NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Janda / Nikah Kontrak / Paksaan Terbalik
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.

Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.

Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa

Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.

Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.

Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?

Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?

Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?

ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutang

Minggu sore, Nisa berada di kamar bersama Devan. Keduanya sedang membicarakan kesehariannya saat ini.

"Iss!, mas!. Mbak Jannah denger lho kita anuuuhh tadi malam!" bisiknya kepada Devan.

"Masa?, oh iya ya. Disini ga kedap suara!" Sahutnya sambil menatap sekeliling kamar. Ada plafon di atasnya. Tapi pintu sepertinya ada sela yang bisa membuat suaranya keluar kamar.

"Kayaknya harus punya rumah sendiri ya Nis!" ucap Devan terlihat santai.

"Maunya gitu sih mas!, tapi kan biayanya gedhe!" Sahut Nisa.

Nisa sepertinya sudah nyaman bersama Devan. Meski mereka baru menikah siri saat ini. Bahkan tanpa sungkan, Nisa memeluk Devan sambil memainkan janggut Devan, seakan menjadi mainan baru ketika rebahan seperti saat ini.

"Semoga entar bisa Nis!, ga enak kalau kita numpang terus sama mas Hasan. Mereka punya kehidupannya sendiri.

Nisa mengangguk membenarkan ucapan Devan.

Pintu di ketuk dari luar, Nisa pun beranjak dari ranjang tidurnya, melewati Devan.

"Ada apa mbak!" tanya Nisa ketika tahu yang mengetuk pintu adalah Mbak Jannah, kakak iparnya.

"Itu...emm!, Bu Juanti teriak-teriak karena di paksa keluar dari rumah!"

"Lho sama siapa?, bapak?" tanyanya kepada mbak Jannah.

"Katanya dari pihak bank!" Sahut Mbak Jannah.

Nisa segera keluar, mengabaikan Devan yang ada di kamar. Devan pun yang mendengar mengikuti Nisa.

"Rumahnya sebelah mana mbak?" tanya Devan kepada mbak Jannah.

"Ayuk, aku antar!" Sahutnya.

Mbak Jannah dan Devan pun segera mengikuti Nisa sambil berlari kecil. Karena tidak mungkin mbak Jannah bisa lari cepat. Karena rok yang di pakainya sampai bawah lutut.

Sementara Nisa saat ini sudah sampai di rumah orang tuanya, rumah Pak Sabar bersama Juanti.

"Ini ada apa ya pak?" tanya Nisa kepada tiga orang yang sedang marah-marah.

"Ini bapaknya gadaikan sertifikat rumah. Tapi ga mau bayar-bayar. Ini sudah lebih dari 90 hari. Tapi malah masih ga mau bayar juga!" Ucapnya lebih keras dari sebelumnya.

"Berapa utangnya?" tanya Nisa kepada orang tersebut.

"Lima puluh juta!"

"Hah. Banyak amat!"

"Nah itu cicilan harusnya dua juta lima ratus sebulan. Ini sudah tiga bulan lebih. Jadi harus membayar empat kali lipat dan dendanya." kata orang tersebut.

"Tapi kalau engga bayar sekarang, maka kami berhak mengusirnya dari sini sekarang juga!"

"Hah, mana ada duit segitu!"

"Eh bukannya bapak punya duit sepuluh juta ya pagi tadi!" ucap mbak Jannah ketika sampai dan mendengar ucapan dari penagih hutang.

"Lah mana tahu ibu!, orang aku juga cuma di kasih segini!" ucapnya sambil menyodorkan uangnya sejumlah dua juta lima ratus sesuai nominal sekali cicilan.

"Lha kok cuma dua juta lima ratus?, lainnya mana?" tanya Nisa.

"Ga tahu!, bapakmu mungkin!" sahutnya.

"Berapa total utangnya?" tanya Devan yang datang bersama mbak Jannah.

"Lima puluh juta, sama bunga jadi enam puluh juta!"

