"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Sore itu.
Apartemen.
Caesar membawa masuk Ariana ke dalam. Tubuh keduanya basah kuyup akan hujan deras saat di pantai tadi. Selama berada di gendongan pria itu Ariana terdiam, Caesar melihat sisi cengengnya yang tak diketahui siapapun. Rasanya malu sekali dan sekarang? Pria itu membawanya pulang dengan tindakan yang tak terduga.
Hangat yang dikeluarkan tubuhnya terasa begitu nyaman. Manik Ariana menatap wajah tampan pria itu diam-diam, menjelajah dengan seksama.
"Sepertinya ini tidak ada dalam kesepakatan. Apa dia selalu melakukan hal manis seperti ini pada kekasihnya juga?."
"Sudah sampai, turunlah." Lirih Caesar setelah tiba di kamar mandi.
Ariana terkejut celingukan. "Kenapa ke sini?."
"Setelah main pasir-pasir an dan hujan-hujanan kau akan langsung tidur tanpa membersihkan diri?." Sudut mata Caesar menatap penampilan Ariana, lekuk tubuhnya terlihat jelas karena ulah air hujan yang membuat bajunya menerawang.
Pria itu segera mengalihkan pandangan, pemandangan yang cukup mengganggu konsentrasinya.
"Kau benar." Ariana melepaskan diri dari gendongan Caesar.
Tanpa berucap apapun Caesar menyalakan air bathtub, Ariana memperhatikan setiap gerak-geriknya. "Biar aku saja." Ariana menahan tangan Caesar. "Kau juga harus mandi, karena membantuku kau jadi basah juga."
Caesar beralih menatap wajah cantik wanita di hadapannya. Sepertinya akhir-akhir ini ia memang aneh, emosi apa yang menguasai dirinya hingga terasa membara?.
"Tanpa disuruh pun aku pasti membersihkan diri." Timpal nya sedikit sinis.
Ariana menghela nafas berat. Ia sadar, selain menakutkan pria kejam ini juga ternyata menyebalkan. Tapi saat ini ia tak mau berdebat, ujung-ujungnya ia harus mengalah. "Iya terserah kau saja."
"Omong-omong, terimakasih atas bantuannya." Lirih Ariana.
Caesar tak menjawab apa-apa, ia melangkah untuk keluar. Pintu kamar mandi itu di tutup.
Deru nafas yang terasa berat, Caesar menengadah menatap langit-langit kamar ia diam sejenak mengatur nafasnya. Caesar kini menyadari perubahan pada diri. Melihat raut wajah cantik yang parau itu sangat mengganggu terus menerobos pikirannya. "Ariana.. Apa-apaan ini? Berani sekali kau membuatku begini."
Setelah melepas seluruh pakaiannya, Ariana masuk ke dalam bathtub merendam tubuh dengan aroma terapi yang menenangkan. Ia menyenderkan kepalanya, memejamkan mata menikmati suasana itu. Jika dipikir-pikir sosok Caesar tak se-menakutkan itu, bagi Ariana ada hal menggelitik yang ia tunjukkan di samping sosoknya yang kejam.
"Tidak buruk juga.." Lirihnya sambil beralih menatap ke arah pintu kamar mandi.
Brak!
Ariana terperanjat saat pintu itu tiba-tiba terbuka. Jantungnya seolah pindah ke lutut. Di sana berdiri Caesar dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Tentu siapa yang tak panik? Ariana kini bahkan telanjang bulat, hanya menutup tubuhnya dengan tangan. "K-kau!."
"Apa? Kenapa tiba-tiba?." Sergah Ariana.
"Ini kamar mandi ku, seharusnya aku yang mengisinya."
"Hei, tadi kau yang membawaku ke sini." Timpal Ariana. "Ck, kalau begitu ambilkan handuk untukku, aku akan pindah." Lanjutnya.
"Tak usah." Lirih Caesar yang masuk ke dalam dan mengunci pintu.
Ariana yang melihat itu jantungnya semakin tak karuan. "Caesar... Tunggu, apa-apaan ini?."
"Kita suami istri. Aku rasa walaupun hanya pernikahan kontrak, mandi bersama bukan masalah besar." Ujarnya yang melepas pakaian. Sehingga tubuh kekarnya yang atletis terpampang begitu nyata.
"Apa kau becanda?." Ariana cukup syok.
Mata Ariana tak berkedip, wajah cantiknya merah padam, ini pertama kalinya dalam hidup se-ruangan dengan pria di kamar mandi. Ariana segera mengalihkan pandangan saat Caesar hendak melepas celananya. "Tidak, Caesar. Bukankah kau bisa menunggu diriku selesai dulu?."
