Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.
"Dia hanya bercanda ares, dia sengaja menggoda mu," ucap Ziko.
"Kalian berdua pulang saja," ucap Jayden.
Ares membuka pintu mobil dan meminta sandra masuk. Kemudian Ares memasuki mobilnya lalu menyalakan mesin mobil, dan meninggalkan parkiran.
"Kita langsung pulang atau kamu mau pergi ke suatu tempat," ucap Ares.
Sandra melihat ke ares, dan ares juga melihat sandra.
"Apa kamu nggak nyaman, mau pulang saja," ucap Ares.
Sandra terlihat seperti mau mengatakan sesuatu namun ragu.
"Ayo kita mau ke mana, biar aku antar," ucap Ares.
"Yakin nggak apa-apa nih, nanti jadi merepotkan kamu," ucap Sandra.
"Katakan saja mau ke mana," ucap Ares.
"Waktu itu aku sama clarisa pernah mencoba cafe baru, tempatnya bagus lalu makanan dan minumannya juga enak. Jadi boleh kita kesana," ucap Sandra.
"Haha... ya sudah kita kesana. Kamu menggemaskan sekali," ucap Ares sambil mengusap rambut sandra.
Sandra hanya tersenyum, dan memberi tahu alamat cafe tersebut. Setelah sampai di sana, sandra turun terlebih dahulu dan meninggalkan ares di parkiran, jaraknya tidak jauh dari pintu masuk cafe.
Ares hanya menggelengkan kepalanya, sandra begitu antusias masuk ke cafe sampai melupakannya.
"Ares sebelah sini " panggil sandra dengan suara kencang sambil melambaikan tangannya menghiraukan sekitarnya.
Ares berjalan ke arah sandra, lalu menarik kursi untuk didudukinya.
"Maaf meninggalkan kamu. Kamu mau pesan apa," ucap Sandra sambil menyerahkan menu.
"Iya nggak apa-apa," ucap ares lalu melihat menu dan menunjuk pesanan yang dia mau.
Sandra memanggil pelayan dan menyebutkan semua pesanan mereka.
"Tolong di tunggu beberapa menit, pesanannya akan segera kami antar," ucap pelayan.
"Baik kak," ucap Sandra.
Setelah pulang sekolah biasanya apa yang kamu lakukan?" tanya Ares.
"Langsung pulang ke rumah atau aku pergi ke beberapa cafe," jawab Sandra.
"Kamu pergi sendiri atau pergi dengan siapa," ucap Ares.
"Biasanya aku pergi sendiri, kadang pergi sama clarisa juga," ucap sandra, tapi setelah menyebutkan nama clarisa, dia memikirkan temannya tersebut.
"Kamu kenapa diam begitu," ucap Ares.
"Aku pengen bantu clarisa, tapi dia nggak mau dibantu. Aku khawatir dan kasian melihat dia. Dia terlalu fokus belajar dan membantu orang tuanya berjualan. Dia tidak bisa menikmati masa remajanya," ucap Sandra.
"Kamu bisa membantu clarisa diam-diam tanpa sepengetahuan dia," ucap Ares memberikan solusi ".
"Aku pernah memikirkan ide itu, tapi aku takut clarisa marah jika mengetahuinya. Aku nggak mau pertemanan kami hancur," ucap Sandra.
"Sepertinya kamu sangat peduli dan sayang sama clarisa," ucap Ares.
"Iya kamu benar, aku sudah menganggap clarisa seperti saudari," ucap Sandra.
"Bagaimana jika aku yang membantu clarisa, anggap saja seperti kamu yang membantu dia," ucap Ares.
"Boleh saja jika kamu mau membantu, tapi kamu tidak terpaksa membantu clarisa, kan?" tanya Sandra.
"Aku senang bisa membantu orang jika membutuhkan bantuan," ucap Ares.
Pelayan datang lalu menata pesanan mereka di atas meja, lalu mengucapkan selamat menikmati.
"Bantuan seperti apa yang akan kamu lakukan," ucap Sandra sambil mencoba pesanannya.
"Nanti akan saya pikirkan dan lakukan," ucap Ares.
"Baiklah, terima kasih karena sudah mau membantu clarisa," ucap Sandra.
"Apa orang tua mu juga dekat dengan clarisa dan kedua adiknya?" tanya Ares.
