Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Glenna
"Ini udah ga bisa di biarin Ed" ucap Glenna, dengan tatapan tajam.
"Tentu, kalo perlu aku yang akan menghabisinya terlebih dahulu." jawab Edward
DEG
"M-memang isinya apa? Kok ngobrolnya habisin... habisin." tanya Indi, Edward langsung memasukkan ponsel Indi ke saku celananya
"Ga usah baca, nanti aku ganti kartu kamu yang. Ahh... atau gue habisin nyawa dia aja dulu ya Len?" ucap Edward, membuat Indi semakin takut.
"Kalo menurut gue sih gitu Ed, tadi dia bilang mau ke sini kan? Gimana kalo lu yang seret dia duluan, sebelum dia yang seret si Indi." jawab Glenna, Edward mengangguk
Itoku hanya mendengarkan, menyimak tanpa mau ikut memberikan pendapat. Ia lebih memilih, untuk menikmati makanan miliknya. Daripada mengurusi, urusan manusia. Kalaupun butuh bantuan, nanti juga mereka akan bilang. Dia tidak ingin menawarkan bantuan terlebih dahulu, apaan?
"Iihhh... kalian bikin aku takut loh, Edward jangan gitu dong. Nanti kalo kamu kaya gitu beneran, tersu masuk penjara. Aku gimana? Gampang sih, tinggal nyari lagi yang baru. Daripada nungguin yang ga... HMPPPTTT" Edward menatap tajam Indi
"Kamu kalo ngomong suka sembarangan, emang beneran mau gitu aku masuk penjara?" Indi menurunkan tangan Edward, dari mulutnya
"Itu mah gimana kamu, kalo kamu beneran ngelakuin yang dibilang tadi. Ga mungkin kalo ga masuk penjara, daripada nungguin kamu di penjara. Mendingan cari yang lain lah, kaya cuma satu aja laki di dunia ini. Hidup itu realistis boooyyy, jangan cuma karena mau ngebela aku. Bikin kamu jadi kriminal, bukan aku ga tau terima kasih. Cuma buat apa buang-buang tenaga sama waktu, masih ada cara yang lain kan?"
"Misalnya?" tanya Glenna
"Jeblosin ke kantor polisi"
"Ada buktinya?" tanya Edward
"Bukannya kalian marah setelah baca chat? Kenapa ga di jadiin bukti? Kalo kurang, kan bisa jadiin aku umpan. Kalo emang aku yang di jadiin target, ga masalah ku ra...
"Nggak segampang itu sayang, lo tau? Orang yang mau kita hadapai itu, dia psikopat gila. Yang menginginkan tidur sama lo, dan pengen bunuh Edward. Jadi gimana menurut lo? Kita laporin polisi, cuma dengan bukti chat. Gue kasih tau, biar lo paham. Pasal 45 ayat 1: Hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar atas pendistribusian informasi elektronik bermuatan asusila. Pasal 45 ayat 3: Hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda maksimal Rp 2 milar atas ancaman penyebaran informasi elektronik bermuatan ancaman kekerasan. Setelah itu, lo pikir dia bakalan berenti? Nggak sayang, yang ada dia bakalan semakin menjadi. Kenapa? Karena dia PSIKOPAT. Dia bakal makin dendam, ga bisa dapetin lo. Gimana kalo dia milih ngerusak keturunan lo? Dengan cara menyamar, dan lo ga sadar kalo itu dia." ucap Glenna panjang lebar, menjelaskan semuanya pada Indi
"Terus tadi lo bilang, mau jadi umpan. Lo yakin sanggup? Asal lo tau In, psikopat memiliki banyak cara. Yang ga akan pernah terpikirkan oleh kita, yang normal. Pola pikir kita ga sama, dan setelah kita mengetahui semuanya. Tapi udah terlambat, lo mau?" lanjutnya
Indi terdiam, ia menunduk dengan menggigit bibir bawahnya. Edward bisa melihatnya, kalo kekasihnya tengah ketakutan saat ini. Ia pun kembali duduk di sebelah Indi, Edward membalikan Indi untuk menghadap padanya.
"Sayang dengar, selain aku pengen lindungin kamu. Aku juga ga mau, kalo sampe ada korban lain. Aku yakin selain kamu, sudah ada yang menjadi korban kejahatannya. Hmm?" Indi menatap Edward, lalu ia pun mengangguk
"In, baik boleh. Memaafkan manusia lainnya, bukankah itu memang sifat manusia baik. Tapi kamu juga harus liat, kaya gimana dulu manusianya." ucap Itoku, yang akhirnya bersuara. Indi menoleh, melihat Itoku yang tengah melap mulutnya. Begitu anggun, seperti seorang bangsawan.
