NovelToon NovelToon
Mekar

Mekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.

Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.

Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

Tangannya mencengkeram pundakku, menghimpitkan tubuhku pada sudut dinding dekat pintu masuk apartemen.

"Aku kira selama ini kamu baik diam di rumah, tapi ternyata?" Dia berdecak di depan wajahku yang menunduk dihimpitnya.

"Kenapa bisa ada di sana? Jadi selama aku tidak ada, kamu selalu pergi berkeliaran, begitu?"

"Tidak. Tapi, aku tidak punya kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya, Mas gak punya waktu untukku," ujarku membela diri.

"Alasan. Sejak awal menikah, sejak kau tinggal di sini sampai sekarang ini. Selama itu kamu membohongiku, Moy?" ucapnya dalam satu tarikan napas, tatapannya tajam dan tidak teralihkan barang sejenak. Ia bahkan menatapku tanpa berkedip dan dadanya yang kembang kempis nyata terlihat di depanku tengah menahan emosi marahnya.

"Maaf."

"Aku paling benci orang meminta maaf karena perilaku bodohnya."

Aku tahu, dia akan marah seperti itu. Pasti dan tidak ada ragu, setelah ia tahu yang sebenarnya apa yang aku lakukan di belakangnya, dia pasti akan sangat marah hingga mendiamkanku seolah aku angin yang berhembus tanpa wujud.

Drttt....

"Halo, Mbak Dita! Dimana? Pak Elham sudah di sini, Mbak. Dia cari kamu, suami Mbak ganteng banget, gila!" pekik Devy di telepon. Aku menyingkirkan agak jauh ponsel yang semula kutempelkan di telinga.

Aku benar-benar sedang berusaha menghindar dari situasi ini, pertemuan yang tidak aku persiapkan sama sekali. Kejadian mas Elham marah, nyata terbayang di depan mataku. Sejak tadi aku berdiam diri di depan cermin di dalam kamar mandi ruang tidurku, mengilustrasikan bagaimana dia akan marah dengan cara yang sama seperti di bayanganku.

Namun, Devy seperti tak membiarkan aku menghindar, setelah aku mengatakan sedang sakit perut dan harus ke toilet dalam waktu yang cukup lama, dia tetap saja meneleponku dan mengatakan jika mas Elham sudah berada di villa.

Aku tidak punya keberanian untuk menghadapinya secara langsung apalagi tatapannya itu yang mungkin dapat membunuhku secara perlahan setelah selama ini aku sembunyi-sembunyi melakukan pekerjaan ini.

Namun, cepat atau lambat, pasti semua ini akan terungkap dan mas Elham akan tahu kebenarannya atau mungkin ia akan menganggap aku seorang pembohong yang andal.

Yang aku inginkan dia tahu dariku bukan dari mulut orang lin terlebih kalau-kalau Devy memberitahukan semuanya sekarang ini bahwa pimpinan sekolah adalah aku yang nota bene istri dari mas Elham sendiri.

Aku bisa mati kutu saat bertemu dengannya nanti.

Namun, Devy yang kukenal tetap Devy yang mudah bergaul dan licin lidahnya. Dengan tubuh yang sudah lemas ini, aku berpasrah atas semua kejadian yang mungkin akan terjadi kepadaku setelah ini, setelah acara camping ini.

Devy menelepon kembali untuk yang ke sekian kali. "Mbak Dita dimana? Ke toilet lama banget? Aman?" ujar Devy dari seberang telepon.

"Hee eem, aman-aman."

"Hayu, sinilah. Ini pak Elham sudah di sini lho, lagi main sama anak-anak."

Jantungku tidak keru-keruan berdetak tak berirama, napas kutarik dan kuhembus berkali-kali.

"Perutnya masih sakit, Mbak? Atau mau aku ambilkan obat?"

"Tidak-tidak, tidak perlu. Sudah sembuh, sebentar lagi turun," ujarku.

Aku berjalan ke bawah, menuruni anak tangga dengan perlahan. Satu per satu anak tangga yang aku harap, biarkan saja anak tangga ini tidak pernah usai untukku langkah.

"Mbak?!" Lagi-lagi suara Devy yang memekik yang pertama kali memanggilku dan membuatku terkejut.

Aku tersenyum miring saat Devy berlari ke arahku seolah dia tidak sabar menunggu sejak tadi aku yang tidak juga keluar dari ruang persembunyianku.

Aku dapat mendengar tawa dan keramaian dari ruang makan villa ini.

