Jackie Anderson adalah pewaris tunggal kekayaan milik keluarga Anderson yang kaya raya.
hidupnya berubah setelah kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya dan membuat dia kehilangan kewarasannya,
banyak penderitaan yang dia alami hingga akhirnya dia dapat kembali menjadi pemilik harta kekayaan keluarganya yang sebelumnya telah di kuasai oleh adik angkat sang papa.
bagaimana kelanjutannya
ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M@RI@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Sore harinya saat Yakob pulang dari bekerja dia mampir ke sebuah toko ponsel dia membeli ponsel yang paling mahal dan nomor telepon sesuai permintaan Mike, dia juga membelikan dua bungkus makanan untuk putranya.
Yakob melihat ada beberapa orang polisi sedang bertanya-tanya kepada orang-orang sekitar pasar namun dengan santai Dia berjalan tanpa memperdulikan Yakob juga sekilas mendengar jika polisi itu sedang mencari seorang korban dari kecelakaan kemarin Yakob tidak peduli dia tetap berjalan menuju rumahnya,
Saat dia melewati rumah bi Suti dia melihat putranya Bi Suti yang duduk di kursi roda sedang memperhatikannya kemudian Yakob mampir sebentar,
"Assalamualaikum!" ucap salam Yakob dari dalam terdengar suara bi Suti menjawab "Waalaikumsalam, Eh Pak Yakob, mari Pak Silakan masuk !" Bi Suti berbasa basi,
"Terima kasih Bu saya hanya mampir sebentar!" Yakob melihat ke arah pria yang duduk di kursi roda,
"Bagaimana keadaan Putra Ibu apa dia kerasan tinggal di desa ini?" bi Suti tersenyum,
" Alhamdulillah Pak Yakob sepertinya Putra dan cucu saya juga betah tinggal di desa ini semua penduduknya ramah-ramah apalagi keluarga bapak Yakob, sangat baik kepada kami! " Yakob tersenyum,
" Bi Suti bisa saja, sudah sewajarnya Bu kita sesama tetangga harus saling tolong-menolong!" Bi Suti melihat apa yang ada di tangan Yakob.
"Waaah, sepertinya Ibu Asih sangat beruntung memiliki suami seperti bapak Yakob ini, pulang bekerja Masih sempat membawakan oleh-oleh untuk keluarga!" ucap bi Suti.
" Oh ini hanya makan kesukaan Arya saja Bi!" Jawab Yakob,
"Oh iya ke mana cucu bibi ini ada sedikit makanan Sengaja saya belikan untuk cucu bibi semoga dia suka!" wajah Bi Suti sangat senang,
" Waduh saya jadi tidak enak hati nih dengan Pak Yakob Terima kasih banyak ya pak?" Yakob hanya menjawab, "Sama-sama bi, Ya sudah saya pamit dulu ya mau pulang takut Arya dan ibunya menunggu!" Bi Suti tersenyum dan berkata,
"Sekali lagi Saya ucapkan Terima kasih untuk oleh-olehnya ya Pak, pasti cucu saya senang!"
"Sama-sama bi!" kemudian Yakob pergi dari rumah bi Suti menuju ke rumahnya.
pria di kursi roda itu hanya menatap kepergian Yakob, dalam hatinya berkata,
"Apa aku harus meminta tolong dengan pria itu untuk melakukan semuanya?" pria di kursi roda itu yang tak lain adalah seorang mantan pejabat dan juga pengusaha yang perusahaan berada di luar kota tidak banyak yang tahu tentang perusahaan yang pria itu miliki, meski tidak sebesar perusahaan lain tapi dia menyembunyikannya dari beberapa orang termasuk istrinya yang jahat itu.
Yakob sudah berada di depan rumahnya dia mengucapkan salam,
" Assalamualaikum?" ucap salamnya,
"Waalaikumsalam!: Asih membuka pintu rumahnya,
"Bapak sudah pulang apa itu Pak?" Yakob memberikan satu bungkus makanan untuk Putranya Arya.
" ini makanan kesukaan Arya Bu tadi Bapak mampir membelikan ini dulu untuk dia!" Asih menerimanya tapi dahinya mengerut,
"Itu apa Pak?" tanpa menjawab Yakob masuk ke dalam, dia menghampiri Mike dia melihat pria itu sudah mengganti pakaiannya dengan baju yang dia berikan
"Bagaimana keadaannya Pak, Apa sudah lebih baik?" Mike mengangguk.
" ini ponsel yang Bapak pesan pada saya bersama kartu perdananya!?" Yakob menyerahkan bawaannya sementara asih nampak bingung.
" Terima kasih Bapak Yakob pria itu mengambil ponsel yang kau berikan Dia segera membukanya dan memasang Kartu ke dalam ponsel tersebut
"Maaf sebelumnya tuan saya membelikan ponsel yang sangat mahal saya tahu sebagai pengacara mungkin Tuan sangat membutuhkan ponsel yang lengkap seperti yang ini!" Mike tersenyum dan mengucapkan terima kasih, kemudian Yakob berpamitan sebentar mau membersihkan badan, Mike mengangguk dia belum berani untuk keluar dari rumah Yakob ataupun sekedar duduk-duduk di teras untuk sementara ini dia hanya berada di kamar setidaknya hanya untuk mandi saja dia bangun.
