NovelToon NovelToon
Gadis Perawan Milik Tuan

Gadis Perawan Milik Tuan

Status: tamat
Genre:Romantis / Badboy / Patahhati / Tamat
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Adisty Rere

Demi harta seseorang rela berbuat nista.

Namanya Naya, gadis berusia 19 tahun, anak dari hasil hubungan gelap. Dia dijadikan tumbal oleh Laura—istri sah ayahnya—untuk dijual ke seorang pengusaha kaya yang bernama Mike.

Namun, sebelum itu terjadi, Ken selaku asisten Laura mendapat tugas untuk mendidik Naya menjadi anggun dan berkelas sebelum akhirnya berpindah tangan.

Pribadi Ken yang kaku dan Naya yang polos tapi sedikit pembangkang membuat keduanya sering beradu argumen. Anehnya pribadi Ken yang seperti itu membuat Naya nyaman dan muncullah rasa suka.

Sementara Mike, dia merupakan seorang pengusaha muda berusia 33 tahun yang berkecimpung di dunia real estate dan properti.

Dingin dan kejam itulah kata yang melekat pada diri Mike. Terkenal sebagai cassanova karena sering bergonta-ganti perempuan pun tidak mengusiknya. Dunia malam adalah surganya.

"Tapi ... apa Tuan Muda yakin untuk ini?" tanya Jordan, asisten Mike. Dia yang berdiri di depan Mike sedikit mengernyit heran. Pasalnya dia disuruh untuk mencari seorang gadis muda yang Mike jumpai di sebuah kafe.

"Ya, aku mau gadis itu. Cari sampai ketemu."

Telak, sebuah perintah yang membuat Jordan jungkir balik mencari gadis yang sukses memikat hati sang tuan. Jordan hampir putus asa karena tidak mendapatkan jejak sama sekali.

Namun, siapa sangka ternyata malamnya Laura datang bersama Naya. Ternyata dia gadis yang Mike temui itu. Benar-benar takdir yang luar biasa. Sebelumnya Mike tidak ambil peduli siapa gadis yang akan Laura serahkan, yang dia tahu gadis itu masih muda dan perawan.


Mike pun dengan senang hati menerima tawaran Laura. Dia membeli Naya dengan harga sepuluh miliar.


"Tapi Tuan muda, apa dia tidak terlalu muda?" tanya Jordan heran. Sebab selera Mike bukanlah seperti Naya. Sangat berbeda dengan para gadis yang selama ini wara-wiri di sekitar Mike.

"Tentu saja. Dia ... aku ingin dia. Aku ingin yang beda kali ini. Lagian gak ada yang salah. Dia cantik, imut, manis dan ... polos. Dan yang terpenting Jordan, aku ingin mencoba yang perawan." Mike tersenyum sinis. "Aku mau boneka baru. Dan dia cocok untuk itu."

Bagaimana nasib Naya di tangan Mike? Lalu bagaimana kelanjutan kisah antara Naya dan Ken?

Cus baca.

Oiya, jika ingin tau visual mereka bisa follow Ig aku dengan nama akun Riharigawajixjoe.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adisty Rere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Heroik.

'Oke Naya. Kamu kuat. Ini keputusan yang udah kamu ambil. Manfaatkan waktu yang tersisa agar kamu puas. Lakuin apa pun yang kamu mau. Lakuin semuanya yang dulu gak pernah tercapai. Lakukan biar nanti gak ada penyesalan. Jadi Cayyo.'

Naya membatin mantap. Dia memandang ke luar jendela taksi sambil terus menyemangati diri. Kebisingan dan kemacetan ibu kota sama sekali tidak mengusiknya. Dia tahu pasti, belum tentu besok akan menemui hari yang seperti itu.

Entahlah, firasat ... bisa dibilang demikian. Pasti setelah hari ini tidak akan ada kebebasan yang tersisa. Dulu dia selalu penasaran kenapa Laura begitu kukuh ingin mengubah kepribadiannya. Sekarang dia tahu alasan di balik itu. Itu semua karena Mike.

'Mike pasti bukan orang sembarangan.'

Mendesah lelah, mata Naya tidak sengaja tertuju ke sebuah kafe dua lantai yang ada di tepi jalan. Spontan dia meminta sang sopir untuk berhenti.

"Baiklah. Aku ke sini dulu sebentar. Habis itu baru putusin mau ke mana lagi," gumamnya pelan sambil melangkah.

