Bittersweet Villain
Aizha Adreena Hayva, seorang gadis yang berusia 23 tahun, harus putus SMA karena kematian kedua orangtuanya dengan cara yang misterius, Aizha harus berhenti bersekolah karena harus bekerja untuk membiayai kehidupannya dan sang adik yang masih berumur 6 tahun bernama Ghaniya Nuka Hayva. Aizha harus merelakan cita-cita nya demi sang adik dan menjadi tulang punggung. Kedua orang tua Aizha meninggal beberapa tahun yang lalu saat usianya baru menginjak 18 tahun, kedua orang tuanya ditemukan meninggal di kamar mereka pada suatu pagi, terdapat 3 tembakan di tubuh ayahnya dan satu tembakan di tubuh ibunya.
Yang membuat Aizha binggung sampai sekarang adalah, pada malam kejadian itu sama sekali tidak ada suara apapun, tidak ada suara orang yang membobol pintu rumah mereka untuk masuk, tidak ada suara tembakan atau keributan apapun, seolah seperti bayangan menyelinap masuk ke rumah mereka melalui celah terkecil dan pergi tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Tidak ada apapun yang rusak selain kunci pintu, tidak ada satu benda pun yang menghilang dari rumah mereka. sekitar 2 tahun penyelidikan polisi dan detektif tidak membuahkan hasil apapun membuat pihak berwajib menutup kasus itu sebagai kasus yang tak terpecahkan.
Aizha tentu saja sangat kecewa dengan keputusan itu, dia entah bagaimana bertekad untuk menangkap pembunuh yang telah merengut kedua orangtua serta kehidupannya dari Aizha. Satu-satunya yang dia tahu dari hasil otopsi kedua orang tuanya adalah ada sejenis obat tidur dengan dosis tinggi di dalam tubuh mereka, itu menjelaskan kenapa tidak ada perlawanan dari kedua orang itu saat ditembaki. Dan kini bahkan 5 tahun setelah kejadian itu, Aizha masih tak bisa melakukan apapun, pembunuh kedua orang tuanya masih berkeliaran di luaran sana tanpa ada seorang pun yang dapat menemukannya.
Dari kejadian itu Aizha mengalami trauma besar, dia menjadi takut pada darah. Setiap dia melihat darah ingatannya selalu membawanya kembali ke hari ketika kedua orang tuanya ditemukan di atas tempat tidur mereka, mengingatkannya pada darah yang memenuhi tubuh mereka dan menodai tempat tidur mereka. bahkan terkadang Aizha bermimpi buruk, berdiri di ruang gelap tanpa cahaya dan menatap langsung kedua orang tuanya yang ditembaki, mimpi itu terus berulang-ulang dan tetap sama.
Dari pagi sampai sore Aizha bekerja di suatu restoran dan saat malam hari ia bekerja di toserba. Nuka, sang adik yang baru masuk TK itu akan dititipkan pada tetangga mereka yang juga mempunyai anak perempuan seusia Nuka dan berteman dekat dengannya sampai jam 10 malam saat Aizha telah pulang. Mereka berdua tinggal di rumah kontrakan kecil yang hanya memiliki 2 kamar, 1 ruang tamu berukuran kecil dan satu kamar mandi. Walaupun begitu rumah itu cukup nyaman dan hangat bagi mereka.
Tiap malam, Aizha akan membacakan Nuka dongeng sebelum tidur, menceritakan banyak hal pada gadis kecil itu. Aizha juga sering menempuk kepala gadis itu hingga terlelap tidur lalu mengecup pipinya. Walaupun rumah itu memiliki 2 kamar, Aizha dan Nuka tidur di kamar yang sama dengan dua tempat tidur berukuran single size. Aizha tidak berani membiarkan Nuka tidur sendiri, dia selalu paranoid kalau berada di ruang yang berbeda dengan Nuka, dia takut saat dia bangun pagi dan melihat Nuka di kamar yang terpisah dengannya, adik kecilnya itu akan pergi sama seperti kedua orang tuanya dan Aizha tidak tau apa-apa tentang itu.
