Kesetiaan Dibalas Pengkhianatan

KEDIAMAN DAVID SANJAYA

Hari ini aku akan mengajak Tina makan malam, sebagai tanda permintaan maafku kepadanya karena aku telah menyakiti hatinya.

Aku mengajaknya ke sebuah restaurant, dimana dulu aku dan Kirana pernah berkencan saat pertama kali kami menikah.

Sesampainya di sana aku langsung memilih tempat di paling ujung, dari situ kami dapat melihat kolam renang yang sangat indah.

Lalu aku pun memesan makanan untuk kami berdua, dan kami pun menyantap makanan yang sudah kami pesan.

Setelah selesai makan Tina meminta ijin padaku untuk ke toilet. Dan di saat aku sedang melihat ke arah luar, aku kaget karena melihat Kirana dan seorang pria.

Lalu aku melihat pria itu berlutut dan memberikan cincin kepada Kirana, dan Kirana pun menerima cincin itu.

Aku tidak menyangka kalau Kirana akan secepat itu menerima cinta dari pria yang bernama Agung itu, padahal masa iddahnya saja belum berakhir, tapi dia sudah berani menerima cinta dari pria lain.

Entah kenapa? Melihat senyuman di wajah Kirana, membuatku sangat cemburu, marah dan juga benci.

Kenapa bisa jadi seperti ini? Aku yang sudah mencampakkannya, tapi kenapa malah aku yang seperti mengharapkannya kembali padaku.

Dan kenapa setelah berpisah denganku, dia malah tambah cantik dan semakin bersinar. Beda Dengan yang dulu, Yang dulu lebih kusam dan tidak terawat.

Akhhh... Aku jadi pusing memikirkannya.

Besok aku akan menemuinya, selama mereka belum menikah, aku akan berusaha agar kami bisa rujuk kembali.

Tunggu saja Agung, aku tidak akan pernah membiarkan kamu merebut Kirana dariku.

***

POV TINA

Aku jengkel, aku marah, apa sih hebatnya kirana itu? Kenapa setiap pria ganteng dan kaya akan selalu jatuh cinta kepada Kirana?

Hari ini aku melihat pemandangan yang membuat darahku mendidih. Kirana dilamar oleh laki-laki dengan sangat romantis, bahkan Kirana diberikan cincin oleh pria itu.

Yang aku tau pak Agung Baskara adalah dokter yang hebat dan pengusaha yang sukses. Dan Kirana bekerja di salah satu perusahaan milik pak Agung yang ada di jakarta dengan posisi sebagai wakil direktur keuangan.

Aku merasa hidup Kirana selalu beruntung, tidak seperti diriku yang untuk mendapatkan apa yang aku mau harus menggunakan berbagai cara, mau itu cara baik ataupun cara buruk.

Tapi aku bersumpah akan menghancurkan hidup Kirana, dan tidak akan pernah aku biarkan dia bahagia.

Jika ia kembali berumah tangga, aku akan menghancurkannya lagi seperti aku menghancurkan rumah tangganya bersama mas David dulu.

***

KEDIAMAN AGUNG BASKARA

Aku sangat senang malam ini, akhirnya setelah sekian lama menunggu, Kirana mau menerima cintaku, dan dia mau menjadi calon istriku.

Aku bahagia sekali, setelah selesai masa iddahnya, aku akan langsung datang ke rumah dan meminta ijin kepada Pakde dan Bude untuk segera menikahi Kirana.

Dia adalah cinta pertama dan cinta terakhirku. Aku berjanji tidak akan pernah menyakiti hatinya, dan akan mencintainya sampai maut memisahkan.

***

KEDIAMAN KIRANA LARASATI

Aku tidak menyangka kalau mas Agung membuat kejutan dengan cara melamarku secepat itu.

Sebenarnya aku belum siap untuk menerima cinta yang baru, tapi karena aku memikirkan Luis yang membutuhkan sosok seorang ayah, dan Luis sangat menyukai mas Agung, dan menginginkan mas Agung menjadi ayahnya, dan pada akhirnya aku pun setuju untuk menerima cinta mas Agung.

Aku pun sebenarnya mempunyai perasaan kepada mas Agung, rasa sayang karena perhatian dan juga kebaikannya.

Setelah kejadian tadi malam membuatku tidak dapat tidur sampai pagi, karena memikirkan keputusanku menerima cinta mas Agung.

