Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Setelah mama nya pergi, Jenna tak kunjung keluar dari kamarnya, bagaimana mungkin dia bisa keluar dengan wajah seperti itu? jika semua orang melihat wajahnya tentu saja mereka akan bertanya pada Jenna, tidak mungkin Jenna berbohong jika dia terjatuh karena akan terlihat jika itu hanya sebuah alasan.
“Nona Jenna, sudah waktunya makan siang.”
Ucap Inah mengetuk pintu kamar Jenna namun tak ada jawaban, tak hanya Inah bahkan sekarang Surti juga mengetuk pintu kamar Jenna, sejak melihat mama mertua majikannya keluar dari kamar, mereka sudah merasa khawatir pada Jenna.
Apalagi setelah mereka mengetuk pintu sejak tadi Jenna tak kunjung membukanya ataupun menjawab panggilan mereka membuat mereka semakin khawatir, Sedangkan Jenna saat ini tengah duduk di samping ranjang seraya memeluk kedua lututnya.
“Jika nona tidak keluar, kami akan menghubungi tuan Zavey.”
Ucap Surti, mendengar itu tentu saja Jenna merasa panik, dengan hati hati Jenna mencoba untuk berdiri meskipun seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, Jenna pun mulai membuka pintu, namun sebelum itu Jenna membuka ikatan rambutnya untuk menutupi wajahnya yang babak belur.
“Nona baik baik saja?”
Tanya kedua wanita itu melihat istri majikan nya yang terlihat seperti sedang menahan sakit, Jenna mengangguk dengan kepala yang menunduk, lalu mulai melangkah meninggalkan kamar dengan langkah pelan nya agar tidak ada yang menyadari jika ia tengah kesakitan.
“Apa yang terjadi? Kenapa cara berjalan nya seperti itu?”
Bisik Inah pada Surti setelah melihat Jenna yang berjalan dengan aneh, Surti hanya diam menatap kepergian Jenna, seperti nya memang ada yang tidak beres dengan Jenna dan mamanya.
“Kamu perhatikan nona Jenna, aku akan menghubungi tuan Zavey.”
Ucap Surti, Inah pun menganggukkan kepalanya lalu mengikuti langkah Jenna menuju meja makan, sedangkan Surti segera menghubungi majikan nya dan mengatakan tentang keadaan Jenna saat ini.
Zavey yang baru saja keluar dari kantor karena memiliki janji dengan seseorang tentu saja memilih untuk pulang dan memeriksa keadaan Jenna saat ini, pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi melintasi jalanan.
“Dimana dia?”
Tanya Zavey pada asisten rumahnya begitu tiba dirumahnya, kedua wanita itu kemudian memberitahu Zavey jika Jenna baru saja masuk ke dalam kamarnya setelah menyelesaikan makan siang, mendengar itu Zavey segera bergegas menuju kamar Jenna lalu mengetuk pintu.
“Jenna! Buka pintu nya.”
Ucap Zavey sontak saja membuat Jenna yang tengah berada di dalam kamarnya terkejut, bagaimana bisa Zavey pulang padahal masih siang? Jenna segera merapikan kamarnya lalu menyembunyikan pecahan vas bunga yang berserakan di lantai.
Sedangkan Zavey yang sudah tidak sabar pun mulai mendobrak pintu kamar Jenna membuat Jenna semakin panik lalu memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi, Jenna mencuci wajahnya lalu memakai foundation untuk menutupi memar di bagian ujung bibirnya.
Brak!!
Pintu kamar Jenna seketika terbuka setelah Zavey berhasil mendobraknya, Jenna menoleh kearah pintu dimana Zavey saat ini berada, melihat Jenna yang bediri di depan cermin seraya memegang peralatan make up membuat Zavey segera menghampiri nya.
“A-ada apa?”
Tanya Jena gugup begitu Zavey menghampiri nya, mata Zavey menelisik menatap seluruh tubuh Jenna, namun ia tak menemukan apapun yang mencurigakan sebab wanita itu memakai pakaian tertutup.
“Kamu baik baik saja? Bik Surti bilang mama mu baru saja dari sini, apa itu benar?”
Jenna melirik kedua wanita yang berdiri di ambang pintu itu lalu beralih menatap Zavey.
“Mama hanya bertanya apa kak Lysandra sudah menghubungiku atau belum.”
Ucap Jenna tentu saja sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat tidak gugup, namun Zavey tidak semudah itu percaya pada ucapan Jenna, Zavey menarik tangan Jenna mencoba untuk menaikkan lengan pakaian nya namun Jenna menepis tangan Zavey.
“Kau sedang apa? Kenapa menyentuhku semaumu?”
Tanya Jenna kesal, sebenarnya Jenna hanya berusaha menghalangi Zavey agar tidak menyentuh nya, karena bisa saja Jenna akan meringis kesakitan ika Zavey menyentuh bagian tubuhnya yang lebam.