Saat sedang mengelap meja setelah dua orang pengunjung mereka pergi, handphone di saku Aizha bergetar, ada dua pesan masuk dari Rafy, pacarnya. Aizha membuka room chat tersebut dan membaca pesan itu.
^^^Rafy:^^^
^^^Maaf kita tidak bisa bertemu malam ini.^^^
^^^Aku sibuk.^^^
Aizha menghela napas pelan dan kembali mengelap meja tersebut tanpa membalas pesan itu. akhir-akhir ini pacarnya itu bersikap aneh, dia selalu menghindari Aizha, tidak ingin bertemu dengannya dan sangat jarang menghubunginya. Hubungan mereka sudah lewat dari 2 tahun, Aizha tau betapa dia sangat menyukai pria itu, pria manis yang punya senyum hangat itu, namun semakin lama hubungan mereka entah kenapa semakin terasa sangat hambar, seperti ada sesuatu diantara mereka yang perlahan menghilang. Aizha mencoba memperbaikinya namun Rafy terasa semakin jauh darinya.
Hari ini ada sangat banyak pengunjung restoran mereka membuat Aizha dan waiter lainnya sedikit kewalahan. Ada sangat banyak yang perlu dikerjakan dan tidak ada waktu istirahat. Aizha melirik arloji kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, sudah jam setengah 5. Aizha membereskan barang-barangnya karena shift nya telah berakhir. Gadis manis dengan rambut cokelat bergelombang itu pamit pada teman-temannya dan pergi meninggalkan restoran itu.
Aizha gadis yang cantik, wajahnya mungil dengan mata cokelat dan bulu mata panjang dan lentik dengan alami, rambut panjangnya berwarna cokelat seperti matanya dan bergelombang, memiliki tubuh tinggi dan ramping, sebenarnya dia masuk kriteria menjadi model, namun sayangnya dia tak memiliki kesempatan. Gadis itu berjalan santai dengan headset yang terpasang di kedua telinganya. Perjalanannya berakhir di sebuah toserba yang tak begitu besar, sejujurnya pemilik toko ini sudah tua dan toko ini juga tidak memiliki banyak pengunjung, tapi pria itu belum mau menutup tokonya dan alhasil memperkerjakan Aizha. Sebenarnya dia ingin mengambil cuti malam ini namun yeah Rafy membatalkan janji kencan mereka.
Setelah pekerjaannya selesai di toserba itu, Aizha berjalan pulang. Menjemput Nuka terlebih dahulu dari rumah tetangga nya. Dia membuat makan malam sederhana dengan nasi goreng dan telur, makan bersama Nuka dan mendengarkan dengan ceria saat gadis kecil itu bercerita tentang kesehariannya. Melihat keceriaan di wajah polos Nuka selalu memberi kebahagiaan tersendiri bagi Aizha. Tidak ada yang lebih ia sayangi di dunia ini selain adik kecil nya itu dan tetap menjaga kebahagiaan Nuka adalah tugas dan tanggung jawabnya.
Setelah membereskan semua peralatan makan mereka, Aizha menuntun Nuka ketempat tidurnya, membacakan cerita untuknya dan memberikan kecupan hangat. Setelah memastikan Nuka telah tertidur, Aizha pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket oleh keringat. Aizha merasa sangat lelah, setiap hari terasa sangat monoton dan berulang, semua pekerjaan yang ia lakukan terasa seperti mengerogotinya secara perlahan.
Aizha duduk di bawah pancuran air yang menyala membasahi seluruh tubuhnya, memeluk tubuhnya dengan erat dalam kerinduan pada sosok kedua orang tuanya. Dia tau dirinya sudah berjuang dengan keras, dia sudah melakukan yang terbaik sebisanya. Aizha membayangkan kedua orang tuanya berdiri di hadapannya saat ini, memujinya, mengatakan betapa hebat dirinya dan telah menjaga adiknya dengan sangat baik. Namun semua itu tidak nyata, tidak ada sentuhan, tidak ada usapan lembut, yang ada hanya isakannya sendiri yang memenuhi kamar mandi, terendam oleh suara air.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
2025-05-22
0
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
2025-05-22
0