NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Nyai Harsyi dan kyai Ilham hanya saling diam saja. Entah apa yang sedang mereka pikirkan setelah mendengar penuturan Gus altair. Terlihat sangat jelas jika keduanya keberatan dengan keputusan Gus Altair untuk menjadikan Hayi istrinya. Gus Altair pun paham akan hal itu, tapi itu tidak akan menyurutkan niatnya untuk tetap pada keputusannya.

"Saya satu Abi dan Ummi keberatan dengan keputusan saya." kata Gus Altair.

"Bukan begitu, Gus. Tapi kenapa harus dia antara banyaknya pilihan yang jauh lebih baik dan lebih sepadan di samping mu." kata nyai Harsyi.

"Ummi, tidak ada manusia yang sempurna di bumi ini, termasuk saya. bukankah pasangan itu sama-sama saling melengkapi? Itulah yang harus saya lakukan. Dia seperti apa juga semua orang sudah tahu, tapi apakah saya harus mementingkan hal itu dari pada niat saya? Bahkan ummi sendiri pun tidak tahu betul bagaimana hati terdalam saya begitupun juga Abi. Saya tidak sempurna umi, tapi saya yakin dengan niat saya ini, saya bisa menyempurnakan diri saya dan juga agama saya bersama dengannya." kata Gus Altair dengan mantap dan tanpa rasa takut walaupun ia tahu keputusan akan menjadi kontra.

Nyai Harsyi hanya terdiam saja, ia bahkan bingung harus mengatakan apa pada Gus Altair. sebenarnya ia sudah punya pilihan untuk anaknya, tapi secara tiba-tiba Gus Altair mengatakan hal itu. Sebagai orang tua, tentu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi seorang anak juga punya pilihan sendiri.

"Bawa dia ke sini, Ummi ingin berbicara lebih dalam dengannya. Ingat, Gus, Ummi belum bilang kalau Ummi setuju. kapan pun ummi bisa menolak keputusan kamu jika menurut ummi itu bukan yang terbaik untuk kamu. Kamu itu calon penerusnya Abi, anak dari pimpinan pesantren, yang nantinya kamu juga akan mengurus pesantren ini. Ummi tidak mau kamu sembarangan memilih orang. Ummi hargai jika kamu punya pilihan sendiri." kata nyai Harsyi kemudian langsung beranjak pergi.

"Abi setuju dengan Ummi mu. Lebih baik kamu menginap disini saja, hujan masih deras." kata Kyai Ilham yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Gus Altair.

"Ini saya mau pulang, Abi." kata Gus Altair.

"Yasudah, hati-hati. Ingat pesan ummi." kata kyai Ilham

"Iya, Abi. Assalamualaikum." kata Gus Altair

"Walaikumsalam."

🌙

Setelah solat subuh berjamaah selesai, Hayi buru-buru pulang sebelum yang lainnya melihat. Ia bersiap dengan pakaian biasanya dan langsung menuju ke kandang kambing untuk memberi makan dan mengurus sesuai apa yang sudah kang Rudi ajarkan kemarin.

"Kok rasanya aneh banget ,gue kasih nama aja kali ya biar gampang manggilnya." gumam Hayi dengan tersenyum senang.

"Ohh ini yang kemarin hampir seruduk gue kan ya, Renaldiiiiiii!!! Minggir!" seru Hayi yang secara tiba-tiba membuat kambing jantan itu langsung pindah dari posisi sebelumnya.

Sontak saja hal itu membuat ia tercengang dan tertawa renyah, Suatu kebetulan yang nyata. Ia pun meneruskan kegiatannya sampai waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lebih. setelah memastikan semuanya tugasnya selesai, kini ia dengan secepat kilat kembali ke asrama untuk bersiap-siap sekolah.

Setelah semua persiapan selesai, kini Hayi mengambil tasnya dan langsung berlari secepat kilat karena jam sudah menunjuk pukul 7 lebih, yang artinya dia sudah telat. Dari kejauhan, ia melihat jika gerbang sekolah sedang di tutup. secepat kilat ia berlari namun tidak sempat berteriak juga. ia sampai di depan gerbang itu yang sudah di tutup juga satpamnya entah pergi kemana. Karena tidak ada cara lain, ia pun dengan terpaksa memanjat gerbang yang tingginya sekian.

Brukkk...

Hayi segera mengambil tasnya dan berlari dengan sangat kencang. hingga kini ia tiba di kelas, hanya saja pelajaran sudah di mulai, dan sialnya lagi pelajaran pertama adalah bahasa Inggris. Ya, Gus Altair lah yang menjadi guru bahasa inggris nya.

"Assalamualaikum, Gus. Maaf terlambat." kata Hayi

"Walaikumsalam. Tapi saya tidak butuh permintaan maaf kamu. kamu tau ini jam berapa? berikan alasan yang bisa saya terima." kata Hayi membuat semua siswa hanya terdiam saja.

