Bagi orang lain, aku adalah Prayasti Mandagiri Bhirawa.
Tapi bagimu, aku tetaplah Karmala Bening Kalbu.
Aku akan selalu menjadi karma dari perbuatanmu di masa lalu.
Darah yang mengalir di nadi ini, tidak akan mencemari bening kalbuku untuk selalu berpihak pada kebenaran.
Kesalahan tetaplah kesalahan ... bagaimanapun kau memohon padaku, bersiaplah hadapi hukumanmu!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ➖ D H❗V ➖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. IN ACTION
Dokter Rossy tersenyum miring. "Jangan pernah menyesali keputusanmu Prado, karena setelah ini aku tidak akan mundur lagi," tekadnya sambil menandatangani berkas itu.
Dokter Rossy tidak serta merta meminta Prado untuk menjadi kekasihnya. Tapi hanya meminta peluang, kesempatan dan waktu Prado yang terbatas. Di sanalah dokter Rossy akan menguji kemampuannya untuk menakhlukkan Prado.
Brown menghela napas lega melihat jemari lentik dokter Rossy menari di atas berkas itu. Sebuah tanda tangan tertera di sana. "Yess aku berhasil," soraknya dalam hati.
"Terimakasih Nona." Brown menerima map itu dan menjabat tangan dokter Rossy.
Mereka berpisah di sebuah lorong, di mana dokter Rossy kembali masuk ke lift untuk turun ke area parkir basement. Sedangkan Brown harus buru-buru ke public toilet untuk mengosongkan kandung kemihnya.
Setelah menuntaskan hasrat di sebuah bilik paling ujung di toilet pria, Brown keluar sambil bersiul senang. Misi dari tuannya berhasil dan perasaan lega karena sudah berhasil buang air kecil bersama kesialan yang mengikutinya selama menjalani misi ini.
Tapi siulannya langsung terhenti ketika melihat pemandangan di depannya. Dilihatnya waria yang kemarin ditemuinya itu, sedang memasukkan benda semacam busa berbentuk bukit di dadda kanan dan kirinya. Brown merinding, bergidik dan bergegas kabur keluar dari toilet pria itu, sebelum waria itu memergokinya.
Bisa-bisa hilang perjaka karena diperkosa waria. Mana tempatnya tidak keren sama sekali, di sebuah toilet.
“Jangan sampai besok jadi berita viral : Seorang Anggota Mafia Harus Kehilangan Keperjakaan di Tangan Seorang Waria. Mau ditaruh di mana mukaku yang cakep ini?”
Pikiran Brown masih dipenuhi tentang waria tadi.
“Kenapa waria itu masuk ke toilet pria? Bukankah penampilannya mirip wanita?” pikir Brown bingung.
Bahkan Brown sampai berjalan ke arah pintu toilet wanita untuk memastikan sesuatu yang mengganggu pikirannya.
“Oh ternyata benar,” katanya sambil menepuk jidat. Di pintu masuk toilet wanita tertulis : WARNING WARIA DILARANG MASUK !!!
*
Di sela-sela kesibukan jam prakteknya, dokter Rossy menemui Brown. Belakangan ini, mendadak dokter Rossy harus sibuk mengikuti kelas acting dari sang sutradara oleng, siapa lagi kalau bukan Brown?
Dokter Rossy harus menyiapkan alasan yang tepat, karena terlalu sering meminta ijin ke atasannya untuk pulang tepat waktu. Dan harus menolak tawaran hang out atau sekedar makan siang bersama teman sejawat.
Bahkan dokter Rossy harus berulang-ulang melihat video yang sempat diviralkan oleh beberapa wartawan. Yaitu video ketika Prado dan Prada sedang kencan makan siang di sebuah restaurant.
Dokter Rossy mempelajari sikap, ekpresi, cara bicara, cara tersenyum, cara tertawa, gerak tubuh dan interaksi antara Prada dan Prado.
Demi bisa menjiwai dan menjalani perannya sebagai Prada dan mempelajari interaksi dan respon apa yang wajar diberikannya pada Prado saat drama itu berlangsung. Masih teringat warning keras dari Brown : Dilarang berimprovisasi !!!
Brown tak kalah isengnya, berlagak bak sutradara profesional. Sampai dokter Rossy merasa muak dan sebal dibuatnya. Semua mereka lakukan demi kelancaran misi drama itu.
*
Sejak kesepakatan itu disetujui, team Blue disibukkan dengan urusan perlengkapan penampilan dokter Rossy. Mulai dari urusan mewarna rambut, cutting, test make up dan merancang busana. Busana, sepatu, tas dan perhiasan milik Prada yang limited edition, bisa dipastikan sulit untuk mencari seri yang sama di luar sana. Dan lagi, meskipun bentuk tubuh dokter Rossy sekilas mirip Prada, pasti ada sedikit perbedaan di bagian tertentu.
Weekend pun tiba ...
