Rio Baswara diceraikan istrinya karena dianggap bangkrut dan gagal. Satu hari kemudian, dia dapat sistem informasi paling akurat. Seminggu setelahnya, dia jadi miliarder.
Mantan istri yang sombong kini hanya bisa menangis menyesal. Sementara Rio sibuk bangun kerajaan bisnis dan dekat dengan adik kandung mantannya yang jauh lebih baik—cantik, baik hati, dan setia.
Saatnya dunia tahu, pria yang mereka remehkan kini jadi penguasa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chal30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15: KONFRONTASI DI DEPAN RUMAH
Vanya mikir sebentar. Duit sih dia emang butuh, soalnya sekarang saldo rekeningnya udah tipis banget, bulan depan bahkan bisa gak cukup bayar sewa. Gak ada pilihan lain. Sejak pindah keluar, dia langsung sewa apartemen empat jutaan per bulan. Waktu itu dia puas banget. Merasa cuma apartemen sekelas itu yang pantas buat dia. Abis itu dia belanja macem-macem. Makan pilih yang mahal, beli barang-barang branded gak tanggung-tanggung, bahkan beli dua tas luxury sekaligus.
Semua duit itu hasil tabungan dari uang belanja yang Rio kasih tiap bulan. Begitu beli ini-itu, Vanya liat saldo tinggal dikit. Baru deh dia sadar harus cari kerja.
Masalah berikutnya muncul: sejak lulus kuliah, Vanya gak pernah kerja sehari pun. Pengalaman kerja? Nol besar. Jurusan kuliahnya manajemen keuangan, ini salah satu jurusan paling susah cari kerja. Jurusan buat orang kaya. Pilihannya cuma dua: mulai dari bawah, atau punya koneksi kuat. Vanya gak mau mulai dari bawah, koneksi juga gak punya. Dia langsung apply posisi manajer. Dengan kondisi kayak gitu, siapa yang mau nerima? Setelah berkali-kali ditolak, baru deh dia sadar: dunia nyata gak seindah drakor. Gak banyak bos tajir yang tiba-tiba tertarik sama cewek gak berpengalaman. Makanya pas Tyas dateng ngasih tau Rio tajir mendadak, Vanya langsung ambil kesempatan. Bukan buat balikan, tapi buat minta bagian harta.
Gara-gara Rio berani tutup telepon sepihak, Vanya makin kesel.
"Kalau gitu kita menyewa pengacara aja. Temen lu mahal gak sih jasanya?" tanya Vanya dengan nada ragu.
"Vanya, ini bukan saatnya mikirin mahal atau enggak. pengacara yang bagus itu pasti mahal, tapi hasilnya juga lebih maksimal. Rio kan untung satu miliar lebih, kalau lu dapet setengahnya aja, masih takut gak bisa bayar lawyer? Apalagi kalau lu bisa rebut hak asuh Kenzie. Semua duit Rio bisa jadi lu punya. Ditambah dia harus bayar nafkah anak tiap bulan. Itu jauh lebih enak daripada kerja kantoran kan? Tapi jangan lupain Ko Gunawan juga. Gue udah cari tau, dia punya harta miliaran. Minimal seratus miliar lah. Rio cuma sekali ini untung gede, belum tentu besok-besok bisa lagi. Kalau lu bisa dapetin Ko Gunawan, itu baru namanya jackpot jangka panjang," bisik Tyas sambil ngerayu Vanya dengan segala cara.
Berapa persen dari kata-kata Tyas yang beneran jujur? Cuma dia yang tau. Tujuan utamanya cuma satu: suruh sahabatnya jadi simpanan orang kaya. Tyas sendiri gak cantik-cantik amat, badan juga biasa aja. Mau naik kelas sosial? Ya cuma bisa pake cara ini. Peduli gak peduli kalo sahabatnya bakal jatuh ke lubang? Siapa yang mikirin hal sekecil itu?
Setelah dibujuk terus-terusan, Vanya akhirnya mantep.
Dia mikir sebentar, terus telpon Kiara.
Kalau dari Rio gak bisa dapet duit, ya terpaksa minta bantuan adiknya. Sekalian bujuk Kenzie dulu biar mau ikut dia.
Setelah baca terlalu banyak tips di media sosial, Vanya lumayan paham berbagai trik kotor.
"Apa? Kakak lu minta pinjem duit? Lu kasih?" tanya Rio begitu nyampe rumah.
Rio baru masuk pintu, langsung denger dari Kiara soal Vanya yang minta pinjem duit.
Kiara geleng-geleng. "Enggak kok, Mas Rio. Aku gak punya uang lebih, sisa tabunganku pas-pasan buat bayar kuliah."
