NovelToon NovelToon
Dia Juga Anakku

Dia Juga Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Janda / Hamil di luar nikah / Cerai
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KENAPA TANTE BAIK SEKALI?

"Bagaimana kondisi janinnya, Dok?" tanya Mami Rara pada dokter yang tengah melakukan pemeriksaan USG pada Ara.

"Alhamdulillah semuanya baik. Usianya sekarang sudah 7 minggu."

Usia tersebut kurang lebih sama dengan perkiraan Mami Rara. Ia menatap Ara yang masih berbaring di ranjang, ada rasa kesal, ada juga rasa kasihan. Gadis yang beberapa bulan lagi menginjak usia 18 tahun tersebut, sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.

Setelah dari Dokter kandungan, Mami mengajak Ara mampir ke sebuah supermarket, rencananya mau membeli susu untuk ibu hamil.

"Kamu tinggal sama siapa di rumah?" tanya Mami, berjalan beriringan dengan Ara, mendorong troli mencari letak rak tempat susu.

"Sendiri, Tante."

"Sendiri," Mami menoleh, menatap Ara. "Kamu tidak punya saudara?"

"Ada Abang, tapi dia sudah menikah. Dia tinggal bersama anak istrinya, tapi rumahnya masih bersebelahan dengan rumah Ara."

"Untuk makan sehari-hari, ikut Abang kamu?"

Ara menggeleng, matanya mendadak panas teringat seperti apa Imel menyebutnya beban. "Sementara ini masih ada tabungan, untuk kedepannya, mungkin cari uang sendiri. Saya tidak mau merepotkan siapa pun."

Mami makin iba lagi pada Ara. Kemarin ia benar-benar marah saat Ara bilang melakukan perbuatan itu dengan sadar dan tanpa paksaan, namun setelah mendengar cerita gadis itu, juga melihat sikapnya yang sopan, ia sedikit bersimpati.

Hari ini, Mami sengaja melarang Meru ikut ke Dokter. Ia hanya ingin berdua dengan Ara, tujuan utamanya, agar bisa bicara dari hati ke hati.

Setelah membeli susu dan buah-buahan, Mami mengajak Ara makan. Sebagai orang yang sudah pernah hamil 3 kali, ia tahu jika ibu hamil itu, mudah lapar, tapi tergantung kondisi masing-masing sih, ada juga yang malah tak bisa makan karena mual. Tapi tadi Ara bilang pada dokter, ia tak mengalami morning sickness.

"Kalau Tante boleh tahu, apa cita-cita kamu?" tanya Mami di sela-sela makan.

Ara meremat celana kulotnya, teringat akan kedua orang tua yang telah bersusah payah menabung demi biaya kuliahnya. "Saya ingin jadi enterpreneur."

"Cita-cita yang bagus," Mami tersenyum.

"Ada keinginan untuk kuliah? Atau jangan-jangan, kamu memang sudah tak mau lanjut sekolah lagi?"

"Saya ingin kuliah. Alm. kedua orang tua saya sudah menabung sejak jauh-jauh hari demi biaya kuliah saya. Mereka ingin saya kuliah dan menjadi orang sukses."

"Tapi kamu mengecewakan mereka," Mami tersenyum miris.

Ara menunduk, air matanya meleleh. Mengambil tisu yang ada di atas meja, menyeka air mata dan menyusut hidung.

"Sekarang, kamu maunya bagaimana?" tanya Mami selanjutnya.

"Maksud Tante?" Ara mengernyit bingung.

"Kamu bilang mau lanjut kuliahkan? Jadi saya bebaskan kamu untuk menentukan pilihan. Kamu ingin menikah dengan Meru, atau hanya meminta kami untuk membiayai persalinan kamu. Kami akan merawat bayi itu, kamu tidak usah khawatir, karena bagaimanapun, anak itu anak Meru, cucu saya. Sebenarnya yang paling tepat adalah kalian menikah, membesarkan anak itu sebagai bentuk tanggung jawab. Tapi saya tidak mau memaksa disini, mengingat usia kalian belum matang. Dalam pernikahan, kesiapan mental itu sangat penting. Saya tidak mau memaksa kalian menikah, takut ujung-ujungnya malah cerai, karena belum siap secara mental."

Ara terdiam beberapa saat, memikirkan dua opsi yang diberi Mami Rara.

"HPL kamu bulan Juni, itu artinya dua bulan setelah ujian akhir. Nanti biar Papi yang cari jalan keluar untuk kamu. Entah itu terus sekolah, atau terpaksa berhenti dan mengikuti paket C."

"Apa Tante mau menerima saya sebagai menantu?" tanya Ara dengan suara putus-putus, gugup. "Saya bukan dari kalangan seperti Tante, saya hanya anak yatim piatu yang miskin," air mata Ara kembali menggenangi pelupuk mata.

"Saya tidak pernah menilai seseorang dari kekayaan," Mami tersenyum, tak menyangka jika yang dipikirkan Ara, malah soal kesenjangan sosial diantara mereka.