"Hah besar amat!" sahut Nisa.

Sementara Devan mengeluarkan dompetnya. Sambil mengeluarkan buku kecil seperti kuitansi.

"Pinjem pulpen!" Ucap Devan sambil mengambil pulpen di saku penagih hutang.

"Enam puluh juta kan?, ga kurang?. Mana sertifikatnya!"

"Sertifikat ada di kantor!"

"Bawa sini!, langsung saya lunasi!" Ucap Devan ketus.

"Juk!, ambil sertifikat rumah di kantor!, awas saja kalau engga di lunasi sekarang!" ancam penagih hutang kepada Devan, sambil memerintahkan kawannya untuk mengambil sertifikat rumah.

Devan pun menulis nominal uang untuk pelunasan hutang kepada pihak bank tersebut, sambil menunggu sertifikat kembali.

"Ini enam puluh juta dalam cek!, saya lebihin lima juta!, buat kalian. Dan jangan datang kesini lagi!" ucapnya sambil menyodorkan kertas cek untuk penagih hutang.

Sebuah nama bank terkenal, dan di bagian atas tertulis Ganendra. Membuat penagih menatap Devan.

"Bukan cek palsu kan ini!"

Rasanya tak percaya jika seorang Ganendra berada di kampung sini. Apalagi jika melihat Devan dengan wajah tidak meyakinkan.

Terutama cara berpakaian Devan yang seperti orang kampung biasa.

"Disana ada nomer telepon bank. Telpon saja!" sahut Devan.

Penagih pun percaya begitu saja meski tetap berikan ancaman kepada Devan.

"Kalau tidak bisa di cairkan. Kamu yang saya cari!, kamu mantunya kan?"

Devan mengangguk membenarkan.

Teman penagih datang dan menyerahkan sertifikat kepada Devan.

"Sini sertifikat nya!" ucap Juanti yang tak tahu malu.

Devan enggan memberikan sertifikat itu, ia justru memeriksa keaslian sertifikat lebih dulu. Ketika memang benar baru di serahkan kepada Nisa.

"Kamu simpan Nis. Jangan sampai di gadaikan lagi!" ucap Devan.

Nisa pun menerimanya kemudian mundur beberapa langkah, menjauhi Bu Juanti.

"Oke ya!, kalau ini engga bisa cair, kamu yang saya cari!" Ucap penagih itu kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"Dah yuk pulang!" ucap Devan kepada Nisa.

Sementara Mbak Jannah hanya bisa bengong karena melihat Devan tampak enteng memberikan uang berapa cek kepada penagih hutang tersebut.

"Wah!, Nisa jadi orang kaya mendadak nih. Suaminya tajir!" monolognya dalam hati. kemudian mengikuti Nisa dan Devan yang lebih dulu pulang ke rumah.

Bu Juanti kesal melihat anak tirinya itu pergi begitu saja. Tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.

Tinggal kini uang dua juta lima ratus di tangannya yang tersisa.

"Buat beli anting ajalah!" ucapnya kemudian masuk ke dalam rumah.

Beberapa orang yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Terlebih Juanti yang memang suka boros.

Namun selain itu sangat kagum dengan suami dadakan Nisa yang ternyata orang kaya. Buktinya bisa langsung membayar lunas utangnya terhadap bank.

"Van!, Sebenernya siapa sih kamu?, bisa punya uang segitu banyak?"

Devan yang sedang berjalan sama Nisa pun berhenti. Kemudian berbalik menatap mbak Jannah di belakangnya.

"Aku ya orang biasa mbak. Kan nabung juga!" sahutnya.

Pasti nih, mbak Jannah pingin tahu tentang Devan yang sebenarnya. Namun dengan jawaban ini malah justru jadi penasaran. Lebih penasaran tepatnya.

"Ya kalau nabung dapat segitu!, pekerjaanmu apa?" tanya Mbak Jannah.

