Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4. AJAKAN MAKAN MALAM
POV DONA
"Haaa... ternyata?? Bayu!!" Jodoh atau apa ya Tuhan kenapa selalu bertemu secara kebetulan seperti ini.
"Hai Dona," sapanya dengan tersenyum hangat.
Baru kali ini aku melihatnya tersenyum, sungguh sangat sempurna.
"Kamu juga mencari buku ini ya? Kalau begitu biar kamu saja yang ambil buku ini." tumben malam ini dia sangat baik.
"Trus bagaimana denganmu, Kamu juga kan mencari buku ini?"
"Tenang saja, nanti baru aku cari lagi. Oh iya, kamu dengan siapa ke sini?"
"Aku dengan adikku, dia masih mencari buku yang dia perlukan". Jawabku.
"Mir, aku minta maaf untuk kejadian yang tadi siang. Maaf kalau tadi aku sangat kasar padamu."
Aku sangat terpana karena pria angkuh seperti dia bisa juga meminta maaf.
"It's okay, biasanya kalau orang lagi emosi akan seperti itu."
"Bagaimana untuk permintaan maafku, aku akan mentraktir kamu dan adikmu untuk makan malam?" ajak Bayu kepadaku.
"Maaf Bayu, bukannya aku tidak mau tapi aku sudah janji dengan kedua orangtuaku untuk pulang sebelum jam makan malam."
Aku melihat dia seperti kecewa karena aku menolak ajakan makan malamnya.
"Hmmm...bagaimna kalau besok malam saja??" Aku mengatakan itu untuk mengurangi rasa kecewanya.
"Oke, kalau begitu besok malam saja." dia pun tersenyum senang.
"Aku minta nomor hp kamu, boleh?" tanya bayu.
Aku pun tanpa berpikir panjang memberikan nomor hpku padanya.
"Kalau begitu aku duluan ya, don." dia melambaikan tangan padaku dan aku pun membalasnya.
"Kak, itu siapa?" tanya adikku, Noah.
"Dia teman kampus kakak, dek." Noah seperti menyelidiki aku.
"Tapi sepertinya bukan hanya teman, aku lihat wajah kakak bersemu merah setelah bertemu dengannya" goda Noah padaku.
"Ahh... ngaco kamu!! Gak lah dek, kakak hanya temenan aja."
"Sekarang sih bilang teman, tidak tau nanti kak," jawab Noah sambil mengerlingkan matanya padaku.
"Kamu nih ngaco deh... pulang yukk, takut papa dan mama nungguin kita berdua?" aku memukul bahunya karena dia terus menggodaku.
Akhirnya kami pun pulang kembali ke rumah.
***
Aku sangat mengantuk tapi aku tidak bisa tidur. Aku masih memikirkan Bayu Wirawan, entah kenapa aku jadi teringat terus dengan wajahnya.
Tiba-tiba hpku berdering dan ternyata ada sms masuk dari nomor baru,
[Malam Dona, sudah tidur kah? mimpi indah ya sampai bertemu besok di kampus dan jangan lupa janjimu besok malam, by: Bayu]
aku pun tersenyum membaca pesan dari Bayu itu tanpa mau membalasnya, Sampai akhirnya aku pun tertidur.
***
Hari ini aku sampai di kampus sangat cepat karena memang aku berangkat bareng Nathan dan Noah.
"Hai Dona, selamat pagi. " sapa Lidya dan Riri.
"Pagi juga Lid, Ri." jawabku sambil tersenyum.
"Bagaimana apa kalian berdua sudah mendapatkan ijin dari Orang tua untuk ikut kegiatan mapala?" tanyaku kepada mereka berdua.
"Sudah dong, say? kami berdua sudah dapat ijin dan sudah dapat tanda tangan, sebentar selesai mata kuliah tata negara kita antar formulirnya ke sekretariat mapala".
Kami berjalan bersama menuju kelas Tata Negara.
Hari ini untuk jam pertama ada mata kuliah tata negara. Sampai di dalam kelas aku melihat Bayu sudah ada di tempat duduknya, dan ia tersenyum padaku lalu aku pun membalas senyumnya.
Riri dan Lidya tercengang karena melihat kami berdua saling melemparkan senyum.
"Don, kemarin kan dia sempat berkata kasar sama kamu kenapa tiba-tiba hari ini kalian saling melempar senyum?" tanya Lidya bingung padaku.
"Tadi malam kami bertemu di toko buku dan bayu sudah meminta maaf padaku, Lid!"
"Ohhhh... okelah kalau begitu." jawab Lidya sambil menggodaku.
Kami mengikuti mata kuliah dengan hening karena menurutku dosennya lumayan killer. Dan akhirnya selama 2 jam selesai sudah mata kuliah tersebut.
