PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

Hey guys, mungkin kalian sadar kalau Season 2 ini updatenya jauh lebih lambat dibanding Season 1, yang bisa upload 3 chapter per hari. Bukannya nggak niat, tapi ini karena author harus revisi 20 bab pertama sesuai saran admin NT.

Dan hasilnya? DITOLAK. Lagi. Dan lagi.

Udah empat kali coba ajukan kontrak, empat kali juga ditolak dengan alasan yang sama:

Cerita terlalu template, kaku, nggak berkembang.

Emosi & chemistry antar karakter kurang.

Logika narasi & pengembangan karakter masih perlu ditingkatkan.

Come on... ini SEASON 2! Jelas nyambung dari cerita sebelumnya, nggak mungkin aku jelasin ulang hubungan tiap Karakter dengan rinci, nggak mungkin aku jelasin setiap kronologi dari novel pertamanya. Setiap kali revisi, menurutku udah bagus, tapi tetap aja alasan penolakannya muter di situ-situ lagi. Mau sampai kapan?!

"Yaelah bang, tinggal nulis aja tanpa kontrak."

Sini muncung kau kutarik.

Bikin novel tanpa kontrak sama aja lu majang harta benda lu di jalanan. Siapapun boleh ngambil, nggak ada hak cipta, nggak ada promosi, dan yang paling penting, nggak ada pendapatan.

Jujur, aku suka banget nulis novel ini. Tapi kalau terus-terusan diganggu regulasi nggak masuk akal kayak gini, nulis bukan lagi sesuatu yang bikin senang, tapi jadi siksaan.

Bayangin aja, 4 kali revisi, 20 bab dipermak total, dari yang awalnya 1000 kata per bab, sekarang sisa 700 karena banyak yang kepotong. Dan masih aja ditolak!

Dari dulu aku udah dengar banyak penulis hiatus gara-gara dikecewakan NT. Kalian liat-liat aja, kebanyakan penulis yang Hiatus kalo nggak sibuk di RL pasti karena kecewa sama NT tercinta ini.

Awalnya kupikir mungkin mereka kurang semangat atau gampang nyerah. Dengan bangganya aku berpikir bisa jadi lebih baik dari penulis lain, berpikir bisa menghadapi setiap rintangan dalam menulis.

Tapi ternyata aku salah, bahkan sampai tepar pas ngeliat notif kontrak yang ditolak untuk keempat kalinya. Sistem NT emang separah itu.

Buat pembaca, platform ini memang surga, dimaan mereka bisa membaca banyak novel secara gratis. Tapi buat penulis? Ini adalah Neraka.

Padahal Indonesia adalah satu-satunya kreator terbesar di platform ini. Coba kalian ganti bahasa di app ini, terus liat karya dari negara lain yang paling popularitas tertingginya cuma 3M. Kalo Indonesia? Buset bisa sampai puluhan M popularitas.

Yahh, aku bangga sekaligus kasian sama para penulis yang masih tetap produktif di tenggah sistem yang tidak waras ini. Ini membuktikan jika Indonesia masih memiliki banyak bakat yang kreatif. Dan diantara orang-orang berbakat itu, mungkin tidak termasuk saya di dalamnya ( bicara dengan nada sedih)

Apakah aku bakal lanjutin up novel baru di platform ini? Jujur, aku sendiri nggak tahu.

Selama sistemnya masih kayak gini, kemungkinan besar tidak. Sekian terimakasih, mohon maaf karena sudah mengecewakan kalian.