***

“Selamat pagi, nak.” Sapa ayah dan ibuku.

“Pagi juga ayah, ibu.” Ucapku membalas sapaan mereka.

“Kamu kenapa, nak? Wajahmu lemas sekali dan seperti kurang tidur.”

Tanya ayah karena melihatku sangat lemas dan seperti tidak ada gairah.

“Aku tidak bisa tidur semalaman, yah.” Jawabku.

“Yang kenapa nak, sampai kamu tidak bisa tidur? Apakah ada yang kamu pikirkan?” tanya ibuku seperti orang keheranan.

“Ayah, ibu bisa duduk dulu? Karena ada yang ingin aku bicarakan dengan ayah dan ibu.” Ucapku kepada mereka berdua.

“Aku ingin bercerita sesuatu kepada ayah dan ibu. Tapi aku mohon ayah dan ibu jangan marah ya.”

“Ayah dan ibu tidak akan marah, nak. Katakan saja apa yang ingin kamu ceritakan, ayah dan ibu akan selalu mendukung apapun keputusanmu.”

Ucap ayahku dengan kebijaksanaannya.

“Begini ayah, tadi malam mas Agung mengajak keluar untuk makan malam. Dan di sana dia melamarku, yah, ibu. Dan mas Agung pun sudah memasangkan cincin di jariku ini. ”

Ucapku sambil menunjukkan cincin di jari manisku kepada mereka.

“Terus apa jawabanmu atas lamarannya, nak?” tanya ibu.

“Aku menerima lamaran itu ibu, dan setelah masa iddahku berakhir, mas Agung akan datang ke sini dan akan segera menikahiku.”

Ayah dan ibu sempat diam sesaat sampai akhirnya ayah pun membuka suara.

“Ayah dan ibu setuju-setuju saja kalau kamu dengan Agung, karena memang dia adalah laki-laki yang baik dan juga bertanggung-jawab. Intinya setelah masa iddahmu, dia harus datang melamarmu secara baik-baik di ayah dan ibu.” Jelas ayahku.

“Iya nak, ibu juga setuju kalau kamu dengan Agung. Dia pria yang baik dan juga bertanggung jawab, apalagi Luis anakmu sangat Menyukai Agung, dan mereka sudah sangat dekat.” Ucap ibuku dengan lembut.

Aku senang dan bahagia karena ayah dan ibu pun setuju dengan keputusanku menerima cinta mas Agung.

Dan syukurnya hari ini hari Sabtu, jadi aku masih bisa beristirahat karena tadi malam aku kurang tidur.

“Ma, aku dengar tadi pembicaraan mama dengan Eyang, apa benar om Agung akan menjadi ayahku?”

tanya Luis kepadaku, saat aku kembali memasuki kamar.

“Kamu mendengar pembicaraan mama dengan Eyang kah sayang?” tanyaku kepada Luis.

“Maaf ma, aku tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian ketika aku mau ke dapur untuk minum.” Jawab Luis dengan wajah ketakutan.

“Tidak apa-apa, nak. Mama tidak marah kok.”

Jawabku sambil menarik tangannya dan mengajaknya duduk di pangkuanku.

"Apakah kamu setuju kalau om Agung menjadi ayahmu, nak?” tanyaku kepada Luis.

“Setuju sekali ma, apalagi aku sangat menyukai dan menyayangi om agung.” Ucap Luis.

“Baiklah kalau begitu sayang, bolehkan mama beristirahat dulu, nak. Karena mama masih mengantuk dan mama kurang tidur, nak.”

luis pun menganggukkan kepalanya dan meninggalkan aku untuk beristirahat sebentar.

***

Seperti biasa hari senin akan sangat macet, karena hari pertama kami kembali bekerja setelah hari minggu beristirahat.

Aku sengaja turun di depan cafe dekat kantor untuk membeli kopi dan juga roti, karena memang tadi pagi aku lupa untuk sarapan.

Ketika aku akan menyebrang untuk menuju cafe tersebut, aku tidak melihat kalau dari arah kiri ada sebuah mobil yang berjalan dengan sangat cepat ke arahku dan hampir saja menabrakku kalau seandainya pak Damar tidak mendorongku.

AKKKHHH....

***BERSAMBUNG***

Jangan lupa untuk like dan commentnya.