NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Saat usia Caiden 10 tahun, suatu hari dengan hujan lebat dan petir beberapa kali menyambar yang membuat Caiden tak bisa bermain sepak bola dengan teman-teman sebayanya diluar dan terkurung di rumah dengan tumpukan mainan mobil-mobilan, ayahnya pulang dengan sesuatu di gendongannya berlapis banyak sekali kain lalu memanggil Caiden dan mamanya untuk duduk bersamanya di ruang tamu lalu memberikan sesuatu yang digendong itu pada mamanya. Itu adalah bayi, bayi kecil yang berusia entahlah, dia terlalu kecil, berbicara tak jelas dan bergeliat-geliat dengan hanya memiliki beberapa gigi saja, sangat aneh dan Caiden tak suka bayi itu atau bayi apapun.

​Ayahnya mulai berbicara dan mengatakan kalau bayi perempuan itu adalah adiknya, adik perempuan yang harus dijaga dan diurus oleh Caiden. Lucu sekali, diusia segitu tentu saja Caiden sudah tau orang perlu hamil untuk memiliki bayi, bukan yang dilempar dari dalam pesawat yang melintas diatas kepala mereka hanya karena mereka memintanya, dan sepanjang waktu itu mamanya sama sekali tak hamil, perut mamanya tak pernah membesar dan ia tak pernah masuk rumah sakit untuk mendatangkan bayi itu. namun karena ayahnya mengatakan hal itu, bahwa itu adalah adiknya dan dia harus menjaganya, maka itulah yang ia coba lakukan walaupun ia tak suka.

​Setelah kedatangan gadis kecil itu, hari-hari Caiden sedikit berubah, mamanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bayi itu namun entah bagaimana terkadang terlihat begitu suram seolah ada keberadaan yang tak diinginkan mamanya, seperti setelah menginjak kotoran dijalan atau permen karet yang tersangkut di rambut. Namun seringnya mamanya mengatakan betapa dia sayang pada anak perempuan itu. Di usia 15 tahun, Caiden akhirnya mengetahui kenyataan sebenarnya dari kemunculan bayi perempuan itu. Dia bukan adiknya, bukan anak yang dilahirkan mamanya, dia hanya hasil tak diinginkan dari perselingkuhan ayahnya dengan rekan kerja kantornya, hasil yang tak pernah diharapkan namun si selingkuhan ini mempertahankannya karena itu anaknya sendiri, namun wanita itu mati saat melahirkan bayi kecil itu. Awalnya bayi itu dititipkan pada teman si selingkuhan karena tak ingin ayah Caiden menemukannya karena pria itu tak setuju untuk mempertahankannya karena dapat mencemari nama baiknya, namun entah bagaimana bayi itu bisa ditemukan dan dibawa pulang saat usianya 5 bulan dan dia memaksa istri sahnya untuk mengurus dan merawat anaknya bersama selingkuhan seolah itu anak mamanya sendiri. Caiden mengetahui hal ini dari pertengkaran hebat mereka dengan gadis kecil berusia 5 tahun yang menjadi alasan pertengkaran mereka ada di dalam gendongan dirinya.

Caideng tidak yakin apa yang sesungguhnya ia rasakan atau mungkin tak ada apapun perasaan yang ada padanya mendengar hal itu, dan gadis kecil itu tentu saja tak akan memahami apapun. Caiden membawa kembali *adiknya* kedalam kamar sebelum mereka ketahuan menguping.