"Saya ingin menikah dengan Meru, Tante," Ara mengeluarkan isi hatinya. Selain karena mencintai Meru, ia juga tak mau dipisahkan dengan anaknya. "Tapi... "

"Tapi apa?"

"Bolehkah saya melanjutkan kuliah meski sudah menikah? Saya ingin mewujudkan impian almarhum kedua orang tua saya. Mereka ingin saya kuliah dan menjadi orang sukses."

"Tante tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Setelah kamu menikah, apapun itu, izinnya ada pada Meru, bukan Tante. Tapi insyaallah, Meru pasti mengizinkan kamu melanjutkan kuliah," Mami tersenyum. Ia senang dengan semangat menuntut ilmu Ara yang tinggi. Ia juga senang karena Ara memilih menikah. Padahal kalau mau egois, bisa saja ia pergi setelah melahirkan, memulai hidup yang baru tanpa beban apapun.

"Saya akan melahirkan bulan Juni, artinya saya masih bisa ikut kuliah tahun ini jika saya bisa lanjut sekolah dan mengikuti ujian."

"Semoga saja Ara. Nanti biar Papinya Meru yang bicara dengan pihak yayasan."

"Kenapa harus bicara dengan pihak yayasan, kenapa tak diam-diam saja. Saya akan berusaha menyembunyikan kehamilan saya."

Mami tersenyum. "Sekolah itu ada mata pelajaran PJOK, Ra. Sebentar lagi kamu juga ujian praktek kan, ada matpel PJOK. Tante takut demi menyembunyikan kehamilan, kamu memaksakan diri, itu bahaya, bisa menyebabkan keguguran."

Ara tidak kepikiran sama sekali ke arah sana.

"Papi kenal dekat dengan pemilik yayasan, semoga saja ada jalan keluar."

Ara mengangguk faham.

"Oh iya, kapan kami bisa bertemu dengan Abang kamu untuk membicarakan pernikahan kamu dan Meru?"

"Em.... " Ara ragu untuk mempertemukan mereka di rumah. Ada Imel, iparnya yang sangat menyebalkan itu. Selain itu, ia juga belum memberi tahu pada Ridho tentang kehamilannya. "Nanti biar Ara bicara dengan Abang."

"Makan yang banyak," Mami menyentuh tangan Ara yang ada di atas meja. "Nanti susu dan buahnya, juga jangan lupa dimakan. Bumil butuh banyak nutrisi untuk tumbuh kembang janinnya."

"Makasih banyak ya, Tante," mata Ara berkaca-kaca, terharu dengan kebaikan Mami Meru.

"Sebaiknya kamu dan Meru segera menikah, biar kamu tidak tinggal sendirian lagi, bisa tinggal sama kami. Gak perlu juga mikir untuk kehidupan sehari-hari, karena itu akan menjadi tanggung jawab Papinya Meru sebelum Meru bisa mencari uang."

Tubuh Ara bergetar, ia menangis, tak kuasa menahan haru karena kebaikan keluarga Meru.

"Kenapa Ara?"

"Kenapa Tante baik sekali sama Ara? Harusnya Tante marah seperti kemarin, karena Ara_"

"Sudahlah," Mami mengambil tisu, memberikan pada Ara. "Semua sudah terjadi. Saat anak melenceng dari jalan yang benar, tugas orang tua adalah membawa mereka kembali ke jalan yang lurus. Yang penting, kamu sudah sadar akan kesalahan kamu dan menjadi orang bertanggung jawab. Sekarang, saatnya menata masa depan. Semoga kedepannya, kamu dan Meru bisa menjadi orang yang lebih baik."

1
Chalimah Kuchiki
indah bgt masa2 manten baru kaya harmonis sama keluarga meru, jadi takut bakal ada badai nya sebesar apa ara 😭
Ari Atik
semoga terus terjalin sampai nanti...
nenjadi satu keluarga yg saling menghargai...
Hafifah Hafifah
aduh simeru g peka deh lw bumil lagi g bisa tidur
Hafifah Hafifah
gara" cemburu makanya pulang cepet
Ari Atik
semangat
thor...
masih ngikut..
Ari Atik
wkwk. .
ngakak jgaa gara2 rujak .
Ari Atik
next...
masih ngikut..
Ari Atik
lanjut..
Ari Atik
awalnya mewek...

eh akhirnya senyum2..
Ari Atik
dan sah...

teeerharu...
bisa diambil pelajarannya
Ari Atik
menjelang sah
Ari Atik
aduh...
berat deh klau punya ipar kyak imel
Ari Atik
enaknya kalau punya martua yg baik...
Ari Atik
ikut sakit jdi rara...
Ari Atik
ara......
semeru.....
Ari Atik
good..../Good/
Ari Atik
I LIKE .....
Ari Atik
lanjut...
semangat terus thor...
aq berusaha mbaca maraton ini cerita?
Ari Atik
suka...
Sari Kumala
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!