika tidak diperhatikan baik-baik.

"Lo pakai pengaman atau enggak malam itu?"

"Kalau enggak?"

"Angger, what the fuck!" Nuansa menggebrak meja. Emosinya naik dengan cepat. "Jawab yang bener, lo pakai atau enggak?"

Meskipun muka Angger terlihat main-main, Nuansa tetap saja khawatir. Bagaimana kalau Angger memang tidak memakai pengaman, dan itu memang bagian dari rencananya sejak awal?

"Danaseta! Answer me!"

Angger mengembuskan napas panjang, lalu kembali menegakkan punggungnya. Lipatan tangannya terurai, ia kembali meraih gelas dan menenggak Americanonya sampai tandas. Setelahnya, dia menatap Nuansa lekat dan berkata, "Gue...."

Bersambung....

1
irish gia
lanjutttt
irish gia
baik banget sih angger..segitunya jagain nuansa
irish gia
siapakah dia
irish gia
hmmm...
irish gia
kalo himil..cerita end..nuasa pasti dipaksa kiwin sama angger
irish gia
ngakak
Zenun
cuti tiga bulan aja.
Hamil dulu tapi😁
Zenun
Masih belum bisa menjudge kalau Han Jean orang jahat
Zenun
Nuansa main asal tuduh aja nich🤭
nowitsrain: Pokoknya Angger yang salahhh
total 1 replies
Zenun
foto apan tuch?
nowitsrain: Foto xxx
total 1 replies
Zenun
mungkin dia pura-pura😁
nowitsrain: Emaknya Angger ituuuuu
total 1 replies
Zenun
Aku tahu, dalangnya adalah Han Jean
nowitsrain: Omo omo
total 1 replies
Zenun
Kira-kira siapa ya yang sedang mengincar Nuansa🤔. Apa mungkin Han Jean🤭
nowitsrain: Adalah aku ☝️
total 1 replies
Zenun
ke aku sini😁
nowitsrain: Hmmm seperti jurus silat ciat ciatt
total 3 replies
Zenun
mengcurigakan
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
tapi udah kesentuh dalam-dalam
nowitsrain: T-tapi kan, Nuansa duluan 😭😭
total 1 replies
Zenun
Bekas Han Jean ngapelin nyang onoh kali😁, terus naronya asal-asalan karena Nuansa datang
nowitsrain: Upssss
total 1 replies
Zenun
Ini mah Fix, balon yang dipake Angger itu bolong
nowitsrain: Enggak kok... rill tidak
total 1 replies
Zenun
ada wanita lain kali😁
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
aki-akinya ngemong, gak ikutan ngereog😁
Zenun: wkwkwkwk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!