Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
"Yudha.. Yudha... " suara lirih Yesha memanggil suami nya yang tidur di sofa. Yudha belum juga terbangun dan Yesha masih berdiri di dekat nya.
Setelah kejadian semalam dan kalimat Yudha membuat Yesha berfikir keras,wanita itu akhirnya merasa jika dirinya memang keterlaluan pada Yudha.
"Yang salah bukan lah hanya kau,aku pun juga.Tapi aku tidak bermaksud untuk menjaga jarak dengan keluarga mu juga,Ayah dan Ibu sangat lah baik,bahkan mereka selalu membantu ku merawat Nindya.Aku hanya menyesali keadaan dulu,yang kamu menyerah begitu saja dan tidak mengejar ku.Aku hanya menyayangkan itu.Kenapa kamu tidak mencari ku atau hanya sekedar tahu kabar ku,sementara kita pernah melakukan nya dengan sadar. Lalu tiba-tiba kau datang,Ayah ku memberi kesempatan padamu untuk mengakui anak dalam perut ku,lalu ia memberi kesempatan lagi untuk mu menikahi ku. Jika tingkah ku membuat mu sakit atau tidak nyaman,maaf... Maaf kan aku Yudha".
Ucap Yesha dalam hati,mata nya masih memandang tubuh tinggi besar yang masih meringkuk,memejamkan mata di sofa. Beberapa kali Yesha memanggil nama nya Yudha tak jua terbangun.
Yesha menghela nafas membenarkan selimut yang sedikit terbuka tak menutupi kaki suami nya. Ia pun menyerah membangunkan Yudha dan berbalik kembali ke kamar.
Helaan nafas lembut terdengar,Yudha membuka mata nya perlahan.Siapa bilang ia tak bangun dan tak tahu jika Yesha berdiri beberapa menit di dekat nya. Ia bahkan senang Yesha membenarkan selimut nya.
Matanya menatap langit,ia membuat lengan nya menjadi bantal. Memulas senyum di bibir,ia tahu jika Yesha masih peduli meski kadang tingkah lakunya di luar prediksi. Memiringkan tubuhnya dan menyilangkan lengan di dada,Yudha lagi-lagi tersenyum. Hanya sedikit perhatian dari Yesha tapi ia sudah senang,paling tidak usah nya membuah kan hasil walau sedikit.
.
.
.
Suara celotehan Nindya terdengar walau hanya gumaman saja,Yesha yang baru saja membuka mata terkejut saat tahu Nindya sudah di sebelah nya dan Yudha yang seolah mengobrol dengan bayi itu.
Yesha pun menoleh pada jam di dinding,pukul lima pagi dan langit di luar masih gelap.
"Lihat nak Mommy baru bangun". Ucap Yudha,Yesha yang mendengar nya pun terdiam,ia menatap suami nya.
Yudha tetap berinteraksi dengan putri mungil nya, kejadian semalam membuat mereka berseteru tapi Yudha seolah tak terjadi apapun.
'Apa dia sudah tidak marah dengan ku?'.
Yudha tak mendengar karena Yesha hanya bertanya dalam hati.
"Hari ini kita mengunjungi dokter dan imunisasi ya,kebetulan Daddy tidak ada meeting dan tidak ada pertemuan rutin. Daddy temani ya?". Ucap Yudha pada anak nya,tapi secara tidak langsung itu memberitahu Yesha untuk mengingatkan.
Yudha melirik Yesha,wanita itu pun mencari ponsel nya yang berada tak jauh dari nya.
'Benar,hari ini tepat satu bulan setelah imunisasi pertama'.
Ucap Yesha di batin,ia pun berfikir. Masa nifas nya sudah selesai sebelum empat puluh hari,bahkan pembalut yang Ibu Leta belikan masih ada dan lebih banyak.
Yesha masih terdiam,Yudha pun melirik istrinya lalu mulai mengangkat Nindya.
"Mandilah,aku akan meminta tolong Ibu untuk memegang Nindya sebentar". Ucap Yudha,ia sudah melangkah akan menuju pintu.
"Yudha...".
Panggilan Yesha membuat langkah Yudha berhenti.