Melihat reaksi marah Jenna, Zavey pun memilih untuk tidak menyentuhnya tapi meskipun begitu tetap saja Zavey masih tidak tenang, ia yakin terjadi sesuatu antara Jenna dan mamanya.
“Jika terjadi sesuatu, hubungi aku, aku akan…”
“Tidak perlu, fokus saja mencari kak Lysandra agar aku bisa segera pergi dari sini.”
Ucap Jenna membuat Zavey mengerutkan keningnya, kenapa tiba tiba membahas hal itu? Apa Jenna mendengar pembicaraan Zavey dengan pria suruhan Zavey tadi pagi?
“Baiklah, aku akan kembali ke kantor, jangan keluar rumah dan soal pintu kamarmu, aku akan menghubungi orang untuk memperbaikinya.”
Ucap Zavey, Jenna hanya mengangguk pelan seraya menahan tubuhnya yang terasa sangat lemah, rasanya ia tidak kuat untuk berdiri lebih lama lagi.
“Cepatlah pergi, aku sudah tidak kuat lagi.”
Jenna membatin, kesadaran nya hampir menghilang hingga akhirnya ia tak sadarkan diri, Sedangkan Zavey yang baru saja akan keluar dari kamar Jenna sontak berbalik begitu mendengar suara teriakan kedua asisten nya seraya menunjuk kearah Jenna.
“Jenna! Sadarlah.”
Ucap Zavey namun Jenna tak kunjung sadar, Zavey segera mengangkat tubuh Jenna lalu membaringkan nya diatas ranjang, Zavey mulai menepuk pipi Jenna dengan pelan namun tak ada reaksi apapun dari wanita itu.
Zavey mengerutkan keningnya begitu melihat ada cairan di jari jarinya membuat Zavey mengendus aroma cairan itu, tak ada aroma apapun yang tercium, pria itu kemudian menatap wajah Jenna dibagian ujung bibirnya terlihat ada sesuatu yang aneh membuatnya segera mengusap bibir Jenna.
“Kenapa ada lebam diwajahnya?”
Gumam Zavey lalu mengambil tisu dan mulai membersihkan wajah Jenna, benar saja ada lebam di wajah Jenna, melihat itu Zavey kemudian mulai memeriksa tubuh Jenna, tak hanya wajah ternyata di lengan dan paha Jenna juga terdapat lebam yang sama.
Zavey kemudian segera menghubungi dokter kepercayaan nya untuk memeriksa keadaan Jenna.
Beberapa jam berlalu, Jenna akhirnya mulai membuka matanya perlahan, namun ia merasa sakit di beberapa bagian tubuhnya membuatnya meringis kesakitan.
“Jangan memaksakan diri, beristirahatlah.”
Jenna menoleh begitu mendengar suara itu, terlihat Zavey sedang duduk di sofa seraya memainkan ponselnya, Zavey kemudian beranjak dari duduknya lalu menghampiri Jenna.
“Mama mu yang melakukan nya bukan?”
Deg!
Jenna menoleh menatap Zavey lalu kemudian mengalihkan pandangannya.
“Bu-bukan, aku terjatuh di..”
“Bukan hanya wajah, terdapat lebam juga lengan dan paha mu, masih berani bilang kalau kamu habis terjatuh?”
Jenna terdiam mendengar ucapan Zavey.
“Bagaimana bisa dia tahu?”
Jenna membatin lalu menatap tubuhnya, seketika matanya terbelalak melihat pakaian nya berganti.
“Pakaianku? Apa kau mengganti pakaianku?”
Tanya Jenna, Zavey mengalihkan pandangan nya.
“Mana mungkin, bik Surti dan bik Inah yang menggantinya.”
Ucap Zavey membuat Jenna menghela nafas, hampir saja ia akan melayangkan sesuatu ke arah Zavey jika memang benar Zavey yang mengganti pakaian nya.
“Jawab pertanyaanku dan jangan berani berbohong , mama mu yang melakukan ini bukan?”
Lagi Zavey bertanya dan Jenna tidak bisa mengelak lagi hingga memilih untuk menganggukkan kepalanya, melihat jawaban Jenna, Zavey mendengus kesal, terlihat ia tengah menahan amarahnya saat ini.
“Kamu mau melaporkan mamamu ke polisi?”
Tanya Zavey tentu membuat Jenna terkejut lalu menggelengkan kepalanya.
“Mana mungkin, kenapa aku harus melaporkan mamaku?”
Ucap Jenna, namun Zavey hanya di dengan wajar datarnya lalu meninggalkan Jenna begitu saja tanpa mengatakan apapun, Jenna hanya menatap kebingungan pada Zavey yang mulai menghilang dari balik pintu.