Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. JANJI
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Hari ini adalah hari Senin. Hari yang paling biasanya Dara tunggu-tunggu. Pergi ke kampus, memasak dan berjalan-jalan ke mall. Kegiatan yang telah menjadi rutinitas dalam kesehariaannya. Akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Yang sekarang ia lakukan hanya memasak, membuat makanan kesukaannya, rebahan, membaca novel dan menonton televisi. Semakin lama, dirinya merasa bosan karna kegiatannya yang terlalu monoton, begitu saja. Tidak ada tantangannya sama sekali. Huff.. rebahan saja ternyata bisa membuat dirinya capek.
Setelah insiden malam itu, Dara berusaha menjaga jarak dan bersikap biasa saja dengan Sean. Dengan segala hal apa yang telah Sean lakukan untuknya, membuatnya semakin menutup rapat hatinya. Untuk apa bersama laki-laki yang hanya akan mepermainkan perasaannya saja? Benar bukan?
Dara sekarang berada di dalam kamarnya. Membaca novel kesukaannya. Sesekali menjerit-jerit ketika membaca bagian cerita yang romantis. Yang ada di otaknya saat ini adalah kapan dirinya bisa berada di dalam toko utama novel itu? Rasanya Dara ingin berada di posisi sebagai peran utama dalam novel yang dibacanya.
Dara fokus dengan apa yang sedang dibacanya. Masuk kedalam dunia halunya sendiri. Tak jarang dirinya sesekali tersenyum sendiri. Ah, sungguh romantis sekali. Dara ingin diperlakukan seperti itu. Terlepas dari itu semua, Dara terkadang menangis sendirian tak kala mengingat sang ayah dan bunda tercintanya. Kenapa dunia kejam sekali padanya?
Sean? Pria itu juga tampak dingin padanya. Entahlah, ada perasaan tak nyaman di hatinya ketika melihat perubahan sikap Sean terhadap dirinya. Tak seperti biasanya.
Dara terkadang merasa kesepian, merasa dirinya sendirian. Padahal, banyak orang yang menemaninya di mansion ini. Maid yang ramah padanya. Ada Liya yang terkadang menemaninya. Ada bodyguard yang ramah juga padanya. Akan tetapi, semua tampak kosong dimatanya. Tuhkan, Dara rindu pada keluarganya. Tak terasa buliran kristal jatuh membasahi kedua matanya yang indah. "Hiks!" Isaknya pelan. Ditutupnya buku novel yang ia baca. Lalu, benamkan wajah cantiknya ke guling yang setia menemaninya. "Ayah, Bunda, Dara kangen." lirihnya pelan di sela tangisannya. Digenggam erat sprei tidur itu. Menyalurkan segala rasa kesedihannya. Kesal, marah, sedih, Dara butuh pelukan. "Hiks!! Ayah!"
Sean terdiam mematung mendengar isakan tangis didalam kamarnya. Sedari tadi dirinya berada di luar pintu kamarnya. Mengamati gadis cantiknya sedang membaca novel. Namun, disaat dirinya ingin masuk ke dalam kemarnya, Sean mendengar isakan dari bibir gadisnya itu. Sean bersumpah, Sean benci kelihat gadisnya itu menangis seperti ini!
Tapi, jika Sean masuk ke dalam kamarnya, Sean merasa akan meganggu gadisnya. Sean akan memberi gadisnya waktu untuk sendirian. Lalu, dengan langkah mantap, tubuh Sean berbalik meninggalkan kamarnya yang berisi isakan lirih yang menyayat hati bagi yang mendengarnya.
***
Tak terasa, sudah 2 jam Dara menangis sendirian di dalam kamar lalu jatuh tertidur. Lalu, Dara bangkit dari tidurnya dan memutuskan untuk mandi agar badannya lebih fresh dan segar.
Setelah menyelesaikan rutinitas mandinya, Dara segera keluar kamar mandi dan memekai pakaian santai. Entahlah, ketika dirinya bangun dari tidur di pagi itu, didalam almari milik Sean, sudah tersedia pakaian perempuan yang pas untuk badannya. Seperti sudah direncanakan. Tetapi Dara tak ingin mengambil pusing tentang hal seperti itu. Yang penting dirinya bisa memakai pakaian layak pakai untum badannya. Bahkan sangat layak. Pakaian dengan branded ternama, sendal serta sepatu dengan brand ternama juga dengan harga jual yang sangat fantatis. Seketika, Dara merasa ngilu sendiri jika mengetahui semua total harga baju yang dipakainya. Pasti akan sangat sangat mahal sekali.
