Bukan Simpanan

"Zi....aku ingin bicara" mohon Bara saat melihat Zizi akan masuk ke dalam kost nya

"Tidak ada yang perlu di bicarakan Bar"tolak Zizi

"Zi...aku mohon dengar kan dulu penjelasan ku"

"Untuk apa kamu datang repot-repot menjelaskan nya Bar toh kita tidak punya hubungan apa-apa lagi,kamu akan menikah dengan Arum"

"Zi,aku akan menceraikan Arum setelah dia melahirkan, semua ini juga karena kamu Zi!"

"Karena aku! kamu menghamili Arum karena aku,gila kamu Bar. Setelah menyakiti perasaan ku kamu bilang ini semua karena aku,di mana otak mu dokter Bara! apa sudah konslet karena terlalu sering berzina" tekan Zizi membuat Bara terasa tersindir.

"Kamu yang tidak mau aku ajak tidur,kamu terlalu jual mahal sehingga aku memilih Arum untuk melampiaskan nya, tapi aku tidak mencintai nya Zi, Arum hanya mainan untuk ku, setelah nak itu lahir aku akan menceraikan nya dan menikah dengan mu"

"Plak...." satu tamparan keras Zizi layangkan di pipi Bara

"Aku bukan ***** yang bisa kamu pakai seenak nya Bar, meskipun aku datang dari keluarga miskin harga diri ku cukup mahal"

"Zi...aku hanya ingin bersenang-senang dengan calon istri ku,apa itu salah,toh kita juga akan menikah bukan?"

"Aku tidak bisa mencerna prinsip mu,aku bukan perempuan bebas Bar"

"Ayolah Zi,maaf kan aku! setelah anak itu lahir aku akan menceraikan Arum dan kita menikah atau kita nikah lari saja Zi, biarkan Arum melahirkan sendiri" ajak Bara

"Gila kamu!! Sebenci apapun aku pada Arum aku tidak akan tega melihat nya melahirkan tanpa suami,anak itu tidak berdosa Bar tidak seharusnya dia menanggung malu karena tidak memiliki ayah"

"Lalu aku harus bagaimana??"

"Nikahi Arum,kamu harus bertanggung jawab"

"Tapi aku tidak cinta Zi" kekeh Bara

"Tidak cinta tapi bisa hamil"ketus Zizi

"Zi,aku khilaf"

"Khilaf bukan berkali-kali Bar,aku tidak ingin berdebat lagi, silahkan pergi sebelum semua anak kost keluar dan melihat kita bertengkar disini"

"Biar saja,aku tidak akan pergi sebelum kamu memaafkan ku"

"Aku sudah memaafkan mu tapi tidak bisa melupakan kejadian itu,kamu tau betapa kecewanya ibu ku"

"Aku bisa menjelaskan semuanya Zi,ayo ajak aku temui keluarga mu" ajak Bara menarik tangan Zizi

"Jangan kurang ajar Bar, keluarga ku tidak akan menerima mu" Tepis Zizi cepat dia merasa jijik Bara memegang tangan nya

"Dulu kemana saja kamu,aku hubungi selalu sibuk, menghindar tidak jelas dan sekarang kamu datang untuk mengajak aku menemui keluarga ku,dasar lelaki gila!"

"Zi,,mama sakit karena ini,aku harus menebus semua nya Zi,aku mohon bantu mama untuk sembuh kembali" mohon Bara tapi tak di hiraukan oleh Zizi

Zizi mendorong tubuh Bara dan segera berlari masuk ke dalam kost.

"Zi.....buka Zi" pekik Bara membuat penghuni lain terganggu

"Zi,jika kamu tidak membuka pintu nya aku akan hancur Zi"ancam Bara

"Coba saja kalau kamu tidak mau di pukul oleh seluruh penghuni kost" jawab Zizi ketus dari dalam

Tubuh Zizi sedikit gemetar dia takut Bara benar-benar menghancurkan pintu nya sudah pasti dia akan malu.

Zizi meraih ponselnya lalu menghubungi Pras karena cuma Pras yang bisa membantu nya saat ini.

"Hallo Zi"

"Pak,bantu saya.... tolong bantu saya pak Bara datang mengamuk di rumah sa-ya pak" ucap Zizi gemetar membuat Pras kaget

"Jangan buka pintu saya akan segera datang" jawab Pras menutup ponselnya cepat

"Bara kamu selalu membuat ulah" geram Pras

"Zi....buka" pekik Bara dari luar

"Nak Bara,kenapa teriak di depan kamar Zizi?" tanya ibu kost Zizi

"Maaf bu,saya dan Zizi sedang bertengkar jadi saya ingin bicara tapi Zizi menolak " Jawab Bara

"Kalau begitu tunggu Zizi tenang ya nak, lebih baik nak Bara pulang dulu nanti setelah Zizi bisa di ajak bicara baru kembali lagi karena teriak begitu mengganggu penghuni lain"Jelas ibu kost Zizi membuat Bara tidak enak lalu mengangguk

Bara menendang kaki nya ke udara,kenapa Zizi susah sekali di ajak bicara pikir nya

Bara segera pergi meninggalkan kost Zizi, mungkin benar saat ini Zizi masih marah pada nya, lebih baik menunggu Zizi sedikit tenang.