Ariana gadis berusia 18 tahun meninggal dengan tragis, namun Tuhan memberinya kesempatan hidup sekali lagi.
Tapi saat Ariana bangun dia telah jadi orang lain, Sherina seorang polisi rahasia berusia 28 tahun.
"Sher, Sherina?" panggil Sean.
Tapi Ariana yang belum terbiasa dengan nama itu hanya melengos. Membuat pria itu mengerutkan dahi.
"Sher?" panggilnya sekali lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Mengingatkannya Pada Sang Anak
Bugh! seseorang coba memberikan pukulan pada Ariana, namun berakhir dia yang limbung dan jatuh karena lebih dulu menghirup gas tidur tersebut, beberapa penjaga yang mulai menyadari adanya gas itu pun mulai menahan nafas saat menyerang penyusup tersebut.
Hanya seorang wanita pasti akan mudah untuk mereka tangani.
Bugh!
"Siall!!" umpatnya saat pukulan itu melesat.
Bukan hanya 1, tapi Ariana menghadapi 5 penjaga sekaligus. Wajah-wajah yang tak asing baginya.
Tapi saat itu Ariana juga menggunakan sepatu penambah kecepatan, jadi tak ada satupun yang bisa menyentuh dia.
Bugh!
Bugh!
Bguh! Ariana berhasil menjatuhkan 5 pria berdandan kekar tersebut.
Huh! wanita itu membuang nafasnya dengan kasar, dia tak bisa berlama-lama disini. Ariana pun telah banyak menghirup gas tidur tersebut. Penawar yang dia makan juga punya waktu untuk bertahan.
Selesai dengan para penjaga, Ariana segera mendatangi penjara para wanita, sebanyak 10 orang gadis ada disana, usianya sama seperti Ariana.
Dia bisa membuka gembok itu dengan mudah karena tau dimana letak semua kunci di dalam sini.
10 gadis itu sangat terkejut ketika melihat Ariana datang.
"Makan ini dan ayo segera pergi dari sini, aku adalah polisi!" ucap Ariana, dia menunjukkan tanda pengenalnya sebagai Sherina.
Tanpa banyak kata, semua gadis itu pun patuh, memakan permen pemberian wanita asing itu dan mulai keluar dari ruangan tersebut.
Dalam hati masing-masing seperti menemukan harapan bahwa mereka bisa keluar dari tempat ini. Di antara rasa takut yang mendera ada bahagia yang mulai menyusup masuk dalam hati.
Mereka tidak keluar melalui pintu lift, tapi keluar melalui rumah Ariana.
Semua penjaga telah tumbang dan orang terakhir yang dihadapi oleh Ariana dan 10 gadis itu adalah Mario dan Robi.
Dua orang dengan membawa pistol di tangan. Berdiri di tengah-tengah ruang tengah rumah tersebut.
Mario tersenyum miring, seru sekali ada hiburan seperti ini. Menggagalkan rencana kabur para buddak-buddaknya.
Dan siapa wanita cantik yang menggunakan masker itu? sepertinya dia justru mendapatkan buddak baru.
Mario tepuk tangan dan menatap dengan intens.
"Bagus bagus bagus, tapi kita sudahi saja permainan ini ya?" tanya Mario.
Semua gadis itu begitu takut, bersembunyi di balik tubuh Ariana.
"Tuan Robi, saya serahkan pria tua itu kepada Anda," ucap Ariana dengan gamblang.
Deg! Robi seketika tersentak, mendadak mendelik ketika mendengar ucapan wanita asing itu. Kalimat itu jelas membuatnya berada di posisi paling bahaya. karena dia Jadi terlihat seperti seorang pengkhianat.
Sama halnya seperti Robi, Mario pun sama terkejutnya ketika mendengar ucapan itu. Seolah semua curiga yang ada di dalam kepalanya kini jadi kenyataan.
Bahwa Robi adalah orang yang telah menghianati dia, termasuk orang yang sudah merusak semua narkoba miliknya.
"Kurrang ajjar_"
"Tidak Boss, ini tidak benar! wanita itu_"
DOR!!
DOR!!
Ahk!! pekik Mario dan Robi bersamaan, mereka langsung tersungkur di atas lantai saat Ariana dengan cepat menembak kaki keduanya dalam waktu yang nyaris bersamaan.
Saat itu pun Lucas dan Sean juga menyusul kesana, mereka telah berhasil mendapatkan bukti transaksi rekening Mario, dari sana mereka bisa tau siapa yang selama ini telah paling bnyak membantu bisnis haram tersebut.
"Larii!!" pekik Ariana, gadis-gadis itu pun segera mengikuti perintah sang polisi dan berlari keluar.
Lucas dan Sean memimpin langkah dan Ariana keluar paling akhir, sebelum dia benar-benar pergi Ariana lebih mendatangi sang ayah dan tangan kanannya, menendang dengan sangat kuat kedua pria itu seperti apa yang mereka pernah lakukan kepadanya.
"Harusnya setelah ini aku membuang kalian ke sungai," ucap Ariana.
Deg! Mario tersentak. Kata-kata itu jelas mengingatkannya pada sang anak.
Namun dia sudah tidak berdaya.