NovelToon NovelToon
SHOW ME

SHOW ME

Status: tamat
Genre:Contest / Badboy / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:3.3M
Nilai: 5
Nama Author: Dhea Novita

[Terbit Novel]

Perjalanan cinta unik antara Psikiater dan CIA bernama Justin, untuk mendapatkan informasi mengenai mafia yang menjadi targetnya ia harus berpura-pura menjadi pasien dari Psikiater cantik bernama Jessy.

Bukannya berjalan dengan lancar sesuai rencana, ia malah harus terjebak bersama Jessy. Pertengkaran layaknya Tom & Jerry selalu mengisi pertemuan mereka. Tak menyangka, hal itu justru membuat mereka saling jatuh cinta.

Saat keduanya memutuskan untuk menikah, Justin tidak bisa menjawab pertanyaan Jessy 'Apa pekerjaan mu?' semua semakin rumit saat Justin mendapatkan misi tentang pembunuhan berantai yang disusul oleh kematian Larissa, sahabat Jessy. Kesalahpahaman dan kecurigaan mulai muncul. Akankah semuanya terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi baru

"Aku benar-benar minta maaf dengan tindakan Robert tadi, Jessy adik paling disayanginya, mungkin ia terlalu syok dengan berita ini." Jelas Jeremy, sedangkan Robert hanya tersenyum kecil kepada Alex.

"Ah itu tidak masalah, Justin seorang pria. Tapi aku harap ini yang pertama dan terakhir, aku juga ingin menambahkan disurat perjanjian, tidak ada kekerasan fisik maupun mental untuk Justin juga." Jawab Alex tenang, berusaha meredakan amarahnya. Justin benar-benar memalukan, bagaimana bisa keluarga Franz bisa di pukul seperti itu? Seakan tak punya harga diri.

"Tidak masalah Mr.Franz, aku akan menambahkan itu didalam surat perjanjian."

Anna yang tadi senang berjalan-jalan ditaman bersama yang lainnya begitu terkejut mendengar jeritan Jessy, dan saat dilihat, sungguh pemandangan memalukan, Robert memukul anak orang yang ayahnya sendiri sedang ada ditempat itu, apalagi sampai sudut bibir pria itu berdarah.

"Aku harap kita bisa menjadi keluarga yang akur nantinya." Ujar Anna saat keadaan mulai membaik.

"Aku harap juga begitu." Jawab Alex dengan tawa kecil diakhir. Ia meminum kopi yang masih menggumpal asap diatasnya dengan perlahan.

"Ah aku belum memperkenalkan mereka. Ini Axton, asisten pribadi ku. Ini Sam, asisten pribadi Justin."

Robert melirik sekilas pada kedua pria dengan badan tegap dan rapi.

'Apa semanja itu sampai harus memiliki asisten pribadi?' entahlah, Robert tak mengerti dengan kegiatan menghamburkan uang seperti itu. Kedua orangtuanya selalu mengajarkan untuk berhemat dan membeli segala yang berguna.

Saat perbincangan kecil para orangtua sedang berjalan, Shawn masuk kedalam ruang tamu dengan tersenyum sopan.

"Maaf, Chloe sudah datang didepan, aku ingin memanggil Jessy."

"Jessy sedang dikamar mengobati Justin, panggilah dan ajak mereka keluar berjalan-jalan." Anna menjawab dengan senyuman lembut. Shawn membalas senyuman itu dan berjalan kekamar Jessy. Sedikit aneh dengan pemandangan tersebut, biasanya itu akan melihat Anna marah-marah dan ketus, namun hari ini Anna tampak memakai topeng ramah.

Shawn sedikit berlari agar cepat sampai dikamar Jessy. Ia menggapai dan membuka pintu kamar dalam sekali dorongan.

"Astaga!" Pekiknya, ia melihat pemandangan panas. Kedua orang itu sedang bercum-bu! Diatas ranjang!.

"Aku tidak melihat apa-apa. Lanjutkan." Ujar Shawn panik, ia segera menutup pintu kamar itu kembali dan berjalan pelan dengan pikiran yang melayang-layang dikepalanya. Ia pikir Jessy dan Justin tidak akur.

Sementara didalam. Jessy langsung mendorong tubuh Justin agar menjauh, wajahnya memerah.

"Kau!"

"Apa? Ingin menyalahkan ku? Kau juga menikmatinya." Jawab Justin polos. Ia tersenyum miring. Rasanya manis dan lembut, ia suka dan ingin terus.

"Aku semakin tidak percaya dengan ucapan mu yang mengatakan tidak melakukan apapun pada ku saat malam itu! Kau kurang aja, kita belum menikah! Bahkan kemarin pun kau mencium ku!" Protes Jessy mengeluarkan semuanya.

"Aku jadi tak sabar ingin segera menikahi mu dan mengajari mu hal lainnya." Wajah Jessy semakin merah, kali ini bukan malu, tapi kesal. Ia kesal karena Justin selalu bercanda dan tidak mendengar protesannya.