Semua persiapan paripurna, anak buah Blue juga ada yang berperan menyusup sebagai wartawan. Drama siblings quality time pun dimulai. Sejak pagi buta dokter Rossy sudah diselundupkan di rumah milik Prado, lengkap dengan team Blue dengan segala ketrampilan serba bisanya.
Menaiki mobil range rover hitam yang dikendarai oleh Prado sendiri, mereka keluar dari gerbang perumahan elit itu, menuju ke sebuah restaurant favorite Prada. Sementara beberapa mobil lain mengikuti dari jarak aman, dimana Brown dan teamnya berada.
Prado melirik Prada palsu di sebelahnya, "Lumayan juga kerja team Blue, setidaknya aku tidak terlalu canggung melihat gadis ini dalam rupa Prada."
Prado kembali focus mengemudi, sementara dokter Rossy sibuk melihat ke luar jendela mobil itu.
"Tapi kenapa dia terlihat lebih sexy dari pada Prada?" untuk pertama kalinya Prado melihat dokter Rossy sebagai seorang wanita. Sebuah sudut pandang yang berbeda bila Prado melihat adiknya.
"Setelah ini aku akan periksa mata ke uncle Brian. Mungkin aku membutuhkan sebuah kaca mata." pikiran Prado semakin tidak masuk akal.
Hembusan napas dokter Rossy pelan terdengar, karena suasana canggung yang dirasakannya. Membuat udara di dalam mobil itu terasa berkurang dan napasnya terasa tercekik.
Prado menyerahkan kunci mobil pada seorang petugas valet parking. Tentu saja orang tersebut adalah petugas khusus, salah satu anak buah Blue yang menyamar.
Prado tidak mengijinkan orang asing memasuki mobil pribadinya. Karena di dalam sana tersimpan beberapa senjata dan peralatan yang diperlukan bila dalam kondisi darurat.
Dokter Rossy adalah wanita pertama selain keluarga yang diijinkan masuk ke area privacy Prado, yaitu rumah dan mobil pribadinya.
Prado berjalan ke sisi kiri dan membuka pintu mobil untuk dokter Rossy.
"Turunlah," kata Prado dengan tatapan lembut sambil mengulurkan tangannya.
Bukannya turun, dokter Rossy malah terpesona dengan mata Prado. Lalu cepat-cepat meraih tangan Prado, begitu tersadar dari improvisasi tak sengaja yang dilakukannya.
"Maaf," katanya lirih.
Mereka menikmati makan siang sambil mengobrol. Dokter Rossy yang cerdas, sudah mengingat di luar kepala apa saja topik obrolan yang disukai Prado. Semua info yang diberikan oleh sutradara sableng itu, tentu membuatnya semakin mengenal Prado.
Prado sudah tidak merasa canggung lagi, obrolan mereka mengalir mencairkan suasana. Bahkan Prado lupa bahwa gadis di depannya ini berperan sebagai Prada. Ketika dokter Rossy menceritakan kisah bullying saat sekolah, tanpa sadar Prado menggenggam dan mengelus tangan dokter Rossy untuk menenangkannya.
Makan siang pun berakhir. Mereka berjalan berdampingan, keluar dari pintu restaurant itu.
Seperti biasa para wartawan mulai membidikkan camera untuk mengambil gambar dan video keduanya.
Meskipun sudah berlatih, dokter Rossy yang tidak terbiasa dengan kondisi ini, menjadi gugup. Kakinya yang memakai high heels tergelincir. Tubuhnya yang oleng, ditangkap dalam pelukan Prado. Bahkan tanpa sadar Prado mengusap punggungnya yang sedikit terbuka karena gaun sexy yang dipakainya.
Prado menggendong dan membawa dokter Rossy duduk di salah satu sitting group di area out door restaurant itu.
"Mana yang sakit?" Prado melepas high heels itu dan memijat pelan telapak kaki dokter Rossy.
"Ehm ... ehm ... maaf, aku mengacaukan semuanya," dokter Rossy berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Ternyata Prado type gentlemen dan penyayang keluarga, aku tidak salah pilih."
Sungguh dokter Rossy terpesona dengan sikap hangat dan lembut yang ditunjukkan oleh Prado. Terlihat tulus dan spontan, tanpa embel-embel drama.
"Betapa bahagiannya Prada memiliki kakak seperti Prado. Kenapa aku jadi merasa cemburu begini?" batin dokter Rossy merana.
Drama yang tanpa disadari telah dipenuhi oleh improvisasi kedua belah pihak. Prado yang memberikan perhatian tulus ntah sadar atau tidak bahwa yang di depannya bukanlah Prada.
Dan dokter Rossy yang tanpa sadar telah mencemburui dirinya sendiri yang berperan sebagai Prada.
Sementara sutradara oleng yang mengintai dari dalam mobil, tersenyum penuh kemenangan. Sebuah drama yang berakhir manis ...
Kisah bucin percintaan dokter Rossy dan Prado, tunggu di next novel yak guys. Setuju?