Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langit yang menenangkan
Deg.
Vika terkejut, kenapa Safira bisa tahu apa yang terjadi di kampungnya, bahkan tentang dukun yang selama ini menjadi pemimpin di kampung itu, dengan menggunakan banyak tumbal bayi ataupun janin dari para warga disana.
"Tidak perlu terkejut, keluarga ini memang punya kelebihan bisa melihat mahluk halus dan juga hal yang tidak akan bisa kita percaya" ucap Zaki meminta Vika untuk duduk.
"Buka saja, dan kamu pasti baik baik saja, nanti akan ada orang yang mengamankan kalung itu" bujuk Safira
"Kenapa mom?" Tanya Aurora yang sudah turun bersama yang lain
Vika tersenyum ketika melihat Aurora dan mendekatinya dengan senyuman ramah, bahkan matanya terlihat berbinar ketika melihat Aurora juga tersenyum padanya.
"Siapa nama kamu?" Tanya Vika tanpa memanggil Aurora dengan sebutan kakak
"Aurora... Kamu Vika kan?" Tanya Aurora balik
"Bukan namaku adalah Kala" jawabnya hendak menyentuh Aurora, tapi tangannya langsung di tepis oleh Gafi.
Bruk.
Gafi mendorong tubuh Vika hingga dia terjatuh dan mencengkram erat lehernya, bahkan Gafi sampai mengangkat tubuh Vika yang terlihat kesulitan bernafas.
"Aakhh... Tolong saya" ringis Vika
"Gafi.... " Ucap Zaki tapi Gafi mengangkat tangannya, meminta agar Zaki diam
"Jangan harap kamu bisa menyentuh adikku setan luknat!" Umpat Gafi
"Hhkkkk to.. tolong" lirih Vika terlihat kehabisan nafas
"Gafi lepaskan dia! Dia hanya merasuki Vika" perintah Sagara
Brak.
Gafi melempar badan Vika hingga terbentur sofa ruang keluarga. Safira yang khawatir langsung membantu Vika karena dia tidak mau kalau sampai ada yang terluka karena ulah anaknya.
"Pergi dari sini bang, jangan bawa setan itu kesini lagi, atau Gafi akan buat dia dan juga setan yang ada di tubuhnya lenyap!" Ucap Gafi dengan wajah emosi.
"Hiks... Saya tidak tahu apa apa" ucap Vika
"Ayo kita pulang, kamu nanti akan berangkat dengan Niandra, kak Gara nanti bisa ke rumah kan, Zaki mau bicarakan sesuatu dengan yang lain, Om Rian juga sudah ada di rumah" ucap Zaki.
"Iya, kak Gara akan kesana setelah Gafi di tenangkan" jawab Sagara
"Abang, Jangan marah marah, nanti Abang jadi hilang kendali lagi seperti dulu" bujuk Aurora memegang tangan Gafi.
"Assalamu'alaikum.. kalian kenapa berkumpul begitu?" Tanya Langit
"Wa'alaikumussalam.. iya kami sedang menenangkan Gafi, tadi marah karena sesuatu" jawab Safira
"Pasti karena perempuan berwajah monyet itu ya" celetuk Langit
"Om lihat juga kan, dia itu sudah menyatu dengan perempuan itu Om, kita harus musnahkan dia" ucap Gafi
"Iya akan Om bantu menyingkirkan dia, kamu tenang saja, Om ada di pihak kamu, semua yang membahayakan Ola, mereka adalah musuh Om" jawab Langit membuat semuanya tepuk jidat.
Bukannya menenangkan, dia malah mendukung apa yang di lakukan Gafi yang mencekik seorang perempuan. Sagara paling tidak mau kalau sampai anak anaknya jadi anak yang kasar, kecuali kalau mereka di serang lebih dulu.
"Ko Om bisa lihat wajah monyetnya?" Tanya Aurora
"Dia lihatin Om dan memperlihatkan wajah aslinya tadi, sambil menyeringai juga, Jelek banget, cakepan Om kemana mana" jawab Langit mengedipkan matanya.
"Om nggak takut?" Tanya Khalid
"Om cuma takut kehilangan Ola" jawab Langit percaya diri dan di geplak Sagara
"Hahaha... Gafi sayang Om, sekarang Gafi sudah nggak marah lagi" ungkap Gafi memeluk Langit.
