Love Story

Fafa sedang berjalan dengan ketiga orang temannya, Nazwa, Aqila, dan Zalfa. Mereka berempat baru saja keluar dari gerbang kampus saat ini. Seperti biasanya, setelah pulang kuliah Fafa akan langsung datang ke kafe Awan. Nazwa, Aqila, dan Zalfa yang kebetulan arah pulangnya juga searah, akan menemani Fafa sampai di kafe milik kakaknya itu.

Ketika Fafa bersama ketiga orang temannya itu hendak menyeberang jalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat kencang dari arah kanan. Dan anehnya mobil itu justru melaju sedikit terlalu ke tepian jalan, seperti sengaja ingin menyerempet Fafa.

"FAFA, AWAS!!!" teriak Nazwa sangat keras.

"AAAAHHHHH!!!" teriak Fafa kaget.

Beruntungnya Fafa karena Zalfa dengan sigap segera saja menarik tubuh Fafa hingga kedua gadis cantik itu jatuh berguling ke aspal jalan. Dan akhirnya mobil yang melaju dengan sangat kencang itu pun tidak sampai menyerempet tubuh Fafa.

Kedua pengawal yang secara diam-diam diutus oleh Rayyan segera bergegas untuk berlari menghampiri Fafa dan Zalfa yang terjatuh itu dan membantu mereka berdua. Nazwa dan Aqila juga langsung berusaha untuk membantu kedua temannya itu untuk bangun.

"Fafa. Zalfa. Kalian berdua nggak pa-pa kan?" tanya Nazwa sangat khawatir

"Nona Fatimah. Anda tidak apa-apa kan, Nona?" tanya salah satu pengawal tersebut juga seraya membantu Fafa untuk kembali berdiri juga.

"Eh," kaget Fafa.

Tetapi sesaat kemudian Fafa pun teringat dengan perkataan Rayyan kemarin ketika berada di apartemen milik Arshaka.

'Mulai besok gue juga akan menempatkan masing-masing dua orang pengawal yang secara diam-diam akan melindungi keselamatan Fafa dan juga Keisha,' ucap Rayyan saat itu.

"Ah, berarti mungkin saja laki-laki berbaju hitam ini adalah pengawal yang diam-diam disuruh oleh Kak Rayyan buat melindungi aku," ucap batin Fafa.

Fafa yang sudah kembali berdiri tegak itu pun kemudian menormalkan kembali ekspresi wajahnya yang sempat merasa terkejut tadi.

"Aku nggak pa-pa kok. Untung aja ada Zalfa. Zalfa kamu juga nggak pa-pa kan?" jawab Fafa sekaligus menanyakan keadaan Zalfa juga.

"Gue juga nggak pa-pa kok, Fa. Tapi mobil tadi itu kenapa sih? Kok kayak sengaja banget gitu mau nabrak Lo, Fa?" ucap Zalfa merasa sangat heran.

"Iya deh. Mobil tadi kok kayak sengaja mau nyelakain Lo gitu ya, Fa. Udah jalannya terlalu ke pinggir, kencang banget juga," kata Aqila juga.

"Iya. Gue juga berpikiran sama seperti kalian berdua itu deh," imbuh Nazwa.

Memanfaatkan situasi ketika ketiga orang temannya itu sedang sibuk dengan pembicaraan mereka sendiri, Fafa pun kemudian memberikan isyarat kepada kedua pengawal yang diutus oleh Rayyan untuk melindungi dirinya secara diam-diam itu untuk segera pergi.

Fafa menganggukkan kepalanya pelan sebagai tanda bahwa dirinya baik-baik saja. Kedua pengawal suruhan Rayyan itu pun mengerti maksud dari isyarat yang diberikan oleh Fafa tersebut.

Kedua pengawal itu pun kemudian meninggalkan Fafa, Nazwa, Aqila, dan Zalfa secara diam-diam. Tidak ingin menarik perhatian berlebih dari orang lain tentu saja. Apalagi sampai membuat ketiga orang teman Fafa itu menjadi bertanya-tanya dan curiga.

"Lo beneran nggak pa-pa kan, Fa?" tanya Aqila.

"Iya, aku beneran nggak pa-pa kok. Ya udah yuk, kita lanjutkan perjalanan kita aja," ajak Fafa kemudian, sengaja untuk segera mengalihkan pembicaraan dan meninggalkan tempat itu.

"Iya deh. Ayo kita segera pergi dari sini," ajak Nazwa kemudian.