Satu hari ini Asih sudah dua kali memberinya makan yaitu sarapan dan makan siang malam ini mereka makan bersama, Saat makan malam bersama, Yakob heran kenapa pengacara itu selalu memperhatikan Arya seperti dia ingin bertanya sesuatu tentang Arya hal ini diketahui juga oleh Asih dia merasa khawatir jika pengacara ini mengetahui siapa sebenarnya Arya.
Selesai makan malam mereka berbincang sebentar di dalam, karena takut dicurigai akhirnya Mike bertanya.
"Maaf sebelumnya Bapak Yakob Apa boleh saya bertanya?" Yakob dan Asih Saling pandang, kemudian Yakob mengangguk.
"Silakan Tuan anda ingin menanyakan tentang apa?"
"Sebelumnya saya ingin minta maaf pada bapak dan ibu saya hanya ingin bertanya apa putra kalian ini memiliki keterbelakangan mental, maksud saya berbeda dengan anak-anak seusianya?" Yakob dan Asih merasa sedikit lega, Yakob melihat Arya yang sedang diberi makan oleh Asih.
"Begini Bapak pengacara, Putra saya ini memang berbeda dengan anak yang lain dia tidak suka keluar dia hanya mau bersama ibunya tidak ingin ditinggalkan oleh ibunya sifat dan kelakuannya memang terkadang seperti orang dewasa kadang seperti anak seusianya saya juga saat ini sedang memeriksanya ke dokter rutin setiap satu minggu Dua kali!" Mike mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian dia bertanya lagi.
"Apa dia semenjak lahir seperti ini pak?" Yakob menggeleng.
"Tidak Tuan, Putra saya seperti ini setelah dia terjatuh dari atas pohon saat sedang bermain-main dan kepalanya terbentur sebuah batu, saat itu kami sedang tinggal di kampung halaman kami yang jauh dari kota, di sana sangat jauh dari klinik ataupun rumah sakit jadi saya hanya mengobatinya seadanya saja dengan daun-daunan yang berada di sana saya juga memberikan obat minum untuk dia hingga akhirnya dia seperti sekarang ini saya sungguh tidak tahu perubahan itu jika saya tidak berobat ke kota saya sengaja datang ke kota ini untuk mengobati Putra Saya , lagi pula di sana saya tidak memiliki pekerjaan tetap jadi saya berinisiatif untuk tinggal di sini agar mudah untuk berobat Putra saya ini dan alhamdulillah saya juga mendapatkan pekerjaan di sini Meskipun tidak sesuai dengan ijazah yang saya punya!" Mike melarutkan dahinya dia heran dengan ucapan terakhir Yakob.
" Ijazah,.. maksud Bapak?" Mike bertanya, sebelum melanjutkan ucapannya Yakob menarik nafas dia menghembuskannya perlahan,
"Bukannya saya ingin menyombongkan diri Pak, Saya dan istri ini sebenarnya pernah merasakan kuliah istri saya dan saya memiliki gelar sarjana, karena dulu saya adalah putra seorang juragan yang memiliki banyak perkebunan namun semua itu telah dirampas oleh orang yang selama ini saya anggap sebagai saudara, dengan liciknya dia merebut semua milik saya, memfitnah saya, Bahkan dia juga hampir merebut istri, saya beruntung istri saya ini sangat mencintai saya dia tidak pernah tergiur dengan harta yang berlimpah, Jadi kami memutuskan untuk pergi dari desa dengan membawa ijazah kami, Sebentar, Bu tolong ambilkan ijazah kita biar bapak ini percaya dengan kita! " Asih segera berdiri dan melangkah menuju kamarnya untuk mengambil ijazah yang dimaksud, tidak Berapa lama Asih kembali dengan membawa berkas-berkas yang ada di dalam sebuah map coklat.
"Nah ini Pak ijazah kami sudah lama terbengkalai seperti ini, saya ingin mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan tapi sepertinya di desa ini tidak ada perusahaan jadi saya melamar pekerjaan di sebuah toko beras di pasar dan alhamdulillah pemiliknya sangat percaya dengan saya dari menjadi kuli panggul Sekarang saya sudah diangkat dan dipercayai memegang tokonya!" Mike mengangguk anggukkan kepalanya dia sungguh sangat kagum dengan bapak di hadapannya ini yang begitu Teguh dan kuat menghadapi cobaan hidupnya yang sangat tragis, meski pernah memiliki banyak harta dan hidup serba kecukupan namun dia tak pernah mengeluh dengan keadaannya yang sekarang berubah seratus delapan puluh derajat.
Mereka berbincang-bincang hingga larut malam Arya menceritakan dirinya begitupun dengan Mike yang menceritakan keadaannya dia tidak menceritakan klien-kliennya Karena itu adalah privasi dia dalam pekerjaan jadi dia hanya menceritakan kehidupan pribadinya saja.
***