warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Dori melangkan dan meletakan aurora diatas tempat tidur lalu ia melangkah keluar
***
Liam berjalan mendekat ke arah tempat tidur dan merebahkan tubuhnya menghadap wanita cantik itu.
"hidupmu sudah hancur, tapi kau malah ingin bunuh diri, kau gadis bodoh, aku memberimu kesempatan untuk memanfaatkanku tapi kau tak mengambil peluang itu, benar-benar naif"
malam semakin larut waktu sudah menunjukan pukul dua pagi aurora kini akhirnya sudah terbangun ia membuka matanya perlahan.
Tubuhnya terasa begitu sakit bahkan punggungnya terasa perih, tangan kaki pun terasa sakit semua ia berusaha bangun dan duduk disisi tempat tidur.
Ia mengedarkan pandangan ternyata aurora kembali ke kamar dimana ia memecahkan vas bunga, dan kamar itu sudah kembali rapi dan bersih vas pun kembali terpajang disana.
Aurora beranjak dari tempat tidur dengan tertatih karena luka dikakinya masih basah. Samar-samar ia mendengar suara gemericik dari kamar mandi dengan pintu yang agak terbuka.
Ia yang penasaran akan siapa yang ada didalam sana memutuskan untuk masuk dengan melewati sebuah kaca full body yang memperlihatkan dirinya ia melihat luka besi panas yang dilakukan oleh liam.
kembali aurora melangkah ke kamar mandi ternyata ia melihat liam tidak menggunakan apapun dibawah guyuran showerr.
Degg
jantung aurora seperti terpompa dengan cepat ia kembali merasakan ketakutan dengan menahan rasa sakit ditubuhnya aurora berjalan menuju pintu keluar sialnya pintu itu terkunci. Lalu ia berlari menuju balkon ternyata juga terkunci.
lain halnya dengan liam dia tersenyum smrik mengetahui aurora sempat melihatnya, rasa penasaran kepada sosok aurora.
Clek!
Suara pintu kamar mandi terbuka keluar lah sosok bertubuh atletis hidung mancung dengan otot ditangan dan perutnya yang kotak-kotak itu, rambut yang basah cukup membuat pesona terhadap kaum hawa yang melihatnya.
liam mendekat kearah aurora dengan menggunakan handuk kecil untuk menutupi aset pribadinya.
"kau sudah bangun?" ucapnya dengan berjalan mendekat
"stopp!! Jangan mendekAtt!!!" teriak aurora
Aurora yang ketakutan melangkah mundur namun langkahnya terhenti ketika punggungnya menyentuh pintu.
"AWWWWW!!" teriak laura yang menahan rasa sakit dipunggungnya.
dengan cepat liam menarik tubuh aurora kedalam pelukannya namun aurora malah terus memberontak.
"Lepass!! Lepaskan akuu, bunuh saja akuu!!"
"Diamm!!! Apa kau mau lebih terluka lagi Ha!!" teriak liam
Dengan erat liam memeluknya tapi aurora terus memberontak hingga ia mengigit lengan liam membuatnya mendesis karena gadis itu mengigitnya semakin dalam dan entah mengapa liam membiarkan aurora mengeluarkan emosinya.
aurora mengigit liam cukum dalam hingga membuatnya mengeluarkan bercak darah bekas gigi tajam aurora.
"Apa yang kau inginkan dariku?!" tanya aurora gemetar
"karena aku yanb yang membelimu... Jadi kau harus menurut padaku!!!" teriak liam
"A-aku ingin pergi! Hikk"
"tidak bisa baby, aku tidak akan melepaskan apapun yang sudah menjadi milikku, aku membelimu jadi jiwa mu, tubuhmu, ragamu semua menjadi milikku, apa kau mengerti" jelas liam.
liam melonggarkan pelukannya melihat tangan aurora yang gemetar menyentuh dadanya.
"Baiklah" aurora menelan salivanya meneteskan air mata dengan pasrah ia mengatakan " kau bisa mendapatkan tubuhku, lakukan apa saja yang kau mau tapi ingatlah sampai kapan pun kau hanya akan mendapatkan tubuh dan ragaku tapi tidak dengan hatiku"
"kita lihat saja nanti" ucap liam tersenyum smrik
KRUYUKKK
Terdengar suara perut aurora yang sedang lapar ia menunduk menahan malu, membuat liam tertawa kecil. Liam melepaskan pelukannya dan menelepon pelayan untuk mengantarkan makanan kekamarnya.
Liam berdiri dan berjalan menuju walk in closet untuk menganti pakaian. Ia keluar dengan membawa pakaiannya. Ia melepas handuk yang melekat pada tubuhnya
Sontak aurora yang melihat itu mengalihkan pendangannya ke samping.
"Lihat aku!!" teriak liam
Aurora masih mengalihkan pandangannya kesamping karena ia tak ingin melihat apa yang tak ingin ia lihat. Liam mencengkram wajah aurora.
"Lihat aku, buka matamu!!!"
aurora dengan berani terus memejamkan matanya hingga liam berkata.
"BUKA MATAMU LIHAT AKU, APA KAU MENGERTI" bentaknya
Aurora yang masih berdiri terpaksa melihat liam yang sedang tak memakai pakaian apapun. Setelahnya laki-laki itu memakai dalam dan pakaiannya secara perlahag aurora terus menyasikkan itu didepannya.