"Iya orang tua ku juga sudah menganggap mereka seperti keluarga, apa lagi mama ku sering meminta mereka datang ke rumah. Tapi clarisa tidak bisa sering datang, karena membantu orang tua nya," ucap Sandra.
"Apakah kamu pernah meminta bantuan kepada orang tua mu?" tanya Ares.
"Iya orang tua ku membantu clarisa, namun tidak terlalu di perlihatkan secara langsung. Takut clarisa dan keluarganya tersinggung," ucap Sandra.
"Kamu dan keluargamu sangat heba" puji Ares
"Setelah lulus Sma, kamu mau lanjut kuliah di mana?" tanya Ares.
"Aku akan kuliah bersama dengan clarisa, kebetulan pilihan kami sama," ucap Sandra.
"Kamu tidak menyesal nantinya jika hanya mengikuti clarisa terus," ucap Ares.
"Mengapa kamu mengatakan itu?" ucap Sandra kesal.
"Aku mau kamu memikirkan diri mu sendiri terlebih dulu, baru memikirkan orang lain. Kamu bisa tetap berteman dengan dia, mendukungnya dan membantunya. Tapi kamu juga akan melanjutkan hidup kamu," ucap Ares.
"Aku sudah memikirkan itu, pilihan ku tetap seperti itu. Kedua orang tua ku juga mendukung pilihan ku," ucap Sandra.
"Baiklah jika kamu sudah yakin dengan pilihan mu," ucap Ares.
"Kalau kamu bagimana, kamu mau lanjut di mana?" tanya Sandra.
"Cie, ada yang mulai pengen tahu atau kamu sudah mulai suka dengan ku," ucap Ares bercanda.
"Bodoh amat, terserah lah," ucap Sandra.
"Wah enak banget minumannya ini, lalu mencoba makanannya. Yang ini juga enak," ucap Sandra mengalihkan pembicaraan.
"Maaf, iya aku akan jawab serius. Aku akan kuliah di mana kamu kuliah juga, jurusan kita bisa berbeda tapi tempatnya harus sama," ucap Ares.
"Ha... kenapa kamu mengikuti ku?" tanya Sandra.
"Apa perlu aku jelaskan lagi alasannya kenapa aku harus bersama kamu," ucap Ares.
"Kamu bisa kuliah tempat yang kamu inginkan atau bersama dengan teman mu yang lainnya," ucap Sandra.
"Aku bisa mengejar cita-cita ku sambil bersama dengan kamu, lagian teman ku yang lain pasti kuliah di tempat yang sama juga nanti dengan kita," ucap Ares.
"Kenapa bisa bersama begitu, apa kalian tidak bosan bersama terus nantinya?" tanya Sandra.
"Lah kamu juga sama, nggak bosan bersama clarisa. Pasti ada orang yang senang dan mengikuti teman mu," ucap Ares.
"Aku senang bersama clarisa, siapa orang yang kamu maksud?" tanya Sandra.
"Serius kamu nggak tahu," ucap Ares.
Sandra menggelengkan kepalanya, tanda dia tidak tahu.
"Orang itu adalah jayden," ucap Ares.
"Kamu serius, bukannya dia sedang dekat dengan cewek jadi-jadian," ucap Sandra.
Ares menceritakan rencana yang sedang dilakukan jayden, dan mengatakan bahwa yang disukai temannya itu adalah clarisa.
"Aku juga sempat berpikir kalau teman mu itu suka dengan teman ku, tapi karena teman mu tiba-tiba menjauh. Jadi aku mengira kalau teman mu itu hanya iseng dan bercanda," ucap Sandra.
"Kamu tenang saja, jayden orang bisa dipercaya dan bisa diandalkan. Sebenarnya dia bisa membantu dan menjaga clarisa dan keluarganya," ucap Ares.
Ares memegang tangan sandra, dan melihat ke arah sandra.
"Apakah kamu mau mencoba membuka hati mu, dan tidak menolak jika aku mendekati mu," ucap Ares.
Sandra melihat ares dan memikirkan perkataan ares.
"Aku akan mencobanya, kemudian berikan aku waktu. Dan aku nggak mau di paksa," ucap Sandra.
"Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan," ucap Ares.
Sandra menganggukkan kepalanya, lalu mereka menghabiskan minuman dan makanannya.
Lalu Ares mengantarkan sandra pulang ke rumah nya. Namun ares bertemu orang tua sandra dan berkenalan dan lanjut bercerita.