"Aku serius Justin!"

"Aku juga serius Jessy." Bisik Justin. Jessy yang sudah gemas hanya bisa mengepalkan tangannya dan menghentakkan kakinya diatas ranjang.

"Aku kesal pada mu!"

"Aku juga kesal pada teman mu yang menggangu."

"Berisik! Memang tidak akan benar berduaan dengan mu!" Jessy turun dari ranjang, ia berjalan mengambil wadah Es dan tanpa menoleh kearah Justin di keluar dari kamar, menutup pintu kamar dengan kencang.

"Ah, sepertinya aku salah memilih waktu." Gumam Justin sambil bersandar dikepala ranjang. Ia menekan sudut bibirnya dengan kapas. Rasa sedikit perih mulai terasa kembali karena ia banyak bergerak tadi.

Lama terdiam sendiri, ponsel Justin berdering.

"Hallo."

"Hallo Justin. Kita memiliki misi baru, dan kau disebut-sebut dalam otak penangkapan John. Kali ini kita akan mengintai seseorang, ada kabar yang mengatakan orang ini sudah membunuh wanita, yang menariknya pembunuh melakukan itu di apartemen korban."

"Sudah ada orang yang diincar?"

"Ada 1 rekaman CCTV yang menunjukkan orang tersebut, ia menggunakan jaket tebal dan penutup wajah keluar dari apartemen jam 2 malam, membuat kita sedikit sulit melacaknya."

"Apa modusnya sudah diketahui?"

"Ada beberapa kecurigaan kami. Modus pelaku adalah disebuah club, dilihat dari jejak ponsel korban tidak ada percakapan apapun yang mencurigakan dengan pria. Ditambah memang ada temannya yang mengatakan korban memang suka datang ke club sendiri tanpa teman."

"Kapan kita mulai misi ini?"

"Bagaimana jika malam ini? Aku akan ke LA."

Justin menatap jam tangannya, ini sudah sore.

"Aku tidak bisa malam ini. Aku sedang di Kanada. Bagaimana jika besok sore? Aku pulang ke LA besok pagi."

"Baiklah. Kabari aku jika kau sudah di LA."

Panggilan mereka terputus. Justin tersenyum lebar. 'Aw.' pekiknya saat menyadari luka disudut bibirnya.

"Aku akan bolos lagi dari kantor." Gumam Justin. Jika besok ia dipaksa harus kekantor, ia akan beralasan sakit beberapa hari karena luka kecilnya ini. Misi lebih menggoda untuk ditaklukan, dari pada harus duduk dengan tumpukan kertas yang tidak di mengerti.

"Sebaiknya aku menikmati sisa waktu ku bersama Tom sebelum sibuk." Kikik Justin sambil beranjak dari tempat tidur. Sepertinya Justin akan memanggil Jessy dengan sebutan Tom. Wanita itu benar-benar pemarah.

°•°•°

Segini dulu ya. Author mau sibuk dulu sama novel yang mau cetak wkwk. Barangkali ada yang suka sama cerita dosen bisa ikutan PO-nya ya, atau mau ikutan Giveaway nya juga boleh.

1
Neno Arya
mulai back ni
Alexa Juliana
Justin menghilang kemana yaaa?
Tina Nine
Luar biasa
Nona Thampuz
ini awal nya baca novel yg mana dulu sih ?
bingung aku...
mohon pencerahannya para readers sekalian
Ig: Dheanvta: 1. one night stand with my CEO
2. show me
3. the perfect match
total 1 replies
Utiira
ceritanya menarik dan unik, memiliki warna sendiri yang selalu membuat penasaran untuk lanjut membaca..
semangat terus berkarya author
Aishnina(✿ ♥‿♥)
ceritanya menarik
tp aku lebih suka visual jessy yg di cerita tentang Alicia
Cancer
🤣🤣kocak bngett
Cancer
masih ngakak sma pikiran jessi tentang pkerjaan justin, menangkap hewan buas? 😂
bunda Thalita
syukaaaaa bangeeeetttt semangat terus ya buat karya2 baru yang luar biasa
yhoenietha_njus🌴
selalu menarik
Marhaban ya Nur17
oh gtu toh ???
Marhaban ya Nur17
ciyeeee udh baekan
Marhaban ya Nur17
yes thor g pp 😁 gw paam ko
Marhaban ya Nur17
se will pembunuhnya ??? berarti larissa
Marhaban ya Nur17
waduh ! Jessy emang berlebihan y
Marhaban ya Nur17
sabar wil
Marhaban ya Nur17
petakilan semua se kaya e
Marhaban ya Nur17
wkwkkw gw ngebayangine yg film Jackie chan yg part ini 😀😁
Marhaban ya Nur17
neh klo di ftv mh pantese vino ama Marsha ye
Marhaban ya Nur17
😜😀😝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!