Seusai memakai pakaiannya, Dara menyisir rambutnya serta memakai sedikit parfum agar lebih fresh lagi dan lebih percaya diri. Jangan lupakan untuk memakai sedikit lipstik di bibirnya yang berwarna merah muda itu. Dan sempurna. Dara tersenyum dengan penampilannya didepan cermin. Dara sudah cantik dan bersiap-siap untuk makan malam sekarang.
Dengan tersenyum yang tak pernah kuput dari bibirnya, Dara membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang makan. Tak jarang dirinya juga nerasa takjud dengan desain serta interior mansion milik Sean. Sangat klasik serta mewah. Sungguh perpaduan yang sangat sempurna. Dara yakin, jika yang mendesain rumah ini pasti orang yang sangat cerdas.
Namun, langkahnya langsung berhenti ketika berada di tangga. Tunggu, kenapa gelap? Apa sedang mati lampu.
Tiba-tiba lampu kelap kelip langsung menyala disisi-sisi tangga. Dara sampai dibuat takjud dibuatnya. Lalu, dengan perasaan takut-takut Dara menginjakkan kakinya. Dan setiap dirinya turun dari tangga, lampu-lampu indah akan menyala mengiringinya. Apa Dara sedang bermimpi sekarang?
Setelah sampai di injakan tangga yang terakhir Dara langsung disuguhkan lilin-lilin cantik yang membentuk sebuah jalan, tanpa ragu Dara berjalan mengikuti lilin itu. Berjalan terus hingga sampai di taman belakang. Disana, Dara melihat pria yang telah mendiami beberapa hari ini. Tengah tersenyum sambil membawa se-ikat bunga tulip kesukannya.
Kedua matanya memanas. Ingin menangis. Menangis bahagia. Lalu, Dara langsung berlari ke arah Sean dan dipeluknya tubuh jakung itu. Dipeluknya erat. Seperti tak ingin melepaskannya sedetik saja.
Sean tertegun ketika menerima pelukan erat itu. Hangat itulah yang ia rasakan ketika menerima pelukan dari Dara, gadisnya. Dipeluknya erat juga tubuh gadisnya itu. Di usapnya pelan punggung gadisnya yang sedikit bergetar karna menangis.
"Jangan menangis. Maafkan aku." Kata Sean sambil sesekali mencium puncak kepala Dara.
Dara semakin menenggelamkam wajahnya ke dada bidang Sean. Nyaman. Hangat. Dara seperti menemukan tempat sandarannya. Tempatnya ia akan pulang. Rumahnya.
Setelah Dara merasa tenang, dilepasnya pelukan itu.
"Ini untuk ku kan?" Tanya Dara. Takut-takut jika dirinya salah mengira kalau ini untuk dirinya.
Sean megangguk. Menatap kedua mata gadis didepannya yang sembab itu. "Tentu saja, ini untuk mu. Calon istriku." Jawab Sean lalu tersenyum.
Jujur, setelah sekian lama Sean tak pernah tersenyum pada orang lain, kini dirinya tersenyum hanya karna ingin membuat gadis didepannya bahagia.
"Terimakasih." ujar Dara, lalu dipeluknya lagi tubuh itu.
"Sama-sama. Terimakasih juga." Jawab Sean.
Lalu setelah itu Dara melepas pelukannya lagi ketika kedua matanya menangkap ada sebuah meja yang sudah tersedia tidak jauh dari dirinya dan Sean berada.
Lantas Sean mengulurkan tangannya. Dengan senang hati Dara menerima uluran tangan besar itu dan tersenyum ketika kedua bola matanya yang teduh bertemu dengan kedua bola mata yang tajam itu.
Sean tertegun. Terpanah melihat senyuman cantik itu. Sungguh, gadis yang megenggam tangannya sekarang adalah gadis yang paling cantik yang pernah ia temui. Sean tak akan melepaskannya. Semuru hidupnya, Dara akan menjadi miliknya.
Dara lalu duduk di kursi itu. Berhadapan dengan Sean. Matanya berbinar senabg ketika melihat makanan yang tersedia di depannya. Steak dan milkshake strawberry kesukaannya.
"Dara, ijinkan aku menjadi alasan mu tersenyum. Ijinkan aku menjadi tempat mu bersandar jika kau merasa lelah. Ijinkan aku mengisi tempat kosong berada di hatimu."
Dara terdiam. Lantas tersenyum hangat. Dan mengangguk.
"Jangan kecewakan aku." ujarnya.
Sean yang mendengar tidak ada penolakan langsung tersenyum senang. Bahagia.
"Tentu saja. aku tidak akan mengecewakanmu." Jawabnya semangat. Diberikannya bunga tulip itu Dara dan tentu saja, dengan senang hati Dara menerima bunga tulip itu.
"Aku menyukaimu." Kata Sean dalam hati.
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