Terakhir kali Caiden berhubungan dengan adiknya saat perempuan itu lulus SMP, sebelum dirinya masuk tentara. Dengan fakta apapun, Caiden tak berniat membenci gadis itu, kehadirannya di dunia ini bukanlah kesalahannya, bukan kehendak ataupun keinginannya, itu hanya hasil dari kebodohan dan dosa orangtua yang terkadang tak menempatkan pemikiran mereka ditempat yang benar, jadi Caiden memutuskan tak mengubah apapun hubungan yang mereka miliki terlepas bagaimana kondisi kedua orangtua mereka dan gadis itu tak perlu tau bagian buruk dari kedatangannya kedunia ini. Mereka hanya melakukan panggilan video pada hari itu, gadis itu sudah lama pergi dari rumah, keluar dari rumah yang membuatnya selalu merasa lelah dan tak ada ketulusan didalamnya, rumah dengan orang-orang yang selalu memberinya racun dan lebih memilih hidup bersama neneknya, Caiden tak berniat menahannya lebih lama lagi di lumpur hisap yang bernama rumah itu jadi dia membiarkan gadis itu pergi, mengiriminya uang dan mendengar kabarnya.

Caiden dengan tulus mengucapkan selamat dan merekomendasikan SMA yang bagus untuknya di pusat kota walaupun gadis itu menolak, Caiden tak pernah menyadari bahwa itu terakhir kali dia akan melihat adiknya, menatap wajahnya dan mendengar suaranya. Entah bagaimana setelah hari itu, setelah beberapa bulan tidak menghubungi karena fokus pada pelatihan militer untuk menjadi tentara tetap, Caiden tak bisa lagi menghubungi gadis itu dan semua akun media sosial yang ia miliki tak lagi aktif. 5 tahun kemudian Caiden sangat yakin adik perempuannya telah meninggal, sama seperti mamanya yang meninggal karena memikul terlalu banyak beban dan merasa begitu kelelahan sekitar 3 tahun yang lalu dan gadis itu tak pulang kerumah untuk melayat, tak ada kabar apapun darinya, sama sekali tidak. Dia bahkan tak bisa menemukan gadis itu di kampung tempat dimana seharusnya ia berada dan neneknya juga tak ada lagi disana. Jadi Caiden mengikhlaskannya, sama seperti yang ia lakukan pada mamanya, mengikhlaskan mereka pergi.

Setelah hari-hari yang ia lewati itu, setelah tahun-tahun yang sulit itu, tak pernah sekalipun bahkan untuk sepersekian detik Caiden membayangkan dirinya akan bertemu dengan sang adik, adik yang bukan adiknya, gadis yang telah lama menghilang yang bahkan sudah dianggap mati oleh Caiden dan telah ia ikhlaskan itu, Caiden tak pernah bisa membayangkan ia akan bertemu gadis itu lagi, berhadapan dengannya dan saling menatap satu sama lain. Namun walaupun begitu, inilah kenyataan yang sedang Caiden hadapi. Disinilah ia, dalam koridor sempit yang gelap dan begitu dingin, gadis itu duduk di kursi menatap kearahnya dengan wajah datar di dalam ruangan itu, adik perempuannya kini tumbuh dewasa. Namun sungguh Caiden tak ingin pertemuan pertama mereka setelah sekian lama seperti ini, dia tak ingin berhadapan dengan adiknya di tempat kotor sialan ini. sekeliling Caiden buram, seolah semua begitu gelap hingga ia tak bisa lihat dan satu-satunya cahaya hanya mengarah ke perempuan itu, seluruh sorotan dan fokus Caiden hanya padanya.

Adik Caiden, Eliya Gaishe yang tak keluar dari perut ibunya, atau dari pesawat yang lewat diatas kepalanya saat ia meminta, bayi kecil yang dibawa ayahnya dimalam hujan lebat penuh petir itu benar-benar ada disana, duduk dengan angkuh dengan kaki terlipat diatas kaki lainnya.

“ouh kak akhirnya kamu disini, kukira akan butuh waktu lebih lama dari seminggu untukmu” Eliya membuka suara dan dunia keseluruhan kembali ke posisinya semula, terlihat begitu jelas dimata Caiden. Dengan perlahan pria itu melangkah kedalam, ada beberapa ranjang yang terdapat perempuan-perempuan terikat terbaring diatasnya, sebagian dari mereka di infus dengan cairan yang tak Caiden ketahui, apa yang sebenarnya tengah terjadi disini.