***
Seperti janji kami bertiga tadi pagi selesai kuliah tata negara kami langsung menuju kantor sekretariat.
Kami langsung menuju ruangan kak George, sampai di dalam ruangan tersebut aku kaget karena aku melihat Bayu juga ada di sana, hanya saja pas melihat kami datang Bayu langsung meninggalkan ruangan itu tanpa menyapaku.
"Bagaimana kalian sudah mendapatkan ijin?" tanya kak George.
"Sudah kak..." jawab kami bertiga serempak.
Kami pun menyerahkan formulir tersebut untuk di periksa oleh kak George.
"Ini betul- betul tanda tangan dari Orang tua kalian kan?" tanyanya.
"Betul, kalau kakak tidak percaya kakak bisa langsung menghubungi orangtua kami masing-masing , itu nomor hpnya sudah ada." Jawabku tegas.
"Oke, saya percaya dengan kalian bertiga. Besok jam 1 kalian sudah harus ada di sekretariat untuk membahas tentang kegiatan awal kita."
"Siappp kak..!!" jawab kami bertiga.
Kami pun bergegas meninggalkan ruangan kak George dan pergi ke kantin untuk makan siang.
***
Sore ini aku bangun agak cepat karena aku ingat kalau sudah janjian dengan Bayu untuk makan malam.
Aku bergegas mandi dan berdandan, bersiap untuk bertemu Bayu. Aku merasa sangat gugup sekali, aku merasa seperti aku akan kencan dengannya.
Aduhhh.... apa sih yang aku pikirkan sambil menepuk jidatku. Kami kan hanya makan malam biasa bukan berkencan. Ingat Dona jangan berpikiran yang aneh-aneh.
Tidak lama ponselku berbunyi ternyata ada pesan masuk dari Bayu.
[Aku tunggu kamu di Twin House jam 7, jangan sampai terlambat ya]
[Oke Bayu] Balasku.
Sudah jam setengah 6, aku segera menyelesaikan penampilanku dan turun ke lantai bawah.
"Hmmmm.... kamu kok cantik banget, mau ke mana kamu, nak?" tanya papa dan mama padaku.
"Kayaknya mau kencan deh ma," celetuk Noah menggodaku.
"Memangnya kak Dona udah ada pacar ya?" tanya Nathan.
"Apa sih kamu 2 nih! gak kok pa, ma kebetulan temanku mengajak Dona makan malam untuk menebus kesalahannya, karena waktu itu dia sempat kasar dengan Dona, pa." jelasku.
"Teman pria atau wanita, nak?" tanya mama.
"Teman pria sih, ma" jawabku sambil menundukkan wajah, karena aku takut papa dan mama tidak akan memberikan ijin aku untuk keluar.
"Ohhh... teman pria?? hmmmm.... kayaknya dia mau pedekate sama kamu ya, sayang?" goda mama padaku, wajahku pun bersemu merah karena merasa malu.
"Papa sama mama apa sih, Dona kan malu? jadi bagaimana papa dan mama memberikan ijin kan?" tanyaku memohon pada kedua Orang tuaku.
"Oke, papa dan mama mengijinkan tapi lain kali kalau dia mau mengajakmu keluar harus dia yang menjemputmu di rumah ini ya, nak." Tegas papa padaku.
"Siap papa... tapi mungkin ini pertama dan terakhir kami jalan berdua pa, ma." Jelasku pada mereka.
"Kamu yakin?" tanya mama.
"Kenapa mama bertanya seperti itu?"
"Feeling mama sih kayaknya dia menaruh hati sama kamu dan pastinya akan terjalin sesuatu yang lebih dari teman."
"Feeling aku juga begitu ma, karena cara pandang pria itu ke kak Dona beda sih ma? Bukan pandangan sebagai teman saja tapi lebih, hahahaha..!!" Noah dan Nathan tertawa menggodaku.
"Papa dan mama tidak melarang kamu menjalin kasih dengan seorang pria, asalkan dia bertanggung jawab dan bisa menjaga kehormatanmu, nak" pesan papa padaku.
"Amin pa, tapi saat ini Dona tidak terlalu memikirkan itu pa, biarkan saja dia mengalir seperti air, kalau jodoh tidak akan lari ke mana. Ya sudah pa, ma Dona jalan dulu ya, sudah mau jam 7. Takut nanti Bayu nungguin Dona kelamaan." pamitku pada papa mama.
"Ya sudah hati-hati ya nak, dan pulang jangan terlalu malam." Pesan kedua Orang tuaku.
Aku pun mencium tangan papa dan mama dan segera pergi.
***BERSAMBUNG***
jangan lupa like, comment, vote, dan beri rating ya kak...