"Apa ada masalah?."
"Jelas!." Ah rasanya Ariana ingin menghilang saja. Bagaimana bisa ia terlihat santai setelah membuat jantungnya naik turun.
"Tenang saja, aku tak akan melakukan apapun." Lirih Caesar menatap punggung mulus Ariana. Terlihat di balik genangan air bathtub, jemari Ariana menutupi bagian dadanya yang sedikit terlihat.
"Sial.."
Caesar segera mengalihkan pandangan, ia mengguyur tubuhnya di bawah shower. Kepalanya perlu didinginkan, dan yang paling parah Caesar terdiam saat di bawah sana miliknya berdiri tegak begitu sempurna.
"Jangan melihatku, aku akan menyelesaikan lebih dulu." Ujar Ariana segera menggosok tubuhnya.
"Ariana..."
"Ya?."
DEG..
Wanita itu membeku saat genangan air bathtub seketika tumpah akan sesuatu. Ya, Caesar masuk ke dalam bathtub dengan posisi tepat di belakang tubuh Ariana.
Kulit yang bersentuhan, dan jarak mereka... Ariana berusaha mencerna apa yang sedang terjadi, tubuhnya seketika terasa panas dan tegang. Apa yang harus ia lakukan? Apa ini normal? Perasaannya begitu tak karuan?.
Melihat Ariana yang diam membeku, sudut bibir Caesar terangkat. "Jangan takut, aku hanya akan menggosok punggung mu."
Ariana perlahan menoleh ke belakang. Tatapannya berat. "Caesar... Kau pikir aku tak tahu? Apapun alasanmu sepertinya itu sebuah kebohongan."
Mata mereka bertemu, pria tampan itu mengunci pandangan diantara keduanya. "Ya, kau tak salah aku mengakuinya."
"Bagaimana dengan kesepakatan?."
Caesar terdiam, tanpa sepengetahuan Ariana ia menginginkan pembatas itu hancur. "Apanya yang bagaimana?." Caesar meraih tubuh Ariana, ia mendekapnya dari belakang. "Aku tak akan melakukannya. Aku hanya ingin memastikan langsung bahwa kau tidak memikirkan pria brengsek itu dan baik-baik saja."
Ariana menelan saliva saat di belakang sana terasa sesuatu yang keras mengenainya.
"Caesar, aku tak memikirkan Diego sama sekali. Aku sudah sangat merasa baik sekarang. Jadi, bisakah kau melepaskan ku?. Kurasa kau mabuk dengan sikap yang tiba-tiba seperti ini."
"Tidak." Lirih Caesar, suaranya terasa pelan dan dalam. Ia tahu sudah melewati batas, tapi ia membiarkannya mengalir hanya untuk Ariana.
"Caesar??."
"Ariana.." Pria itu meraih wajah cantiknya untuk menghadap. "Bolehkah aku menciummu?."
Pupil mata indah Ariana membesar. Apalagi ini?. Ia meminta izin untuk melakukan hal diluar kesepakatan. Sejak tadi ini sudah salah melanggar kesepakatan, tetapi kenapa berontak pun tak sanggup. Dorongan macam apa ini?.
"Aku..."
Jemari Caesar mengelus lembut bibir ranum Ariana, ia ingin meraih sangat ingin meraihnya. Saat bibir itu hendak bertemu..
Ting tong!.
Ariana terperanjat, ia segera mendorong tubuh kekar Caesar.
"Ada tamu!."
Ting tong!.
"Hei!."
Ting tong!.
Raut wajah Caesar seketika berubah, rasanya ia ingin melenyapkan seseorang yang telah berani mengganggu moment nya. Tanpa berucap apapun, Caesar keluar dari dalam bathtub. Ia melilitkan handuk menutupi area terlarangnya.
Ariana belum berani menyaksikan itu, ia hanya memalingkan pandangan.
"Selesaikan mandi mu, setelah itu istirahatlah." Caesar berlalu dari sana.
Ariana terkulai lemas. "Akhirnya aku bebas..."
"Ada apa dengan dia? Tidak, apa yang sedang kita lakukan barusan? Ya tuhan! Setelah kejadian ini aku harus menghadapinya bagaimana?."
.
TBC
Selalu dukung thornim dengan like, komentar, and vote ya.😍
semoga kebencian kedua keluarga bisa bersatu krn cinta mereka berdua
Tapi rindu kan.........