"Mau pesen apa, Mbak?" tanya seorang barista cantik yang ada di balik etalase kaca ketika Naya baru saja membuka pintu kafe itu.

"Aku pesen coklat panas," sahut Naya, lantas tersenyum. Matanya berbinar saat melihat beraneka macam kue yang ada di etalase. Dia bahkan menelan ludah dan dengan semangat mengambil dua piring yang berisikan puding brownies coklat dan pie susu berukuran kecil dengan toping strawberry di atasnya.

Kebahagiaan itu simple. Berawal dari lidah. Karena lidah penentu mood. Itu yang Naya rasakan. Sekarang dia tidak memikirkan lagi bagaimana cara untuk lari. Dia justru bertekat kuat untuk tegar dan bertahan. Segelas cokelat hangat dan dua piring makanan manis menjadi mood booster ajaib.

"Baiklah, habis dari sini aku mau ke taman hiburan," gumam Naya lagi setelah menyeruput cokelat hangat yang ada dalam gelas. Perlahan  menikmati dessert enak itu sembari melihat suasana luar di balik jendela kaca besar di dekatnya duduk.

Namun, ketenangan itu terusik setelah mendengar keributan di meja sang barista. Tampak seorang pria berperut buncit tengah memarahi seorang nenek yang memakai tongkat. Anehnya, semua orang di sana tampak tidak peduli.

Naya yang merasa penasaran pun mendekat. Melihat nenek itu dia jadi teringat dengan neneknya yang sudah meninggal. Sungguh, dia tidak terima ada yang kurang ajar pada wanita yang sudah tua seperti itu.

"Maaf, Om. Ini ada apa ya?" tanya Naya. Didekati sang nenek yang sudah berurai air mata lantas memeluknya—mencoba menenangkan.

Alih-alih menjawab, pria itu malah menunjuk-nunjuk muka Naya. "Eh, jangan ikut campur! Kamu hanya anak kecil! Atau kamu cucu nenek gak tau diri ini?"

Berdesir, darah Naya mendidih tanpa bisa dinetralisir lagi. Dia bahkan mendongak melihat nyalang pria buncit itu.

"Maaf Om. Saya bukan cucunya. Tapi bisa gak kalo ngomong itu sopan dikit," balas Naya tanpa berkedip.

"Gak bisa! Ngapain sopan? Dia aja gak sopan. Harusnya setelah numpahin kopi saya dia harusnya ganti. Ini apa, dia cuma bilang minta maaf. Gak tau apa kalau kata maaf gak bisa bikin perut kenyang."

Naya melihat nenek itu. Dia ingin mendengar penjelasan langsung. "Bener begitu, Nek?"

Sang nenek mengangguk. Bibirnya bergetar karena menahan tangisan. "Iya, Neng. Nenek yang salah. Tadi Nenek gak sengaja numpahin kopi-kopinya."

Kini mata nenek yang keriput menatap bapak itu. Dia memelas dan mengatupkan dua belah tangan. Dengan bibir yang masih bergetar dia pun berkata, "Maafkan saya. Saya gak punya uang lagi. Pudding ini untuk anak saya yang sedang ngidam. Dan uang saya gak cukup buat gantiin kopi-kopi Bapak yang udah tumpah."

Bukannya tersentuh, pria buncit itu malah terbahak. Nyalang dia menatap Naya. ''Nah kan. Terbukti siapa yang salah."

Sekarang matanya yang tertutup kacamata terarah ke nenek yang memegang bungkusan kecil. "Heh, Nenek Tua! Harusnya kalau udah tua di rumah aja! Jangan keliaran. Ngerepotin aja. Kalau kayak gini siapa yang rugi? Saya!" hardik pria itu lagi, lebih lantang dari sebelumnya.

"Udah tua itu harus tau tempat!" lanjutnya.

"Cukup Om!" sela Naya.

Dia benar-benar sudah tak kuat lagi. Omongan pria buncit itu benar-benar telah memancing emosi. Dia sudah sekuat tenaga untuk tidak marah di depan umum. Elegan dan berkelas, itulah yang Ken ajarkan. Namun, sekarang dia tak bisa menahan itu semua. Persetan dengan itu semua.

Gegas Naya merogoh saku celana, dia keluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan melemparnya ke muka orang itu.