Rio langsung lega. Meskipun Kiara adiknya Vanya, tapi Rio tetep berharap mereka bisa jaga jarak, kalau Kiara ngasih duit ke Vanya, terus nanti uang dari Rio juga ngalir ke Vanya lewat Kiara, itu bikin Rio ilfeel banget.
"Soal biaya kuliah sama uang jajan, lu gak usah khawatir. Lu kan panggil gue kakak, selama masih ada waktu luang, lu bisa belajar hal-hal yang lu suka. Lu kan anak akuntansi? Nanti gue cariin kerjaan sampingan buat lu, biar ada pengalaman," ucap Rio sambil senyum tulus.
Kiara percaya seratus persen sama Rio. Langsung angguk tanpa ragu. Setelah itu mereka ngobrol santai, ngomongin mau masak apa buat makan malam, ini jauh lebih penting daripada ngurusin keinginan gak realistis Vanya.
Waktu berlalu cepat. Dua hari kemudian, akhirnya saatnya panen tiba.
Rio dari pagi udah stand by depan laptop, matanya gak lepas dari grafik saham. Tinggal tunggu harga nyampe target yang dia setting, semua otomatis kejual. Prosesnya gak lama, menjelang pasar tutup siang, sistem otomatis Rio langsung jual semua saham di akunnya. Pas pertama masuk pasar, modal Rio plus leverage cuma delapan ratus delapan puluh juta.
Sekarang udah hampir tiga miliar.
Meskipun harus balikin dana leverage, profit bersih Rio tetep tembus dua miliar lebih.
Setelah potong utang sana-sini, Rio masih pegang dua puluh miliar bersih. Segitu banyaknya duit, kalau kerja kantoran biasa mungkin seumur hidup juga gak dapet. Sekarang cuma butuh seminggu lebih, Rio udah kantong dua puluh miliar dan ke depannya bakal lebih banyak lagi.
Ambisi Rio langsung meledak gak terkendali.
Beberapa hari ini Nadya udah bantuin kontak aktor yang namanya Arman, ternyata dia punya perusahaan produksi kecil-kecilan, dan punya koneksi ke Happy Twist. Bantuin Rio ketemu orang yang tepat sih gampang buat dia. Kenapa bisa semudah itu? Ya karena orang-orang pada liat kehebatan Rio main saham. Sayang modalnya kecil. Kalau punya sepuluh miliar dari awal, bisa langsung raup seratus miliar.
Rio suruh Nadya lunasi dana leverage plus bunga dan biaya admin. Setelah itu, Rio transfer semua dananya ke rekening pribadi.
Baru aja duitnya masuk, bank langsung nelpon Rio.
"Selamat siang, Bapak Rio Baswara. Saldo Bapak di bank kami sudah memenuhi syarat layanan 'Priority Banking'. Kami otomatis upgrade status Bapak jadi nasabah VIP premium, mulai sekarang, Bapak akan dapat layanan istimewa. Termasuk manajemen aset, konsultasi pajak dan hukum, plus layanan gaya hidup. Kapan Bapak ada waktu? Kami akan kirim relationship manager khusus ke lokasi Bapak buat bantu setup semua dokumen," jelas customer service dengan nada sangat sopan dan profesional.
Rio agak kaget, gak nyangka bank secepat ini bereaksi. Dulu dia pernah denger soal 'Priority Banking', tapi belum pernah ngalamin langsung. Katanya minimal harus punya deposit enam ratus juta. Kedengeran dikit? Enggak juga. Orang yang bisa nyimpen segitu di rekening pribadi biasanya total hartanya miliaran.
Rio emang spesial, dia cuan gede dalam waktu singkat. Tapi dengan skill kayak gini, bank jelas tertarik. Priority Banking salah satu layanannya kan manajemen investasi, mereka butuh orang berbakat kayak Rio.
Kalau seminggu lalu Rio udah punya layanan ini, dia pasti bisa untung jauh lebih gede.
Rio gak ragu, langsung kasih waktu dan lokasi. Gak lama setelah tutup telepon, Pak Rudi sama Lita juga nelpon bergantian. Tujuannya sama: penasaran gimana caranya Rio bisa bikin mereka untung gede. Rio cuma ngasal cerita aja, gak mungkin dia cerita soal sistem. Setelah capek ngadepin telepon terus, Rio akhirnya sampe di bawah apartemennya.
Eh, tapi ada tiga orang ngalangin jalan.
Dinda berdiri dengan tangan dilipat di dada. Senyumnya nyebelin banget.
Di sampingnya ada dua cowok gede. Jelas-jelas preman bayaran. Karena infonya telat, Dinda gak tau Rio sekarang udah jadi jutawan. Dia bawa orang ke sini buat ngajarin Rio pelajaran, sekalian maksa Rio jual sahamnya sekarang.
"Rio Baswara, kita ketemu lagi," ucap Dinda dengan senyum sinis.