Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghilang sesaat
Keluar dari penginapan Farhan dan Candy melanjutkan perjalanannya. Dari keluar penginapan tadi mereka hampir tidak bersuara. Berbicara hanya seperlunya saja. Candy yang merasa bersalah , hanya diam dan sesekali melihat ke arah Farhan.
Masih fokus mengemudi kan mobilnya, Farhan juga kekeh dengan pendiriannya. Sesekali Dia juga melihat ke arah Candy.
"(sudah tau Dia yang salah, kenapa diam saja tidak ada inisiatif minta maaf atau gimana gitu?)"
Hingga sampai di pertigaan jalan, Farhan menghentikan mobilnya dan menepi. Dia mengambil HP nya dan membuka maps untuk mencari di titik mana mereka berada.
"(Lah koq malah semakin menjauh dari arah kota!)"
Farhan memutar balik ke arah penginapan tadi. Sekarang Dia lebih pelan dalam mengemudikannya sambil mengikuti arahan maps di HP nya.
"Sepertinya kita tersesat Can!"
Mendengar ucapan Farhan Candy menjadi panik. Tubuhnya gerak terus tanpa henti, sebentar-sebentar Dia menoleh ke belakang.
"Han... apa kita makan dulu saja?!"
Mendengar tingkah Candy yang tidak sepadan dengan ucapannya, Farhan menjadi geli dan menahan tawa.
"Aku pikir kamu gak bisa tenang karena kita tersesat. Ternyata kamu lapar???"
Candy menjadi cemberut mendengar ejekan Farhan. Dia mengumpat sambil memandang keluar kaca mobil.
"Memang salah kalau lapar... emang pria kurang perhatian, pantas sudah berumur belum juga laku-laku. "
Terdengar lirih umpatan Candy yang membuat telinga Farhan memerah. Seketika kaki Farhan menginjak rem mobilnya.
CIITTT.....! Dia duduk menghadap Candy.
"Kamu pikir aku juga gak lapar dan kamu anggap aku pria gak laku?.. Kamu itu yang gak peka, egois, gengsinya gedhe, tahu salah gak mau minta maaf malah ngajak perang!"
Sambil menahan marah karena kata-kata Farhan, Candy juga merubah duduknya dan mendekat ke wajah Farhan.
"Han... denger ya, dari awal keluar penginapan tadi aku sudah mau minta maaf sama kamu, aku sudah mau ajak kamu sarapan tapi wajah kamu yang angker itu bikin aku jadi mengurungkan niatku!"
Tidak mau kalah , Farhan juga membalas ucapan Candy.
"Kamu takut sama wajahku yang angker?.. bukannya kamu wanita jagoan yang gak takut apapun dan siapapun? terus kenapa kamu ngatain aku gak laku segala?"
Candy hanya menatap tajam mata Farhan. Antara menahan rasa salah dan benci dengan dirinya saat ini, tidak sadar Dia meneteskan air mata.
Melihat dengan dekat air mata Candy yang terjatuh di pipi, Farhan jadi serba salah. Dia tiba-tiba memeluk Candy dengan erat.
"Can... maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu! Kamu jangan menangis lagi, kalau kamu lapar kita cari warung buat makan!"
Mendapat perlakuan dari Farhan seperti itu bukannya Candy marah, Dia malah semakin menjadi nangisnya.
"Huuwaaa.... haaaaaa.... Hiks... Hiks.....! Kenapa tidak pernah ada orang yang mau menerimaku, apa karena aku tidak punya siapa-siapa, kalian jadi se enaknya sendiri kepadaku. Hhhhuwwaaaa.....!"
Farhan melepaskan pelukannya setelah mendengar tangisan Candy yang nyempreng. Reflek Dia menutup mulut Candy dengan tangannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Candy.
"Diamlah... AKU FARHAN akan terima kamu apa adanya, aku satu-satunya orang yang menyukai kamu! Aku mohon berhentilah menangis... "
Lagi-lagi Candy larut dengan perlakuan Farhan yang tiba-tiba berubah. Dia hanya memandang mata Farhan tanpa bisa bersuara. Sejenak suasana tenang, Candy memberi kode ke Farhan dengan kedua matanya agar melepaskan tangan yang membungkam mulutnya.
Melihat gerakan bola mata Candy, dengan cepat Farhan melepaskan tangannya.
"Maaf... aku tidak bermaksud jahat!"
Mereka duduk kembali ke posisi semula. Hanya saling diam mereka di dalam mobil. Sampai terdengar suara notif pesan singkat dari HP Farhan. Terlihat nama Bu Dewi yang muncul dari layar HP nya.
"(Han.. kamu culik Candy ya? Kamu bawa Dia ke mana? Jangan sampai kamu macam-macam sama Dia)"
Farhan memberikan HP nya ke Candy dan menyuruhnya membaca pesan itu.
"Can... ini pesan dari Bu Dewi."
Saat Candy membaca pesan dari Bu Dewi, masuk lagi notif pesan dari Nico.
"(Han kenapa gak ke kampus, kamu menghilang ke mana? apa kamu jadi kawin lari sama teman kos mu?)"
Masuk lagi notif dari Laras
"(Han aku tunggu kamu nanti di tempat biasa)"
Masih ada lagi notif dari Stevina
"(Kak untuk nanti malam bajunya nya sudah di siap kan.) "
Membaca sekilas pesan-peaan itu wajah Candy jadi berubah cemberut lagi. Dia mengembalikan HP Farhan tanpa melihat ke arahnya.
"Nih... kita pulang saja, sudah banyak yang nunggu kamu!"
"(Ngapain juga aku terlalu berharap sama Dia, mungkin aku juga bukan tipenya, bagai pungguk merindukan bulan)"
Melihat wajah Candy yang cepat berubah lagi, Farhan membuka semua pesan yang masuk ke HP nya. Dia menarik nafas panjang.
"(apa Candy cemburu, benarkah cinta ini tidak bertepuk sebelah tangan?)"
Dia menaruh HP nya di dashboard, dengan keberaniannya, tangan Farhan meraih tangan Candy dan menggenggamnya.
"Can... jangan salah paham dengan pesan yang masuk dari mereka. Kita makan dulu, nanti kalau sudah kenyang kita pikirin langkah selanjutnya!"
Candy memandang Farhan dan tersenyum.