Mereka berbicara dengan berbisik tentunya, sehingga yang lain tidak mendengar pembahasan tersebut.
"Yang aku lihat dari masa lalu mu, kamu sudah berubah banyak. Dari yang pendiam, menjadi lebih hidup. Kamu sudah lebih berani, bukankah menjadi lebih tega. Tak masalah? Hidup ini tidak selalu berdampingan, dengan makhluk baik ataupun manusia baik. Dibunuh atau membunuh, bukan hanya kaum manusia. Karena pada kaum kami, hal tersebut lebih sering terjadi. Hanya karena sebuah kedudukan, orang yang di cintai, bahkan hanya karena tersinggung." ucap Itoku lagi
Indi mengangguk setuju, karena yang di katakan oleh Itoku. Bukan hanya pada kaumnya, manusia pun seperti itu. Mereka akan saling bunuh, meski masalahnya hanya karena tersinggung. Dan masih banyak hal, yang menjadi alasan untuk membunuh kaumnya sendiri.
"Baiklah, aku ikut rencana kalian. Memang apa rencananya? Terus ke mall jadi ga?" mendengar pertanyaan Indi, membuat Glenna ingin menjitak kepalanya dengan keras. Padahal sedang membahas keselamatannya, malah sempet-sempet nya nanyain jadi nggak nya ke mall.
"In, lu bisa serius kan?" tanya Glenna gemas
"Ya serius nanya, ini loohh." jawab Indi
"Kita ga akan jadi ke mall hari ini ya sayang ku, gue punya rencana." ucap Glenna, seraya menatap Itoku. Itoku yang tak bisa mendengar suara hati Glenna karena di tutup. Mengangkat salah satu alisnya, ia menatap curiga gadis yang di cintainya.
Cinta? Ya.. Ia mencintai Glenna dalam diam, tak apa tak bisa saling memiliki. Yang penting, ia ada di samping Glenna. Itu lebih dari cukup, siapa tau ada keajaiban di masa depan.
"Jangan umpan kan aku" ucap Itoku, yang bisa membaca situasi. Glenna lalu duduk di samping Itoku, ia memegang lengan siluman itu.
"Jangan tatap aku seperti itu, tidak mempan" ucap Itoku lagi, melihat tatapan Glenna yang seperti guguk meminta perhatian. Namun Glenna tak peduli, dan terus menatap Itoku dengan tatapan tersebut.
"Baiklah.. baiklah,,, apa rencanamu?" ucap Itoku yang akhirnya menyerah
Ia tak sanggup melihat Glenna, dengan tatapan menggemaskan itu. Rasanya ingin sekali ia menikahi gadisnya, lalu menyeret Glenna ke kamar pengantin.
'Kamu bisa merubah dirimu menjadi Indi kan, dan kamu pasti akan tau bagaimana ke depannya.' bisik GLenna
"Sudah kuduga, baiklah. Apa yang akan aku dapatkan, tidak ada yang gratis bukan?" jawab Itoku, seraya bertransaksi
"Mmmm.... " Glenna terlihat berpikir, dan itu terlihat menggemaskan untuk Itoku
"Selama bazar di mall, aku akan traktir kamu setiap pulang sekolah. Gimana?" Itoku tersenyum lebar, ada beberapa menu yang enak menurutnya.
"Oke deal" ucapnya seraya mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. Glenna, segera menerima uluran tangan tersebut.
"DEAL"
"Apa rencana lu Len?" tanya Edward bingung, ia belum tau siapa Itoku
"Rahasia, lu ma Indi jangan keluar sekolah dulu. Biar gue ma Hans, yang beresin semuanya. Lu tau tuh laki, udah ada di tangan kita aja." jawab Glenna tersenyum misterius
Tak lama, ia pun tertawa jahat. Dan itu terlihat mengerikan si mata Edward, Indi dan teman satu kantin yang memperhatikan mereka.
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift, vote nya family❤️❤️
Ganti cover dong...
Dan makasih buat dukungannya, padahal kemaren masih di urutan 12. Dan sekarang udah ada di urutan ke 2, semoga karya ini bisa mempertahankan ranking 2 nya.
Makasih ya....
Makasih banyak banyak❤️❤️❤️❤️❤️
Nih 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟 7 nggak cuma 5 😁