NovelToon NovelToon
DOSA (Dosen Sayang)

DOSA (Dosen Sayang)

Status: tamat
Genre:Komedi / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: yu aotian

Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.

Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.

Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.

Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 23 : Membujuk Karen (lagi)

Karen mendadak terduduk saat ponselnya membunyikan tiga puluh tujuh pemberitahuan pesan masuk dari aplikasi WhatsApp.

"Astaga, aku lupa kalau tadi aku ngeblokir panggilan masuk dari Darren." Karen buru-buru membatalkan blokiran, kemudian membuka pesan-pesan yang baru masuk. Semuanya pesan itu berisi penjelasan Darren tentang hal yang Karen lihat di ruangan penelitian tadi. Tak hanya berisi pesan teks, tapi juga voice note.

"Karen kamu lagi di mana sekarang? Maaf mungkin kamu bosan dengar penjelasan ini, tapi aku sama Marsha enggak seperti yang kamu lihat." Darren menjelaskan lewat pesan suara.

Dari suaranya, terdengar jelas pria itu tampak khawatir dan sedikit memelas agar Karen mau membalas pesannya. Tanpa ia tahu sebenarnya Karen pun sudah tak mempermasalahkan kejadian itu setelah Marsha datang meminta maaf.

Karen masih terus membaca dan mendengar satu per satu kiriman pesan singkat dari Darren. Entah kenapa, hanya dengan membaca permohonan maaf suaminya, membuat hatinya berbunga-bunga. Bibirnya pun tak henti-henti tertarik lebar, membentuk senyum semringah.

Tiba saat pesan-pesan itu telah habis dibaca dan didengar olehnya, Karen berinisiatif menelepon balik suaminya. Baru saja hendak menekan panggilan, tiba-tiba kembali diurungkan olehnya.

"Tunggu! Tunggu! Kalau aku ngerespon cepat, dia malah keenakan dong! Udah habis dipeluk-peluk cewek, terus dapat maaf gitu aja," gumam Karen sambil bersedekap, "mending aku biarin aja dulu sampai dia pusing tujuh keliling buat mikirin cara melunakkan hati aku, hihihi," lanjutnya lagi dengan tawa tertahan. Ia memilih meletakkan ponselnya di atas meja lalu kembali membaringkan tubuhnya di sofa.

Tak sampai lima menit, ia bangun kembali menatap nomor ponsel Darren. "Sabar dikit dong Karen, biarin dia lebih berusaha buat ngebujuk kamu." Karen malah menghasut dirinya sendiri sambil mengangguk-angguk. Sedetik kemudian, bahunya malah mengendor, "tapi kan kasihan Darren kalau kayak gini!" ucapnya bimbang. Namun, matanya mendadak melotot tajam ketika pikiran negatif mulai merecokinya, "atau bisa jadi ... dia balik ngambek ma aku gara-gara aku blokir nomornya dan gak balas-balas pesannya. Setelah itu ... setelah itu ... dia malah nyari Bu Marsha, terus mereka berpelukan kayak teletubies."

Karen menggeleng-geleng kepala dengan ekspresi panik bercampur khawatir. Ia mengulurkan tangannya perlahan, hendak meraih ponsel itu untuk segera menghubungi Darren. Baru saja menyentuh ponselnya, tiba-tiba pintu apartemen terbuka sehingga membuatnya langsung menarik tangannya.

Darren yang muncul dari balik pintu secara tiba-tiba. "Ternyata kamu ada di sini. Kamu bikin khawatir aku, tahu!"

Setelah menyisir seluruh ruang kelas dan halaman fakultas ekonomi, akhirnya ia malah menemukan Karen di kediaman mereka sendiri. Napas pria itu tampak tersengal-sengal dan rambutnya pun terlihat awut-awutan. Bukannya terenyuh karena pria itu mengkhawatirkannya, Karen malah berlagak jual mahal dengan memasang wajah ketus dan memalingkan tubuhnya membelakangi pria itu.

Darren berjalan pelan menuju sofa lalu memosisikan duduk di samping Karen. Namun, perempuan itu malah menggeser posisi duduknya, sengaja memberi jarak di antara mereka. Darren pun ikut bergeser sehingga posisi duduk mereka berhimpitan. Masih jual mahal, Karen kembali menggeser posisi duduknya agar berjauhan dengan Darren hingga telah berada di ujung sofa. Sialnya, lagi-lagi Darren melakukan hal serupa.

"Kamu masih marah sama aku?" tanyanya sambil mencoba memegang tangan istrinya.

Karen langsung berpindah ke bawah dengan posisi duduk bersila di lantai. Gaya merajuk perempuan itu malah membuat Darren gemas. Kali ini, pria itu tidak ikut berpindah posisi duduk di sampingnya, melainkan kembali menggeser duduknya agar berada tepat di belakang Karen.

"Jadi kamu masih marah nih sama aku?" Darren melingkarkan tangannya di dada Karen seraya menyandarkan kepala perempuan itu di lututnya.