"Itu uang, Om. Aku rasa cukup buat ganti rugi kopi yang udah tumpah. Jadi jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. Om punya orang tua, 'kan? Punya ibu, 'kan? Apa rasanya jika orang tua Om dikasarin orang lain?"

Pria buncit itu terdiam. Dia menelan ludah sembari menengok ke kanan dan kiri. Semua mata terarah padanya hingga dia merasa risih dan malu secara bersamaan.

"Oke, kalau Om gak punya orang tua. Atau mungkin karena Om diabaikan mereka. Aku gak akan komentar karena aku juga tau rasanya gak punya orang tua. Tapi apa Om gak takut? Beberapa tahun lagi Om pasti tua. Pasti identik dengan kesalahan dan lupa. Apa Om siap dimaki di depan umum hanya hal sepele?" cecar Naya berani.

Si nenek yang ada di sebelahnya sampai menarik lengan hoodie Naya—berharap Naya berhenti. "Neng sudah Neng. Nenek yang salah."

"Nggak, Nek. Nenek gak salah. Justru orang ini yang udah keterlaluan." Naya menatap orang itu makin garang. "Apa Om tau, aku dari kecil gak pernah sekalipun ketemu orang tua. Tapi satu yang aku tau, kalau nenek aku gak pernah bikin cucunya sedih. Seorang nenek itu tulus. Selalu ngelakuin apa pun untuk orang yang disayang. Seorang nenek tahu mana baik dan buruk karena sudah lama hidup. Jadi, apa pantes Om perlakukan mereka serendah itu? Inget Om. Surga di bawah telapak kaki ibu. Tapi inget. Ibu gak akan lahir kalau gak ada nenek."

Merasa mati kata, laki-laki yang Naya sebut Om itu pun pergi. Dia keluar dari kafe dengan membawa rasa malu. Sementara di dalam, semua orang memberikan tepuk tangan untuk aksi heroik yang sudah Naya lakukan. Mereka merasa tersentuh dan tertampar dengan ocehan Naya.

"Makasih, Neng. Makasih banyak."

"Gak apa-apa, Nek. Sekarang Nenek pulang ya. Pulangnya hati-hati," balas Naya.

Nenek itu pun keluar dari kafe di susul Naya. Sementara itu, di sudut kafe itu tampak seorang pria dewasa dengan setelah rapi tersenyum ambigu. Dia seruput kopi miliknya.

"Gadis yang menarik."

****

Sesuai keinginannya. Hari ini Naya sukses melakukan apa saja yang dia inginkan. Dia pergi ke taman bermain dan menjajal semua wahana permainan yang ada di sana. Dia juga mengunjungi kebun binatang dan bersenang-senang ke tempat lain.

Sekarang dia merasa tidak punya penyesalan lagi.

"Baiklah. Sekarang waktunya pulang. Aku gak mau bikin Kak Ken khawatir," gumamnya seraya melangkah. Dia terus saja tersenyum dan tidak menyadari kalau ada dua orang pria berbadan tambun mengikutinya sedari tadi.

1
Gamar Abdul Aziz
sudah di duga
Gamar Abdul Aziz
lanjut
Dapur Ardiani
Luar biasa
sharvik
sblm bc udh pnsrn crta in nnti y naya dg ken ap dg mike ya
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Nur Adam
visual mntaap thoor
amalia damayanti
visual keduanya sangat susah di tolak 🤣🤣🤣
Mrs.Dree
👍🌸🌸🌸
Racan Ok
lanjut thor
Racan Ok
lanjut thort
Anie Jung
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Indah Sri Rezeki
Sean akhirnya 😍
nurul hidayah
lanjut thor
nurul hidayah: semangad berkarya thor
total 2 replies
Emi Dani
gak seru thor kenapa mike di bikin mati huff
Emi Dani
semangat thor..
Nety
dina mungkin lupa kalo rumah itu banyak CCTV nyh, jangan kn rumah mobil aja ada kamera nyh.,, siap" aja ya din kou d tendang secara tida hormat 😅
Nety
yg di kafe kah??
Nety
q kira mike yg nolong naya,, maaf thorr udah mendahului mu 😁
Nety
mike kah?? krna tdi sempat melihat naya pas berantem sama om om
Nety
itu kayanya dari no yg tertera d gelang deh, makanya ken dengan mudah menemukan naya..,, sia sia ya nay tenaga yg d keluarin 😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!