"Yasudah hukum saja saya, Gus." kata Hayi dengan pasrahnya.

"Berdiri di halaman sampai istirahat." kata Gus Altair membuat Hayi hanya menghela nafasnya saja dan menurut.

Kini dengan beratap langit yang cerah dan panas yang begitu terik, Hayi berdiri di depan tiang bendera sembari hormat. sudah di pastikan ia tidak akan mengikuti pelajaran pertama dan kedua karena di hukum. Baginya, itu bukan suatu masalah, dan ia tetap akan menjalani seperti biasanya, karena memang di hukum sudah menjadi sebagian dari hidupnya semenjak ia masuk di pesantren Al Hidayah.

"Hahaha emang enak di hukum." kata salah seorang siswa yang melihat Hayi. Namun tentu Hayi tidak akan terprovokasi oleh hal itu.

Siswa laki-laki itu bahkan melempari dirinya dengan botol bekas dan beberapa sampah. apakah dirinya saat itu terlihat begitu menyedihkan. Sontak saja ia langsung mendongak dengan tatapan tajamnya, seolah menandai siswa itu sebagai musuhnya. Ia memang diam sekarang, tapi tidak ada yang tahu jika Hayi adalah sosok pendendam.

"Liat aja lo, kalau gue udah kelar." gumam Hayi dengan tatapan datarnya.

"Weh Weh wehh pergi pergi ada ustadz Ali."Kata Siswa itu dengan satu temannya juga yang langsung berlari.

Ustadz Ali yang melewati Hayi pun hanya menatap sambil menggeleng kepalanya saja. Ia bahkan sudah tidak habis fikir kenapa Hayi itu sangat senang di hukum.

Bel istirahat pun berbunyi, secepat kilat Hayi langsung berlari dan duduk serta meluruskan kakinya yang terasa begitu pegal. jujur saja penglihatannya sudah mulai kunang-kunang. Ia memejamkan matanya sambil menekan pelipisnya. Saat ia membuka mata, ia di kejutkan dengan sebuah tangan yang tengah menyodorkan air mineral. Hayi mendongak dan melihat siapa itu, ternyata ustadz Ali yang menyodorkan air mineral itu pada Hayi.

"Saya itu benar-benar tidak habis pikir kenapa kamu itu sangat suka sekali di hukum." kata ustadz Ali.

"Ya karena saya salah, ustadz." jawab Hayi setelah meneguk air minum itu

"Emang kamu melakukan kesalahan apa?" tanya ustadz Ali.

"Saya telat, jadi di hukum. Kalau nggak telat ya pasti nggak mungkin di hukum." jawab Hayi.

"Makanya lain kali lebih disiplin lagi dan tepat waktu. Ya sudah saya pergi dulu, assalamualaikum." kata ustadz Ali membuat Hayi tersenyum manis

"Walaikumsalam, ustadz. Andai si Agus kaya ustadz Ali pasti gue langsung mau kalau di ajak nikah hihihi tapi sayangnya dia ngeselin banget pengen deh guee....." kata Hayi ketika menoleh dan secara tiba-tiba orang yang sedang ia bicarakan sudah berdiri di sana

"Apa? Kenapa tidak di lanjutkan?" kata Gus Altair dengan tatapan tajamnya.

"Apanya? Memangnya saya ngomong apa?" kata Hayi dengan memalingkan wajahnya.

"Kamu pikir saya tidak dengar. seneng banget ya di kasih minum? Sampai senyum-senyum terus. Jangan sembarangan tersenyum pada laki-laki yang bukan mahram, dosa!!" kata Gus Altair.

"Ya biarin lah, masa orang senyum nggak boleh, aneh banget." kata Hayi kesal.

"Saya bilang jangan tersenyum pada laki-laki selain mahram kamu dan juga jaga pandangan kamu!" kata Gus Altair yang terlihat kesal juga.

"Dih gayanya, Gus Al juga senyum tuh sama ustadzah Rena, sama semua santriwati juga senyum tuh." kata Hayi tak mau kalah.

"Kamu ini di bilangin bandel banget." kata Gus Altair geram.

"Biarin biarin, nggak denger. siapa sih yang lagi ngomong, gue nggak denger." kata Hayi dengan menutup telinganya.

"Hayi, kamu jangan kurang ajar ya. Saya guru kamu!" kata Gus Altair.

"Tauuuu....udah ah males. Pergi dulu, assalamualaikum." kata Hayi dengan melengos pergi

"Walaikumsalam.... yaallah berikan saya kesabaran yang tiada batas, sungguh wanita itu sangat bandel sekali. Apa saya sanggup jika dia benar menjadi istri saya." gumam Gus Altair dengan mengelus dadanya.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!