"Mbak dari mana saja? Kasihan pak Elham belum makan, anak-anak juga belum makan karena nunggu Mbak."

"Hah, belum makan? Semalam ini?" Aku melihat jam di dinding bahkan waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Harusnya makan malam terjadwal pukul 7 malam dan aku sudah memasaknya spesial tanpa campur tangan karyawan villa.

"Iyalah, mereka makan beef aja tadi. Kalau makan, kita gak mungkin mulai kalau pak Elham belum makan lebih dulu, sedangkan siapa lagi yang ditunggunya kalau bukan kamu, istrinya, mbak?" ujar Devy.

"Kamu udah ngasih tau kalau aku ada di sini?"

Sayangnya, Devy mengangguk.

"Kasihan anak-anak Dev. Kenapa kamu gak bilang dari tadi kalau begini?"

"Kan sudah, tapi Mbak bilang lagi kebelet. Mana lama banget lagu," ujarnya menyalahkanku. Ada saja alasan dia untuk membalikkan ucapanku.

Devy meninggalkanku sendiri karena dia harus ke atas untuk mengambil sesuatu di kamarnya.

Memasukki ruang dapur, aku memejamkan mata rapat-rapat. Dari belakang, dapat aku lihat punggung tegap itu milik siapa. Seorang pria yang duduk bersebelahan dengannya lebih dulu menyadari kedatanganku daripada dirinya yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Dia tersenyum kecil dan menunduk padaku memberi salam. Itu mungkin suami Devy.

Di meja yang lain yang lebih lebar dan berbentuk bundar, anak-anak duduk melingkar dan sebagian yang lain duduk berpencar sesuka hati mereka.

Namun, Devy bilang anak-anak belum sempat makan, tetapi sekarang yang aku lihat, mereka sudah menata piring kotor di tempatnya. Itu berarti semua telah selesai makan.

Sedang aku masih belum bisa berkata-kata, dia terlalu sibuk untuk menyadariku yang sudah ada di seberang meja bar.

Daripada suamiku sendiri, pria di sampingnya itu masih melihatku yang memakai apron dan berdiri di belakang meja bar.

"Maaf, Tuan. Anda mau makan misua?" tanyaku pada seorang pria yang duduk di sisi mas Elham.

Dia membisikkan sesuatu ke telinga mas Elham, dan aku masih bisa mendengar bisikan itu.

"Tuan, Anda mau mencicip misua? Ada yang menawarkan," bisiknya.

Mas Elham menurunkan ponselnya dari depan wajah, dia menyimpannya di atas meja dan menanggapi ucapan pria itu.

"Siapa?"

"Tadi perempuan itu menawarkan makanan, mungkin dia koki baru di sini."

Mas Elham langsung menatapku lurus, sudah dapat dibayangkan jika dia tidak berkedip saat bertatapan denganku. Dan aku hanya bisa menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mas Elham terlihat mengangguk menanggapi tawaran pria di sebelahnya.

"Mbak, kami mau coba misua. Siapkan dua porsi, ya, tolong?" ujar teman mas Elham kepadaku.

1
Indah Lestari
ayok moy...ikuti perintah suami.. kembalikan z bilang buat modal usaha....
Ayu
Semangat up nya Thor
Wanita Aries
Pasti resa sama dewi kecewa krna perusahaan dipimpin elham
Akasia Rembulan
selalu suka.. semangat thor.
Rahma Intan
lanjutkan semakin seru 😘
Vtree Bona
suka kka thor tetap semangat yah
Wanita Aries
Cerita bagus
Wanita Aries
Semangat thor
echa purin
/Good/
kalea rizuky
nikah model. apa abis lahiran cerai. aja percuma suami. cuek kayak. berasa g punya suami. mending janda
kalea rizuky
jangan2 anastasia pcr el bnr gk
Rahma Intan
😍
Rahma Intan
ceritanya bagus kenapa kurang yg like
hello shandi: Terima kasih, Kak😊
total 1 replies
Wanita Aries
Sabar ya moy
hello shandi: my pleasure... Thanks, Kak.
total 1 replies
Wanita Aries
Haduh dita malah kabur.
Wanita Aries
Hubungan gk ada komunikasi, gk terbuka, gk jujur ya ancur
Wanita Aries
Salah dita jg gk jujur dr awal. Namanya sebuah hubungan ya harus jujur
Wanita Aries
Nah lho
Wanita Aries
Kok trllu polos kali dita ini masa gk cari tau searching gtu
Wanita Aries
Krna kurangnya komunikasi diawal ya jdinya hambar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!