Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 20
"Oh iya Yun, ngomong-ngomong kamu udah punya nama untuk anak kamu? Anak kamu harus secepatnya di urus akte kelahirannya." tanya Harum.
"Aku juga bingung Rum, aku belum kepikiran kasih nama untuk anak ku." jawab Yunda. Yunda yakin kalau nama yang dia berikan untuk anaknya adalah doa, makanya Yunda masih bingung harus memberikan nama apa untuk anaknya.
"Cari di google Yun, siapa tau ada nama yang cocok." ucap Harum.
Yunda menyetujui saran Harum. Ia membuka google dan mencari nama untuk bayinya.
Setelah hampir setengah jam mencari dan merangkai nama yang indah, akhirnya Yunda pun menemukan nama yang cantik untuk bayi cantiknya. Amreesha Dahayu yang artinya gadis cantik yang cerdas dan baik hati yang membawa keberuntungan.
Yunda memberikan nama cantik itu karena mengingat perkataan Rio yang mengatakan kalau dirinya dan anaknya pembawa sial. Dengan nama yang Yunda berikan untuk anaknya Yunda berdoa Reesha bisa tumbuh menjadi gadis yang cantik, cerdas, baik hati dan juga membawa keberuntungan untuk orang-orang di sekitarnya, mematahkan ucapan ayah kandungnya.
Tiga hari kemudian.
Hari ini Yunda sudah bersiap untuk berangkat ke Jakarta, dengan bermodal ijasah S1 dia nekat mencari pekerjaan disana padahal Yunda tau dengan jelas kalau tidak mudah mencari pekerjaan di Jakarta.
Sebenarnya Harum dan orangtua Harum meminta Yunda untuk pergi setelah masa nifasnya selesai, tapi Yunda menolak karena tidak mau lama-lama merepotkan Harum dan keluarganya dan ingin cepat-cepat meninggalkan kota Solo, ia ingin secepatnya melupakan kenangan pahit di kota Solo.
Reesha juga ikut di bawa Yunda ke Jakarta, padahal orangtua Harum meminta Yunda untuk meninggalkan Reesha agar orangtua Harum yang merawat dan nanti kalau keuangan Yunda sudah stabil baru Yunda bisa menjemput Reesha, tapi sayangnya Yunda tidak mau. Selain karena tidak mau merepotkan, Yunda juga tidak bisa hidup tanpa Reesha.
Dengan ongkos kereta api dan uang pegangan dari harum sebesar satu juta rupiah, Yunda pun berangkat ke Jakarta.
💋💋💋
Jakarta.
PT. Pradana Utama.
Ruang ruang kerja Gandhi.
Tok... Tok... Tok...
Pintu ruang kerja Gandhi terketuk.
"Masuk." jawab Gandhi tanpa memalingkan matanya dari layar komputer.
Bayu, asisten Gandhi pun membuka pintu ruang kerja Gandhi.
"Pak Gandhi, ini laporan perkembangan proyek di Bali yang Bapak minta." ucap Bayu sambil meletakkan laporan itu diatas meja kerja Gandhi.
"Um..." balas Gandhi.
"Oh iya Pak, sudah lama sekali meja sekretaris kosong. Apa Pak Gandhi tidak mau membuka lowongan mencari sekretaris?" tanya Bayu.
Gandhi terdiam.
"Sekarang ada lima proyek yang sedang berjalan dan dua bulan kedepan tambah tiga proyek lagi, kalau posisi sekretaris kosong, jelas kita akan keteteran menghandle semua itu Pak." ucap Bayu.
Gandhi menghela nafasnya kasar.
Iya juga yah, kok aku gak kepikiran untuk mencari sekretaris. Gumam Gandhi dalam hati. Sekretaris Gandhi yang lama resign demi mengurus anaknya yang autis.
"Suruh bagian personalia membuka lowongan." ucap Gandhi.
"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Bayu.
"Eh tunggu dulu." cegah Gandhi.
"Bilang sama personalia, nanti saya yang akan turun langsung menginterview para pelamar." Ucap Gandhi.
"Baik Pak." balas Bayu kemudian keluar dari ruang kerja Gandhi.
Setelah Bayu keluar, Gandhi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya.
"Seandainya waktu itu kamu mau jadi sekretaris aku, Ra." gumam Gandhi yang kembali teringat akan Nara.
"Heh! Ngomong apa sih aku! Aku harus lupain Nara!" gumam Gandhi lagi sambil memukul-mukul kepalanya pelan setelah itu kembali fokus bekerja.
Baru juga lima menit Gandhi kembali fokus bekerja, tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka.
Sontak Gandhi memalingkan pandangannya ke arah pintu.
"Hai..."
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...