Nisa sejak tadi diam, karena dirinya juga penasaran sebenarnya. Meski dia tidak mempermasalahkan Devan ini kaya atau miskin. Yang penting dia mau menerima dirinya.

Itu saja sudah cukup menurutnya, karena selama ini hanya untuk permainan ayahnya yang selalu ingin menjual dirinya sebagai penebus hutang.

"Aku kerjanya kadang IT mbak!, jadi lebih banyak main komputer. Kan banyak duitnya kalau sekali kerja. Kadang juga bantu kerja kantoran. Tapi kadang juga serabutan. Kerja saya engga tetap mbak!" Sahut Devan menjelaskan tentang dirinya.

"Ya biar kami tidak mikir yang macam-macam, ajaklah Nisa ketemu orang tuamu ya Van!"

"Iya mbak!" Sahut Devan.

Ketiganya melangkah pulang menuju rumah. Dimana disana sudah ada mas Hasan yang baru pulang dari sawah.

"Ada apa?" tanya Mas Hasan kepada mbak Jannah serta Nisa.

"Itu lho....!" Mbak Jannah pun menceritakan semua yang terjadi kepada suaminya.

Sementara Nisa dan Devan masuk ke dalam rumah.

"Mas!, sertifikat ini bagaimana?" ucap Nisa sambil menyodorkan sertifikat kepada Devan.

Dalam pikiran Nisa saat ini, adalah sertifikat itu milik Devan. Karena Devan yang membayar lunas hutang ayahnya.

"Udah disimpen saja. Kalau engga kasih mas Hasan!" ucap Devan kepada Nisa.

Nisa tak menyangka jika Devan bisa berbuat seperti itu. Bahkan kini rasanya lega, jika hidupnya yang telah diserahkan kepada Devan pun tidak akan ia sesali. Tidak seperti waktu di nikahi oleh juragan sapi, Pak Sugondo. Nisa sangat terpaksa karena membela orang tuanya agar tidak celaka.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mar lina
apakah yg di sekap itu
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
sookkoorr kena geplak kan kamu van
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
hallah emang maunya dia itu di suapin 🤣
cip: lhohh ehhh lhoohhh🙈🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
up lagi yaa ditungguin lhoo
cip: iya😂😂😂😂
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
gagal ya coba lagi y van
cip: wkwkwkkwk
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: kan harus 🙈🙈🙈
total 3 replies
Rini A
Bagus
lanjutkan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
juniati kah itu🙄🙄🙄
Ropiyati Ropi
ceritanya di daerah muntilan nih..wkwkwk
jadi semangat bacanya deh
cip: lho kenal daerah Muntilan kak🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
nisa yg dipanggil sayank ehh aku nya yg salting🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: pernah tpi sekarang jarang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
cip: emang ga pernah dipanggil sayang?🤭🤭
total 2 replies
Wulan
Keren kak
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
Winda sama Wanda ini sarap atau apa yaaa....
kog bisa2nya kek gitu
cip: engga ikut-ikutan 🙈🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ngeri lah itu 2 manusia
total 3 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bahasanya agak serem yaa
neur
kereen KK 👌☕❤👍😎
cip: terimakasih
total 1 replies
Rian Moontero
lanjuuuttt👍🤩🤸🤸
cip: siap
terimakasih kak
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
itu beli motor kek beli permen saa🙈🙈🙈
cip: 😂😂😂😂😂 kan orang kaya
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
hajar dulu pikir belakangan ya sa...
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: lanjut bangg...
ada lagi g habis ini
cip: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
habis itu coba deh bilang i love u gitu...
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ok sip
cip: iyaa 🙈🙈🙈
total 8 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
kan jadi pengen yg macem devan....
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
aduhhh pikiran ku jalan duluan🙈🙈🙈🙈🙈
cip: Waduhhhh 😂😂😂
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: cocok🤸‍♀️🤸‍♀️
total 23 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bang cip orang magelang kah kog paham daerah situ🙄🙄🙄🙄
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: mencurigakan
cip: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!