"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
“Gimana Bu penampilan Anisa sekarang ? cantik gak ?” tanya Anisa pada Zulaikha.
Zulaikha sendiri sampai bingung, Anisa mau pergi kemana dengan berpakaian rapi seperti itu.
“Cantik, Nak ! Kamu mau kemana memangnya ?” tanya Zulaikha
“Kerja Bu !” jawab Anisa dengan santainya.
“Kerja ? Anak Ibu sudah kerja sekarang ?” tanya Zulaikha ikut senang melihat putrinya saat ini sudah mulai bekerja.
“Iya Bu ! Anisa kerja di kantor Mas Fahmi !” kata Alisa ikut bersuara, menghampiri Zulaikha dan Alisa.
“Oh Iya ?” tanya Zulaikha lagi.
Sedangkan Anisa hanya diam saja tak bersuara apapun ketika Alisa sudah berbicara dengan Ibu mereka. Anisa semakin cemburu ketika Fahmi mendekati Alisa dan merangkul Alisa dengan begitu mesra.
“Seharusnya Aku yang merasakan kebahagiaan itu.” Ucap Anisa dalam hatinya.
“Kita sarapan yuk ! Tadi Alisa sudah bikin nasi goreng.” Kata Alisa mengajak mereka semua untuk sarapan bersama.
“Ayo !” jawab Fahmi.
Saat tengah sarapan bersama, Fahmi tersedak makannya dengan cepat Anisa memberikan Fahmi minum padahal Alisa baru saja hendak memberikan suaminya itu minum.
“Minum dulu Mas !” ucap Anisa
Alisa kemudian mengurungkan niatnya memberikan Fahmi segelas air putih, karena Anisa lebih dulu memberikan Fahmi minum. Alisa tak berpikir terlalu panjang mengenai sikap Anisa barusan. Ia pikir itu hanyalah gerakan spontan yang dilakukan oleh Anisa, hingga membuat Alisa tak merasa cemburu.
“Mas, pelan-pelan makannya.” Kata Alisa dengan lembut.
“Iya, Sayang. Habisnya nasi goreng buatan Kamu enak banget sih.”
Fahmi memuji Alisa yang membuat Anisa hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, menahan gejolak rasa cemburu yang begitu besar. Melihat Alisa begitu di hargai oleh Fahmi.
“Anisa pergi kerja naik apa ?” tanya Zulaikha pada Anisa.
“Hem…paling nanti Anisa pesan gocar aja, Bu !” jawab Anisa pelan.
Alisa yang mendengar itu, tentu saja tak mengizinkan Anisa pergi seorang diri, karena Anisa satu kantor bekerja dengan Fahmi.
“Kenapa naik gocar, Nis ? Kamu berangkat bareng Mas Fahmi saja ! Kan kalian satu kantor ?” ucap Alisa yang membuat Anisa diam, dan berharap Fahmi mau menyetujui permintaan Alisa. Dengan begitu Anisa bisa semakin dekat dengan Fahmi.
“Mas Fahmi gak apa-apa kan, Anisa ikut Mas Fahmi ?” tanya Alisa pada Fahmi.
“Kalau Mas ikut apa kata Kamu saja, Sayang !” kata Fahmi pelan.
“Ya sudah ! Anisa, nanti perginya bareng Mas Fahmi saja ya !” kata Alisa pada Anisa.
Mata Anisa berbinar merasa senang, pada akhirnya ia satu mobil dengan Fahmi, dengan begitu Anisa akan semakin dekat dengan Fahmi dan kalau bisa mendapatkan kasih sayang Fahmi.
“Iya, terimakasih ya Lis !” ucap Anisa dengan lembut.
“Sama-sama.” Jawab Alisa tersenyum manis.
Beberapa menit kemudian, Alisa mengantarkan Fahmi sampai di depan pintu rumah saat Fahmi akan berangkat ke kantor bersama Anisa.
“Hati-hati di rumah ya Sayang ! Jangan terlalu lelah !” Fahmi mencium kening Alisa yang membuat Anisa langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. Tentu saja ia tak suka Fahmi terlihat begitu mesra pada Alisa.
Di lain sisi Reino yang sudah beberapa bulan ini mencari tahu keberadaan Anisa hingga detik ini tak mendapati Anisa. Semua cara sudah ia lakukan agar dapat menemukan Anisa, namun sayangnya sampai detik ini Reino tak mendapatkan hasil apa pun.
“Kalian ini bodoh sekali ! Kalian itu Ku bayar mahal tapi seperti ini ternyata hasilnya !” Reino memarahi dua orang detektif yang ia sewa untuk mencari keberadaan Anisa.
Jelas saja Anisa tak dapat Reino temukan, sebab selama beberapa bulan ini Anisa tidak pernah sekali pun keluar rumah. Ia hanya di rumah menemani Ibunya, kerap kali Alisa mengajak Anisa pergi keluar untuk berbelanja, namun Anisa tak pernah mau menerima ajakan Alisa.
Anisa benar-benar menjaga dirinya sendiri agar keberadaannya tidak diketahui oleh Reino. Merasa keadaan Alisa kini telah aman, Anisa barulah berani menampakkan dirinya di depan banyak orang. Ia bekerja di kantor tempat Fahmi bekerja.
“Maaf Tuan ! Kami sudah berusaha semampu Kami !”
Reino melemparkan vas bunga ke sembarang arah hingga vas bunga tersebut pecah berserakan.
“Keluar kalian !” ucap Reino dengan suara meninggi.
Kedua detektif tersebut keluar, dan pergi meninggalkan Reino di ruang kerjanya.
Tak lama asisten pribadi Reino, Frans, datang menghampirinya jika rapat akan dimulai satu jam lagi.
Dalam keadaan yang masih kalut dengan emosi, Reino meminta Frans untuk mengumpulkan semua para direktur perusahaan agar hadir dalam rapat tersebut.
“Kumpulkan semua para direktur ! Jika ada yang berani tidak hadir, PECAT MEREKA !” kata Reino dengan tegas yang membuat Frans hanya bisa diam dan patuh pada Reino.
“Baik Tuan !”
...****************...
geram lah tengok org 2 ne...
mudah2an nnti author up lagi y 🫣😄
cerita nya seru dan menarik