Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.
Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..
See you.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10. Gombalan Kimia Untuk Lia
Jendra heran, pagi ini tidak ditemukan nya Lia di kelas. Padahal Jendra semangat banget hari ini pengen ketemu Lia, sekalian minta maaf sekaligus menjelaskan soal pertikaian yang kemarin.
"Lia mana, kok gue gak lihat?" tanya Jendra ke arah dua gadis yang berdiri menutup akses masuk ke kelas IPA 1.
Dua gadis itu tentu si Novi dan si Aini, dengan raut serta ekspresi wajah berbeda-beda. Novi menampakkan raut juteknya sembari kedua lengan menyilang di dada, sementara Aini juga menampakkan wajah garang nya meski jatuhnya jadi imut sembari berkacak pinggang.
"ngapain lo nanya ke kita? Bukannya lo pacarnya? Gimana sih lo jadi cowok?" Novi balik bertanya dengan nada ketus.
Jendra menghela nafas sejenak, nih si Novi kalau aja di lahirkan jadi cowok. Dah pasti bakal Jendra ajak adu panco, yang kalah di dorong ke jurang.
"gue gak tau, dari kemarin chat gue gak dibales telepon gue gak di angkat, pergi kerumahnya malah diusir. Gimana gue mau tau kondisinya? Kalau gue tau, gue gak bakal tanya ke lo MAEMUNAH!" jelas Jendra ke arah Novi yang cemberut ke arahnya.
"asal kamu tau aja, Lia lagi sakit jadi gak sekolah" celetuk Aini dengan polosnya.
Hal itu sontak membuat Novi melotot ke arah Aini sembari menyikut gadis itu, bahkan Novi kerap juga membisikkan "kenapa lo kasih tau? Kan Lia bilangnya jangan sampai si Jendra tau, ah.. Oneng lo" Aini yang dibisikkan hanya mampu nyengir bak tak berdosa ke arah Novi. Sementara Jendra yang pendengaran nya masih tajam, tentu ia mendengar apa yang di bisikan Novi. Membuat nya sontak melotot kaget.
"hah?! Lia sakit? Sakit apaan?" tanya Jendra, perasaan dia kemarin yang terusir sampai pulang kehujanan. Kenapa malah Lia yang jadi jatuh sakitnya? Sungguh aneh.
"ya mana gue tau, dipikir gue dokternya. Yuk Aini kita masuk kelas, pak Rojak bentar lagi dateng" timpal Novi sembari mengajak Aini untuk masuk kelas.
lantas dua gadis itupun meninggalkan Jendra sendiri di luar pintu kelas, tak ada niatan untuk beradu ucap dengan Novi seperti biasanya. Jendra lantas melangkah lesu ke arah kelasnya, sampainya di kelas.
seperti biasa, ketiga kawan-kawannya setia menunggu kedatangannya sambil menyapa nya. Namun Jendra hanya menimpali dengan tersenyum saja, tak ada niatan untuk membalas sapaan atau ejekan seperti biasa. Entah kenapa, mendengar Lia jatuh sakit Jendra menjadi kurang bersemangat. Lesu dia cuk.
Membuat para temannya, apalagi Arkan yang duduk di sebelahnya menjadi heran dengan perubahan bekantan satu ini. "kenapa lo Jen? Tagihan listrik belum di bayar?" canda Arkan.
Jendra menoleh pada Arkan dengan wajah lesu nya, ia menimpali hanya dengan gelengan saja abis itu meluruskan kembali pandangan. Melihat Jendra begitu, para teman-temannya ikut diam memaklumi, mungkin Jendra sedang banyak masalah, itu yang di pikirkan teman-temannya.
Bahkan sampai pelajaran kimia yang digurui oleh pak Jepri pun, Jendra menyimak sih. Tapi pikiran nya terus menerawang jauh pada Lia, jadi dia kelihatan banget lagi ngelamun, alhasil pak Jepri pun menunjuk Jendra untuk membacakan contoh soal dengan suara yang cukup keras.
"massa atom radioaktif yang meluruh secara spontan akan selalu lebih besar daripada jumlah atom yang di hasilkan"
"contohnya seperti apa Jendra? Coba sebutkan" tanya pak Jepri.
"contoh nya, sama seperti cinta saya pada Lia dari IPA 1. Selalu spontan dari hari ke hari" jawab Jendra dengan pede.
Sontak membuat seisi kelas menjadi ricuh, dan banyak memberikan sorakan pada Jendra.
"CIE.."
"IH.. SO SWEET BANGET. COBA GUE YANG JADI SI LIA"
"PACARIN AKU MAS"
"BISA AE LO KUTIL KUDA"
"BUCIN.."
Pak Jepri yang merasa mapel nya terganggu, reflek gebrak meja dan membuat seluruh siswa menjadi terdiam seperti semula. Setelah nya pak Jepri memandang tajam ke arah Jendra yang malah nyengir kuda.
"KELUAR KAMU DARI KELAS!"
Jendra pun keluar dengan santai, dia gak nyesel kok di usir pak Jepri. Emang dia lagi males belajar kimia aja, mana jadwal pelajaran nya nyampe 2 hari. Pusing Jendra pak!
Setelah mapel pak Jepri selesai, dan ia pun juga telah di beri wejangan dari pak Jepri. Jendra pun masuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya.
Namun, ketika hendak melangkah ke arah bangkunya. Suara gadis menghentikan langkahnya.
"Jendra, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu" ucapnya. Jendra pun menoleh ala-ala slow motion.
Windi lah yang menghentikan langkahnya, gadis itu mendekat dan tersenyum manis pada lelaki itu. Jendra keki melihatnya, gara-gara nya dia jadi berantem sama Lia.
"ngomong apa?" tanya Jendra malas.
"Eum.. Cewek yang tadi kamu sebut di pelajaran kimia itu, siapanya kamu?" tanya Windi.
"dia pacar gue, dan gue minta tolong lo jangan ganggu kita apalagi buat Lia salah paham kaya kemarin. Paham?" jelas Jendra kodenya garis keras.
"tapi Jen, emang Lo gak ada niatan buat memperbaiki hubungan kita yang pernah rusak?" tanya Windi.
"sorry win, asal Lo tau aja, gue gak mau terulang menjadi elektrolit kuat yang panah nya cuma satu" ujar Jendra.
"maksudnya Jen?" tanya Windi bingung.
"cinta gue kuat tapi berjuang sendirian. Sekian, terimakasih" timpal Jendra langsung menuju kursinya tanpa menoleh kembali pada Windi yang terdiam seribu bahasa. Sad lah njir.