Liam mendekat dan mencengkram wajah aurora.
"saat ini kau memang tak menyukainya tapi sebentar lagi kau akan menyukainya baby"
"TAK AKAN PERNAH!!" teriak aurora
"KAU MEMANG GADIS NAKAL!!"
Liam berbalik badan dan duduk disofa ia melihat aurora yang masih berdiri dihadapannya dan menepuk pahanya menyuruh aurora untuk duduk dipahanya.
Aurora mendekat dengan pasrah apa yang diinginkan liam.
"duduk sini menurutlah dengan baik, jika kamu bisa membuat aku senang, aku akan mempertimbangkan kebebasanmu!"
Aurora duduk dipaha liam dengan tangan liam memeluk pingangnya tak lama pintu pun ada yang mengetuk
TOK TOK TOK
Tersengar suara pintu diketuk aurora yang mendengar itu ingin berdiri tapi liam menahannya.
Nampak dori masuk dan dibelakangnya terdapat pelayan yang sedang membawa troli makanan.
para pelayan menatan makanan itu dimeja dori yanb melihat tuannya yang sedang senyum sumringah membuatnya heran, pasalnya tuanya ini tak pernah sesenang itu saat bersama seorang wanita.
"Silahkan tuan" ucap sori dan melangkah kan kakinya keluar kamar
Liam menatap jam kamar sedang menunjukan jam pukul tiga pagi.
"makanlah setelah itu temani aku tidur"
"maksut kamu temani tidurrr..ti-durr??" ucap aurora dengan terbata-bata
"iya temani aku tidur"
"A-apa kau akan melakukan itu padaku?"
"entahlah mungkin saja"
Aurora diam ia benar-benar takut 'ya tuhan apa aku akan kehilangan kehormatanku malah ini,,, aku tak mau tuhann!!' jeritnya dalam hati
"makanlah apa kau ingi aku yang menyuapimu?"
Aurora menggeleng dan mengaambil roti berisi daging dan mayonais itu langsung mengigitnya liam yang melihat tangan aurora yng terkena mayonais pun mengambil roti dari tangan aurora dan membersihkan jemarinya.
Dengan menjilat kemudian memasukannya kedalam mulutnya, aurora terdiam menatapnya ia merinding dibuatnya.
"ini sangat manis baby"
liam melihat expresi aurora membuatnya tersenyum, lucu sekali pikirnya.
Dengan cepat aurora menarik tangannya, tingkah bos mafia ini membuatnya merinding.
aurora melanjutkan makannya dengan tenang tanpa memedulikan sang mafia. Liam berdiri begitu saja membuat aurora hampir terjatuh.
Liam melihat itu tertawa kecil dan berkata "makanlah setelah itu temani aku tidur"
Aurora dengan cemberut mengambil rotinya lagi dan memakannya dengan lahab sambil menikmatinya dan berfikir mungkin ia bisa mencari celah untuk kabur dari liam.
Liam melangkah ketempat tidur dan memeriksa pekerjaannya sambil sesekali melirik ke arah aurora yang sedang menikmati makanannya.
Tak terasa aurora sudah menyelesaikan makannya. Kenapa ia begitu tenang padahal sebentar lagi apa yang ia jaga akan terenggut paksa seorang yang begitu kejam.
liam menutup laptopnya dan menyimpanya diatas meja nakas yang terdapat disamping tempat tidurnya.
Ia berdiri menghampiri aurora dengan menggunakan penutup aset berharganya saja dadanya terekspos dan menampilkan otot-ototnya ia mengulurkan tangan lalu aurora meraih tangan itu tanpa expresi.
Mereka berdua berjalan perlahan menuju tempat tidur. sesampainya liam dengan cepat menarik aurora kedalam pelukannya dan mengajaknya berbaring.
liam menunduk hingga aurora merasakan nafas segar yang menyeruak keluar dari hidung mancung liam.
liam melihat luka pada punggung aurora yang masih basah.
"baby untuk saat ini aku tidak akan melakukan apapun padamu karena lukamu masih basah, aku akan melakukannya setelah lukamu sembuh, karena kau tak akan bisa menahan rasa sakit dari luka baru"
aurora yang mendengar itu membuatnya merinding ucapan itu seperti benda tajam yang menusuknya.
"lakukan saja sekarang apa bedanya melakukan nanti dan sekrang, tapi aku tak akan melakukannya seperti wanita-wanita lain yang mungkin pernah kau tidur"
Liam yangmendengar itu mencengkram wajah aurora ia memaksanya untuk menatap matanya mereka saling memberi tatapan tajam, liam bisa melihat mata aurora yang penuh dengan kebencian terhadapnya.
"kau masih saja melawanku, apa salahnya kau menurut padaku dan melayaniku dengan sepenuh jiwa ragamu, dan kamu akan mendapatkan apapun yang kau mau"
"sudah ku katakan tuan, kau memang membeli tububku tapi tidak dengan jiwa dan ragaku, aku membencimu, sangat membencimu" ucap aurora penuh dengan kebencian
PLAKKKK
Liam menamparnya kembali membuat gadis itu terhuyung dan jatuh ke lantai. Baru kali ini ia menerima penolakan mentah-mentah nafasnya memburu dan menatap aurora tajam.