“jadi kamu si anonim itu? apa yang tengah kamu lakukan?” Caiden bertanya sambil menatap Eliya tajam.

“hanya bisnis, kamu tau seperti yang kamu lakukan” Eliya menjawab dengan santai sambil bangkit dari kursinya.

“apa maksudmu sialan?! Kamu udah gila ya!”

“ah kak ayoklah, ini tidak lebih buruk dari membunuh orang demi uang, kita hidup di dunia yang sama” high heels Eliya kembali bergema seperti biasa saat ia berjalan mendekati Caiden.

“what fucking happens with you? It’s not you”

“hahaha seperti kamu kenal aku saja, jangan melucu kak karena kamu terlalu payah untuk itu, leluconmu masih sama payahnya dengan dirimu yang dulu” kini Eliya berdiri tepat di hadapan Caiden dengan tangan bersedekap dada, hanya ada jarak beberapa senti diantara mereka dan perempuan itu terus mendongak dengan angkuh menatap tepat kedalam mata Caiden yang menunduk.

​Di detik ini, rasanya seperti berhadapan dengan orang lain, orang yang sangat berbeda dengan Eliya yang ia kenal sebagai adiknya, seolah didepannya saat ini bukan gadis yang tumbuh bersamanya dulu dan Caiden sangat sakit kepala dengan semua hal ini ditambah pakaian basahnya yang perlahan mulai mengering sedikit demi sedikit membuatnya sangat kedinginan.

“dimana Aizha?” setelah diam beberapa saat, Caiden akhirnya bertanya.

“sungguh, kau membuatku kecewa, bahkan tanpa bertanya kabarku atau bagaimana aku hidup selama ini, kau malah bertanya tentang gadis sialan itu…” ada jeda yang terasa seperti akan berlangsung selamanya.

​Eliya berjalan menjauh dari Caiden dan mendekati salah satu tempat tidur itu.

“… tak bisa kupahami sama sekali” Eliya bergumam melanjutkan perkataannya.

“aku menunggumu terlalu lama untuk bisa berbicara denganmu lagi dan ini… semua omong kosong ini terasa bodoh, semua hanya karena gadis sialan ini” Eliya mengeluarkan pistol dari balik belakang gaunnya dan mengarahkannya tepat ke kepala Aizha yang tertidur. Caiden kaget dan dengan otomatis mengangkat pistol yang sedari tadi ia genggam kearah Eliya.

“lihat! Kamu bahkan mengacungkan pistolmu kearahku, adikmu sendiri demi orang asing ini” Eliya menatap Caiden tajam dengan ujung pistolnya yang masih didepan kepala Aizha.

“jangan lakukan apapun, turunkan pistolmu dan semua akan baik-baik saja. Berhenti lakukan semua hal bodoh ini dan ayo pulang” Caiden berbicara dengan lembut, tak ada nada terburu-buru dalam suaranya, ia mencoba membujuk Eliya.

“atau apa? Kau akan menembakku?” Eliya tetap menantang dengan menempelkan ujung pistolnya di dahi Aizha.

“tentu saja tidak, aku tidak akan menyakitimu, ayo kita pulang, jangan lakukan itu, aku tak mau kau membunuh siapapun, aku tak mau kau berakhir dipenjara” Caiden masih mempertahankan nada bicaranya walaupun kesabarannya kini mulai menipis.

​Gelak tawa Eliya begitu besar, bergema diruangan itu.

“lihat ini, pembunuh sialan mencoba menceramahiku tentang masuk penjara, sudah kubilang kak leluconmu terlalu buruk untukku”

“kenapa kau lakukan ini? setidaknya beri aku alasan” entah bagaimana rencana Caiden, namun dia hanya bisa mengulur waktu untuk saat ini, dia tak ingin menembak gadis itu dan dia juga tak ingin gadis itu menembak Aizha, jika saja itu orang lain pasti akan lebih mudah bagi Caiden, dia pasti sudah menembaknya sedari tadi, kenapa harus Eliya? Kenapa harus adik kecilnya yang ada di tempat kotor ini melakukan semua hal kotor ini?

