Reporter Indigo

Key tak tahan menahan mualnya sehabis mencium aroma ketek suaminya. Sebenarnya aroma Dendy tidak begitu bau, hanya saja efek dari kehamilannya yang tidak suka dengan bau suaminya. Bahkan sudah mandi pun Key kerap kali mengusir suaminya itu untuk menjauh darinya.

Ia pun segera berlari ke dapur dan memuntahkan isi perutnya. Namun hanya sedikit yang keluar, itu pun hanya lendir dan ampas pisang yang baru termakan.

Setelah itu Key kembali ke ruang tamu dan membuka jendela karena merasa sangat gerah sehabis mual. Kedua pasang matanya menangkap sesuatu yang tinggi besar dan berbulu berjalan kearah rumah Bu Kamal.

"Ih apaan sih itu? Gorila bukan sih?" tanya Key pada dirinya sendiri. Penerangan jalan pun sangat minim sehingga ia tidak benar-benar jelas melihatnya.

Tiba-tiba sosok yang dilihatnya itu menghilang. Kekepoan Key membuat dirinya semakin mencari keberadaan sosok tersebut dengan membuka pintu dan keluar rumah. Ia berdiri di teras mencari kiri kanan tak ada siapapun.

Tiba-tiba ada bau singkong rebus yang menyengat hidungnya. Ketika Key berbalik, dirinya terperanjat kaget. ingin berteriak tidak bisa, ingin bergerak pun tidak bisa. Dia mematung gugup dan ketakutan.

Key melihat sosok bertaring panjang dengan mata merah dan tingginya sampai menyentuh ternit. Tubuhnya hitam berbulu seperti gorila, dia adalah Genderuwo. Saat Genderuwo itu ingin melangkah mendekati Key. Dendy memanggil istrinya dari dalam

"Key, sayang kok diluar sih," ucap Dendy sembari menyusul Key di teras rumah

Sosok Genderuwo itu pun menghilang dari pandangannya.

"Ayo masuk," ucap Dendy yang tidak sempat melihat makhluk itu

"Ka-kamu tadi lihat gak yank?" tanya Key gagap dan masih terpaku

"Lihat apa? Aku ya lihat kamu lah,"

"Bu-bukan, itu yang tadi didepan aku....," ucap Key menghentikan langkahnya kemudian berbisik, " Genderuwo," imbuhnya

"Hah ga ada tuh, yaudah kamu masuk ya. Tutup pintunya, aku mau keluar mau cari tahu apa yang kamu lihat tadi," ujar Dendy

Kemudian Key masuk dan mengambil air minum di meja makan.

Tak berapa lama Dendy keluar dari kamar mandi, Key yang melihatnya spontan terkejut lalu menyemburkan air yang diminumnya.

"Yank.... Kamu bukannya tadi keluar?"

"Aku udah selesai mandi ya keluar lah masak ngedekem terus di kamar mandi, mau ngapain? Aku kan bukan ikan duyung," ucap Dendy yang hanya mengenakan kolor dan mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.

Lalu dia mendekati Key dan menciumi istrinya.

"Ihh bukan itu, tadi aku keluar malah ada genderuwo tepat didepan aku, abis itu genderuwonya hilang pas kamu datang. Eh ini beneran kamu kan? Kamu bukan genderuwo kan?" tanya Key yang jadi parno sendiri

"Astaghfirullah suami sendiri dikatain genderuwo. Asli ini gantengnya selangit dikatain genderuwo, hiks...sedih aku tuh,"

"Heleh lebay, coba baca surat Al-fatihah biar aku percaya," ucap Key

"Haha dasar ya, kalau aku Dendy yang asli kita ngamar sekarang,"

"Itu sih enak di kamu,"

"Emangnya kamu gak ngerasa enak Key?"

"Hemm gimana ya hehehe ya enak juga sih ehhe," Key mengakuinya dengan malu-malu.

"Pokoknya kau Dendy asli, nih aku baca ayat apapun ya aku baca nih,"

Dan Dendy pun membacakan surat-surat pendek. Key pun curiga lalu siapa yang menyuruhnya masuk?

"Mungkin itu Khodam kamu yang nyamar jadi aku, biar kamu gak panik. Dan dia keluar buat ngusir itu Genderuwo biar ga gangguin kamu,"

"Bisa jadi sih, pake baju sana ah,"

"Enak Key, dingin hehe," Dendy pun masuk kedalam untuk berganti baju, tetapi Key langsung mengikuti dirinya sambil membawa beberapa pisang.

"Kenapa sih Key?" tanya Dendy karena Key langsung nempel di belakang Dendy

"Hehe takut kalau di kejar Genderuwo,"

"Astaga, baca-baca aja yank. Yaudah sekalian ngamar yuk,"

Dan akhirnya mereka masuk ke kamar, Key masih sedikit ragu jika di kamar itu bukanlah Dendy. Ia sampai menelepon ponsel Dendy dan ternyata ponsel tersebut berdering.

Dendy sampai menggelengkan kepalanya karena Key jadi paranoid.

"Sayang Aku Dendy, kamu bisa ngerasain getaran cinta gak. Kalo bisa berarti aku Dendy. Kalo gak bisa berarti bukan. Dulu waktu aku dihantui Lastri, aku ngerasa gitu kok aku bisa bedain mana yang kamu dan yang bukan," jelas Dendy

"Ya masih, habisnya aku takut yank. Wujudnya nyata banget sampe sekarang pun aku masih terngiang-ngiang,"

"Masih terngiang di telinga ku.....bisik cintamu ah ah...," Dendy malah menyanyi lagu dangdut

Bruuk

Key melemparnya dengan bantal

"Orang lagi ketakutan di candain,"

"Ya biar lupa takutnya ehhehehe," sahut Dendy kemudian Dia memeluk Key dan mengajaknya tidur disampingnya.

"Hari ini kamu pasti capek banget kan mual muntah, aku jadi kasian. Apa pindah kerumah Mama aja? Biar kamu gak kewalahan kayak gini. Biar ada yang bisa jaga kamu, atur makan kamu,"

"Enggak usah yank, disini aja. Aku mau mandiri,"

"Mau pakek pembantu gak?"

"Gak usah yank, masih hamil muda kok. Aku masih bisa lakuin pekerjaan rumah,"

"Yaudah, kalau butuh asisten bilang aja ya. Sekarang aku lagi bertahap beli mesin untuk usaha kita nanti, dua bulan lagi kita baru buka usahanya. Doain aku ya biar lancar kerjaan dan usaha kita nanti,"

"Selalu, doaku selalu menyertai mu Suamiku,"

"Cakep, gitu dong sekali-kali manis gak galak,"

"Tergantung, ada uang Abang ku sayang,"

"Gak ada uang, Abang ku tendang. Berani nendang aku, kau cari yang lain wkkwkw,"

"Ihh jahat banget ishhh,"

Dan Key pun menggelitik perut Dendy dengan jari-jari kecilnya.