"Gampang kan bang, bujuk bocah ini mah gampang banget, cuma Langit yang bisa" bangga Langit
"Iya, kamu memang ahlinya buat anak kak Fira tertawa dan merasa aman" ucap Safira mengusap rambut Langit yang sekarang begitu tinggi di mata Safira.
"Ayo sarapan dulu, Abang mau ke rumah Om Samuel" ajak Sagara
"Perlu di temani nggak bang? Langit lagi free hari ini makanya kesini untuk antar jemput Ola" tanya Langit
"Kamu berani hajar mahluk halus?" Tanya Sagara
"Berani kalau bisa di hajar mah, tapi kan mereka itu tak kasat mata, dan nggak bisa di jangkau juga dengan mata Langit yang awam ini" jawab Langit
"Kamu bisa asal kamu mau belajar dan mengasah kemampuan kamu, buktinya kamu bisa lihat wajah asli mahluk itu" balas Sagara
"Langit antar Ola dulu deh bang" jawab Langit
Mereka mulai sarapan dengan tenang, Gafi sempat meminta Langit untuk bersama mereka saja, tapi Langit memaksa ingin naik motornya bersama Aurora.
"Insya Allah kami akan baik baik saja, ayo Ola naik, kamu jangan khawatir, Om akan jaga kamu" ucap Langit yakin
"Tapi kami yang nggak yakin Om, Ola sedang dalam keadaan lemah soalnya" ucap Khalid
"Ola aman bersama om langit, kalian barangkat di depan om, om akan ikuti kalian supaya kalian nggak khawatir" jawab Langit
Mereka setuju dan mulai berangkat sekolah setelah memastikan kalau Yudhistira dan yang lain juga sudah berangkat, Vika tidak jadi sekolah karena Adrian memintanya untuk tinggal di rumah Samuel selama dia melakukan rukiyah.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Langit dan Aurora terus tertawa karena Langit terus menceritakan hal hal random pada Aurora agar dia tidak memikirkan tentang mahluk yang sejak kemarin mengganggunya.
"Om awas!" Teriak Aurora saat melihat seorang laki laki berdiri di tengah jalan, setelah mobil yang membawa Khalid dan Gafi lewat.
Brak.
Motor Langit menabrak laki laki itu hingga terpental jauh sampai bermeter meter, dia sengaja melakukan itu karena merasa kalau laki laki yang menjegal jalannya bukanlah manusia.
"Om, gimana ini?" Tanya Aurora khawatir
Langit berhenti dan menatap laki laki yang dia tabrak dengan mata tajam, tapi kemudian dia berbalik kembali dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi menyusul mobil Khalid.
"Aarrghhh"
"Kamu akan selalu ada dalam pengawasanku!"
Lengkingan suara terdengar dari arah belakang Langit membuat Aurora memeluk pinggang langit dengan kencang, dia ketakutan kalau sampai sosok Itu berhasil membawanya pergi.
"Kamu tenang saja Ola, Om nggak akan biarkan mahluk itu mendekati kamu" ucap Langit mengusap tangan Aurora yang melingkar di pinggangnya.
"Ola takut dia menyakiti Om" ucap Aurora
"Om tidak akan terluka, apapun yang terjadi Om akan selalu melindungi kamu, luka sebesar apapun tidak akan berpengaruh pada Om, selama Ola ada bersama Om dalam keadaan aman" ungkap Langit membuat Aurora merah tenang
Yang di lihat Langit adalah sosok tinggi dengan bulu di sekujur tubuhnya, dan dia tahu kalau sosok itu pasti sosok yang mengincar Aurora sebelumnya, karena wajahnya mirip dengan sosok yang ada di tubuh Vika.
Kenapa Langit bisa melihat sosok itu juga? Itu karena Langit sudah mengasah mata batinnya dengan bantuan Adrian dan juga Sagara, dia yang ingin bisa melindungi Aurora bersedia berlatih ilmu kebatinan demi bisa mengimbangi dua Angkasa Aurora, bahkan tak malu meminta bimbingan dari Adrian langsung sebagai gurunya.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