​Eliya mengedikan bahunya merespon pertanyaan Caiden.

“entahlah, aku hanya butuh uang, kulakukan sama seperti yang kau lakukan” Eliya menjawabnya dengan santai lalu menarik kursi yang tadi ia duduki untuk diduduki lagi.

“no, you wrong Eliya, you not understand, aku gak siksa mereka, kubunuh mereka dengan cepat tanpa rasa sakit, tapi kau menyiksa mereka setiap hari, mengurung mereka disini, apa itu? narkoba? Kau cekoki mereka narkoba dan menonton mereka mati perlahan!? Itu yang kau sebut cari uang? Sama sepertiku? Hentikan omong kosong sialanmu itu Eliya, kau sama menjijikannya seperti ayah, ah sorry, my fault, kau. Lebih. Menjijikan. Dari. Ayah!!” Caiden kini merasa benar-benar marah, dia berbicara sambil berjalan mendekati Eliya, mencoba mengapai gadis itu.

“JANGAN KATAKAN ITU SIALAN!” Eliya menjerit marah, kini beberapa orang bangun dan menonton mereka tanpa benar-benar tau apa yang sebenarnya terjadi, namun Aizha masih berbaring tak sadarkan diri ditempatnya dan tak bergerak sama sekali.

“kenapa kau marah? memang itu yang terjadi, jangan samakan aku dengan dirimu” kini Caiden sudah berdiri dihadapan Eliya, mengurungnya di kursi yang ia duduki dengan tubuhnya, tangan Caiden dengan kokoh berada di kedua sisi tubuh Eliya dengan bertumpu di lengan kursi, pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Eliya lalu berbisik.

“aku sudah menganggapmu mati bertahun-tahun yang lalu, kukubur semua empatiku untukmu bersama dengan jasad mama, kau tau? Kau hanya bayi tak berdaya tanpa ibu yang dibawa ayah sialan kita kerumah, kau diciptakan dari perselingkuhan orang-orang tolol dan kau tak diharapkan…” Caiden menarik kembali tubuhnya, menatap Eliya lekat dibawahnya.

“… sadari tempatmu Eliya, kau disini karena aku mengurusmu yang tak diinginkan ini dengan baik, dan sekarang kau bertingkah?!” mata cokelat terang Caiden kini berubah menjadi hitam pekat seolah itu bukan dirinya sendiri, soalah setan mengambil alih kewarasannya.

​Wajah Eliya berubah menjadi merah padam, giginya terkatup rapat menahan amarah, dia bangkit dari kursinya dan menembaki paha Caiden dengan spontan membuat pria itu mundur satu langkah kebelakang. Beberapa wanita yang menonton mereka berteriak ketakutan saat suara pistol yang ditembakan itu menggema diruangan itu dengan suara yang keras.

“sialan akan kubunuh kau” Eliya dengan murka mengarahkan pistolnya kearah Caiden, jarak mereka cukup dekat yang memudahkan Eliya menargetkan jantungnya dan menembaknya dengan tepat.

​Namun sebelum hal itu terjadi, Aizha bangkit dari baringnya, menghantam kepala Eliya sekuat yang ia bisa dengan penahan infus yang ada di sampingnya. Serangan itu tak begitu kuat, Eliya hanya terjatuh ke lantai tanpa pingsan, dia bahkan masih sempat mengumpat. Kini pistol Eliya mengarah kearah Aizha yang terduduk lemah, matanya bahkan setengah tertutup. Caiden menembak lengan Eliya membuat gadis itu menjerit kesakitan.

1
Nur Yuliastuti
manisnya 🥰

turut berbahagia untukmu Aizha semoga yg tersisa tinggal bahagia sj ya Zha
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!