"Aku yang akan mengurus Yesha,ibu mungkin sudah repot dari tadi,ibu juga menyiapkan sarapan untuk kita,biarkan aku saja... Kalau tidak,tunggu sebentar,aku akan bersih-bersih dan memompa asi ku,setelah itu menguru..."
"Aku akan membantu mu di sini ". Sanggah Yudha,ia menatap Yesha. Dan pagi ini terasa hati nya berbunga.
'sedikit dan tipis,tidak apa-apa Yesha'
Ucap Yudha dalam hati,ia melihat senyum semu di bibir Yesha untuk nya. Kali ini ikhlas dan seperti satu tahun lalu.
...
Membersihkan diri dan memompa di satu ruangan tanpa menutupi sedikit pun,bahkan Yesha memberikan asi nya langsung pada Nindya di depan Yudha. Lelaki itu sedikit heran,Yesha tidak seperti biasa nya.
Yesha bahkan mulai tak segan memanggil Yudha dengan sebutan Daddy.
"Sebentar ya,dengan Daddy mu dulu. Mommy akan bersiap".
Kalimat Yesha mampu membuat Yudha terdiam sejenak,kedua nya berpandangan,namun hanya beberapa detik saja setelah itu Yesha membalikan diri menuju ke kamar mandi.
Yudha tersenyum lebar,seperti mimpi namun nyata.Lagi lagi ia melihat Yesha seperti dulu.
...
Tak membutuhkan waktu lama,dan Nindya pun tertidur setelah mandi,Yesha yang sudah bersiap sedari tadi tinggal menunggu Yudha yang sedang mandi.
Tok
Tok
"Yudha...Pakaian mu sudah aku siapkan!". Teriak Yesha di depan pintu.
Yudha yang berada di dalam pun diam mendengarkan. Ia bahkan menempelkan telinganya di pintu dan memastikan jika itu Yesha.
"Yudh,pakaian mu". teriak Yesha lagi.
Yudha pun membuka pintu kamar mandi,dan se'setel pakaian sudah berada di tangan Yesha.
"Apa?" tanya Yudha.
"Aku memilihkan pakaian untuk mu,tapi jika tidak suka kau boleh memakai yang lain". Ucap Yesha.
Berubah dalam sekejap,itulah perasaan Yudha sekarang. Menurut nya Yesha lebih membawa dirinya sebagai istri yang mengurus suami nya.
"Jangan GR ,aku hanya memudahkan mu saja karena Ibu sudah memanggil kita untuk turun. Kalau tidak mau memakai ini tidak apa-apa,aku akan meletakan nya di lemari lagi!".
Yudha pun memejamkan mata,ia tak tahu harus bagaimana. Seketika Yesha berubah kembali.
"Ya.. Yaa,aku akan memakai itu!".
Yudha langsung mengambil dari tangan Yesha,seketika Yesha juga pergi dari ambang pintu. Yudha yang masih disana menunduk,harapan Yesha berubah secepat kilat ternyata salah,bahkan Yesha masih dengan mode dingin nya.
.
.
.
Turun beriringan,Yesha menggendong Nindya dan Yudha membawa tas berisi beberapa popok dan keperluan lain. Walau hanya sebentar tetap saja mereka harus menyiapkan keperluan anak nya jika sesuatu terjadi di perjalanan.
Meja makan yang hanya ada empat kursi,di sana sudah ada ayah Aldo dan Ibu Leta. Wanita tua itu tersenyum pada Yesha setelah itu membuka selimut Nindya,hanya sekedar ingin mengusap pipi lembut.
"Kau saja yang sarapan dulu,biar Nindya aku yang pegang".
Yudha dan Yesha bergantian memegang Nindya saat sarapan.
"Ehekmm... Yudha,ada yang ayah ingin bicarakan pada kalian".
Yudha yang baru menyuapkan beberapa sendok pun terdiam,ia tetap mengunyah dan akan mendengar Ayah nya bicara,selain itu Ibu Leta yang sudah selesai sarapan pun melipat kedua tangan nya di meja. Yesha pun yang sedang memangku Nindya di sofa menoleh.
.
.
"Ayah dan Ibu akan kembali sore ini".
.
.
.
To be continue