"Ih, apaan, sih!" Karen berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu, tapi tak berhasil. Sekuat apa pun, Darren tetap berusaha memeluknya kembali.

"Seperti kamu saat ini yang enggak bisa lepasin pelukan aku, aku pun kayak itu pas kamu lihat," ucap Darren.

"Kenapa enggak bisa? Bilang aja masih doyan dipeluk-peluk mantan!" ketus Karen.

"Kan aku barusan kasih perumpamaan. Terus udah aku jelasin juga tadi lewat pesan chat."

"Oh, ya, gak baca, tuh!" Karen menaikkan dagunya seraya bersedekap.

"Kalau gitu dibaca sekarang dong biar kamu enggak curiga melulu!"

"Kenapa enggak kamu aja yang baca lagi pesan yang kamu kirim? Aku lagi malas membaca soalnya," ketus Karen masih tak mau menatap Darren.

"Ini, nih, yang disebut Indonesia darurat membaca! Baca pesan aja malas, apalagi baca buku ilmiah. Kamu itu mahasiswa loh, seharusnya—"

"Ih, mau Oma mau kamu kok doyan banget ngasih pidato?" cetus Karen, "pokoknya aku mau kamu bacain permohonan maaf kamu yang tadi dikirim lewat WhatsApp!"

"Mulai lagi deh kekanak-kanakkannya."

"Oh, jadi kamu nganggap aku selama ini kekanak-kanakkan, gitu?" Suara Karen tiba-tiba meledak-ledak bagaikan petasan.

"Ya, emang benar, kan? Usia kamu juga masih dua puluh tahun. Emang mau aku anggap nenek-nenek?"

"Ih, kamu makin ngeselin aja!" Karen kembali berusaha melepaskan diri dari kungkungan pria itu. Namun, Darren bergerak lebih cepat dengan menarik lembut dagu Karen ke arahnya.

Sebuah kecupan singkat baru saja sukses mendarat di bibir Karen yang kering. Kecupan yang tentu saja membuat Karen berdesir. Hatinya yang sempat mengeras seperti batu, kini meleleh seperti lilin yang menghangat.

Darren mengunci tatapan Karen dengan lembut seraya berkata, "Take my word ...."

(N: take my word \= percaya padaku. kalau pake "trust me" bahasanya masih kaku ala-ala Indonesia banget)

Tanpa berkata apa pun, Karen malah memajukan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir Darren, membalas kecupan pria itu. Manik sepasang suami istri itu saling bertabrakan seiring lengkungan senyum tercipta di bibir mereka masing-masing.

Karen terhenyak ketika Darren tiba-tiba mengangkat tubuhnya yang mungil, lalu mendudukkan dalam pangkuannya. Pria itu kembali melakukan serangan kecupan yang bertubi-tubi, tidak hanya di bibir, tapi juga di dahi, pipi, ujung hidung bahkan punggung tangannya. Karen hanya bisa terdiam di pangkuan Darren, tak bisa berkata apa pun selain menatap dalam-dalam netra legam pria itu. Tentu saja dia tengah hanyut merasakan setiap tindakan romantis pria yang menjadi dosen sekaligus suaminya itu.

Ketika pandangan mereka kembali bertemu, Darren langsung membuka sedikit mulutnya bersiap melahap bibir Karen yang menggoda. Karen pun menyambut ciuman hangat Darren dengan mata yang terpejam. Sedang saling memagut penuh hasrat, tubuh perempuan itu bergidik seketika saat menyadari tangan Darren telah merayap ke pangkal pahanya. Secara spontan, ia langsung melepaskan tautan bibir mereka.

"Kamu udah selesai datang bulan, kan?" tanya Darren dengan pandangan melembut diikuti ekspresi yang mendamba.

1
zuwariyah c
bab terlucu /Heart/
zuwariyah c
/Joyful//Joyful//Joyful/
zuwariyah c
/Heart//Heart//Heart/
its anna
seru banget gue bacanya nanti klo dah banyak dlu lah mls on going lamaa nunggunya
Malaikat
lanjut
Anonymous
dapet jackpot vera n nadya/Grin/
Anonymous
real life....adakah yg kaya darennn/Shame/
Anonymous
nice close ending/Grin/
Anonymous
brp sks KKN ny.../Facepalm/
Desi Permatasari
otw nyimak terus nih.... nunggu up selanjutnya
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
pipi gemoy
👏🏼🌹
sakura🇵🇸
mari kita serbu😍
Naura Ar-rahman
luamaaaaaaaa... nungguin novel ini berlanjut, giliran ada notif langsung cuss...
Yu Ao: wah padahal nih novel dah tamat setahun yg lalu loh
total 1 replies
Y.S Meliana
siap
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅
Dee
gas lah...bakal seru kayaknyaaaa
sri supadmi
wah kaget ada notif dari ka Yu,langsung meluncur,makasih ka Yu 😍
Nia degeul
eum sok judes Luu 🤭
A
iya juga yh,cerita sinetronnya adalah kisah guritta sama evan😅
Nor Hadi
p
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!