Taqi Bassami, hanya karena ia seorang anak angkat, pria itu harus mengorbankan hidup selamanya. Taqi menukar kebebasannya demi membayar balas budi. Berkat sang ayah angkat, hidupnya yang terpuruk di jalan, kini menjadi sukses.
Bila balas budi bisa dibayar dengan uang, Taqi pasti melakukan hal itu. Tapi bagaimana, jika Taqi harus menikahi wanita pilihan keluarga angkatnya itu untuk membalas jasa. Belum lagi latar belakang Taqi yang perlahan mencuat ke permukaan. Siapa sebenarnya Taqi? Ketika banyak pihak mengincar nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lolos
The Lost Mafia Boy Bagian 24
Oleh Sept
Setelah tiba di Bandara, ummi serta abah akan bergegas menuju apartment. Mereka berdua tidak menyadari bahwa orang yang berada di dekat mereka saat berada di terminal kedatangan, merupakan orang yang memiliki hubungan dengan Taqi.
Sempat melihat sekilas, tapi abah Yusuf tidak menaruh curiga sama sekali. Mungkin pakaian juga tidak mencolok, jadi sama sekali tidak menarik perhatian orang lain.
***
Apartment Taqi
Abah sudah menemui polisi, pria itu mengatakan banyak hal tentang Taqi yang tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi.
Sementara di tempat lain, di gedung tua tempat Taqi disekap. Suami Nada tersebut, semakin memprihatinkan. Dahinya dipenuhi bulir keringat, tapi badannya mengiggil.
Berkali-kali ia ingin melepaskan ikatan, tapi percuma. Malah hanya semakin sakit. Sebab pergelangan tangan dan kakinya sudah lecet. Akibat usahanya untuk melepaskan diri.
Mungkin sangat lelah, dan juga kehausan. Terlihat juga kulit bibirnya yang sudah pecah-pecah. Taqi benar-benar tersiska di sana.
Tap tap tap ...
Begitu terdengar suara derap langkah yang semakin dekat, Taqi melirik sekitar. Jumlah langkah kaki lebih dari satu, dan sepertinya semakin pelan ketika sudah sangat dekat.
Pria itu mulai was-was, Taqi bisa mendengar seseorang sedang menarik pelatuka, dan beberapa saat kemudian terdengar suara tembakann yang terasa sangat dekat.
DUORR ...
DUORR ...
Dua tembakan langsung menembus pintu do sampingnya. Terkejut, Taqi tetap waspada. Hingga akhirnya terdengar suara papan pintu patah dari engselny dan ambuk ke lantai ketika seseorang menendang dari luar.
BRUAKKK ...
....
BOMMM ...
....
Dentuman suara cukup keras membuat Taqi kembali terkejut. Ada yang meledak di bawah sana. Seketika ruangan dipenuhi kepulan asap yang menghalangi pandangan.
Taqi terdiam, pandangannya kabur. Tapi ia bisa merasakan seseorang sedang melepaskan ikatan di kedua tangan kemudian kakinya.
Tanpa banyak bicara, ketika sosok yang tidak kelihatan wajahnya karena kepulan asap memapah tubuhnya, Taqi pun ikut. Ia berjalan terseok, lututnya masih lemas. Entah mungkin karena pengaruh obat yang sudah disuntikkan padanya berkali-kali.
Ditengah suara keributan orang yang berkelahi, Taqi dibawa keluar. Saat menuruni gedung tua tersebut, Taqi sempat menoleh ke belakang. Dilihatnya Samir dlsedang berjibaku dengan dua orang yang cukup pintar dalam berkelahi. Terlihat jelas dari wajah Samir yang sudah babak belur.
Sementara itu, orang yang memapah Taqi. Ia bergegas membawa Taqi masuk ke dalam sebuah mobil van hitam. Saat Taqi sudah duduk di jok belakang, sopir langsung tancap gas. Meninggalkan kekacauan yang masih berlangsung di dalam gedung tak terawat tersebut.
"Siapa kalian?" tanya Taqi dengan suara lirih.
Tapi baik sopir maupun orang yang duduk si dekatnya, sama sekali tidak mau mengatakan apapun. Mereka membisu, tidak mengatai apapun.
"Air ... berikan aku air," pinta Taqi yang memang sudah sangat kehausan.
Tanpa meminta untuk kedua kalinya, sebotol air mineral langsung berada di hadapan Taqi. Seperti hilang di gurun pasie berbulan-bulan, begitu Taqi bertemu air. Ia langsung meminumnya sampai habis dalam sekali tenggak.
"Ambil ini, Tuan!"
Taqi menoleh, kenapa dirinya dipanggil tuan oleh orang-orang asing tersebut. Apa orang-orang tersebut mengenalnya? Dalam diri pria itu seketika merasa heran. Sebenarnya siapa mereka semua? Mengapa dalam hitungan singkat, hidupnya jadi seperti ini?
Taqi pribadi yang jujur, tidak punya musuh. Kalaupun persaingan bisnis, ini sangat keterlaluan. Sampai harus terjadi hal seperti ini. Penasaran, Taqi langsung to the point, tidak mau memakan makanan yang disodorkan padanya. Padahal sudah lapar sekali. Mungkin Taqi jaga-jaga, takut diracuni.
"Siapa kalian?" tanya Taqi dengan suara tegas. Meski tubuhnya lemah, setidaknya ia masih mampu bicara penuh ketegasan.
Semua orang seketika diam kembali. Membuat Taqi malah jadi marah.
"Katakan, siapa kalian sebenarnya?" desak Taqi.
Karena tidak mau mengambil resiko, sopir pun melirik orang yang tadi duduk di sekat Taqi. Hitungan detik, Taqi sudah pingsan setelah tersengat aliran listrik. Tapi untuk sementara, agar pria itu tidak kabur.
***
Mobil van hitam itu akhirnya berhenti di sebuah tempat. Jauh dari pusat kota, terletak tepat di pesisir pantai yang dikelilingi ombak besar.
"Bawa Tuan Taqi ke kamar!" titah sopir yang sejak tadi hanya diam pada para anak buahnya.
Ternyata dia bukan sopir, begitu turun dari van, pria tersebut melepaskan pakaiannya. Seketika tato memenuhi badan pria tersebut. Ia lalu meraih pakaian lain dalam mobil, menggantinya dengan pakaian lain serba hitam.
Saat Taqi sudah dibawa ke kamar pribadi di hunian itu, semua anggota yang sudah tergabung langsung bergabung di ruang bawah tanah. Mereka sedang membahas sesuatu, tanpa pemimpin mereka. Mereka sedang merencanakan misi serangan balik, karena bos mereka sangat marah saat ini.
Bos mereka sendiri kini sedang berdiri di tepi ranjang. Tatapan penuh api amarah, tangannya pun mengepal melihat sosok Taqi yang kini terbaring.
Cukup lama sosok itu hanya berdiri dengan tatapan penuh dendam. BERSAMBUNG
jawab iya salah jawab tidak juga berat
😭😭😭