Fafa, Aqila, dan Zalfa menganggukkan kepala mereka masing-masing sebagai jawaban. Keempat gadis cantik itu pun kemudian berjalan meninggalkan tempat tersebut, hendak melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kafe Awan.

"Makasih banget ya, Zal. Untung aja ada kamu tadi. Kalau enggak aku pasti udah celaka deh," kata Fafa mengucapkan terima kasih kepada Zalfa dengan tulus.

"Iya Fa, sama-sama. Santai aja lagi, Fa. Kita kan teman," balas Zalfa juga.

Kedua gadis cantik itu pun kemudian tersenyum bersamaan. Begitu juga dengan Nazwa dan Aqila yang juga ikut tersenyum.

🍃🍃🍃

Arshaka sudah mendapatkan laporan dari dua orang anak buahnya yang secara diam-diam juga dia tugaskan untuk melindungi keselamatan Fafa. Sama seperti Rayyan, Arshaka juga diam-diam mengutus dua orang anak buahnya untuk melindungi keselamatan Fafa. Begitu juga untuk Keisha.

Tanpa membuang waktu lagi, Arshaka pun kemudian datang ke kafe Awan untuk menemui Fafa dan juga Keinan.

Karena Arshaka yang datang dengan maksud khusus untuk menemui dirinya dan Fafa, Keinan pun kemudian membawa Arshaka untuk masuk ke dalam ruang kerjanya yang ada di kafe Awan. Saat ini Keinan, Fafa, dan Arshaka sudah duduk bersama di sofa yang terdapat di dalam ruang kerja Keinan tersebut.

"Jadi, apa hal penting yang ingin Lo bicarain dengan kami tadi, Ka?" tanya Keinan kepada Arshaka.

"Kak Keinan, Fafa, aku udah mendengar tentang kejadian Fafa yang hampir diserempet mobil tadi dari laporan anak buahku yang secara diam-diam juga aku tugaskan untuk melindungi keselamatan Fafa," jawab Arshaka.

Keinan dan Fafa merasa sedikit terkejut, ternyata Arshaka juga menempatkan anak buahnya untuk melindungi keselamatan Fafa secara diam-diam, sama seperti yang dilakukan oleh Rayyan.

Ya, Keinan tentu saja juga sudah tau tentang masalah Fafa yang hampir diserempet mobil saat hendak menyeberang jalan tadi. Fafa sudah menceritakan tentang kejadian itu kepada Keinan.

"Lalu?" tanya Keinan lagi.

Arshaka kemudian mengeluarkan sebuah ponsel dan sebuah jam tangan dari dalam paper bag yang dia bawa.

"Ini adalah ponsel dan jam tangan untuk Fafa," ucap Arshaka yang langsung membuat Keinan dan Fafa membulatkan kedua mata mereka masing-masing.

"Tolong Kak Keinan dan Fafa jangan merasa tersinggung dulu, biar aku jelaskan dulu," kata Arshaka cepat-cepat.

Keinan menghembuskan nafasnya pelan, mencoba untuk mengontrol emosinya sendiri saat ini.

"Bicaralah," kata Keinan kemudian.

"Aku memberikan ponsel ini kepada Fafa agar bisa mempermudah komunikasi kita dengan Fafa. Sungguh, aku tidak ada maksud lain. Dan untuk jam tangan ini, ini bukan jam tangan biasa. Jam tangan ini terhubung langsung dengan sistem GPS di ponsel dan laptopku. Jadi ketika Fafa sedang berada dalam situasi yang berbahaya, Fafa bisa menekan tombol yang ada di samping jam tangan ini. Dan secara otomatis sinyal bahaya akan langsung masuk ke dalam ponsel dan laptopku. Jadi aku juga bisa segera datang untuk memberikan pertolongan kepada Fafa nantinya," ucap Arshaka panjang lebar, menjelaskan kepada Keinan dan Fafa.

Keinan dan Fafa nampak mengerti dan bisa memahami semua yang dikatakan oleh Arshaka itu tadi.

"Tolong Kak Kei, Fafa, jangan tolak pemberianku ini. Aku hanya ingin memudahkan komunikasi dengan Fafa dan memastikan keselamatan Fafa juga. Karena seperti yang kita semua ketahui, Claire sudah mulai melancarkan serangannya untuk bisa mencelakai Fafa. Sungguh, aku hanya ingin bisa melindungi keselamatan Fafa saja, tidak ada maksud yang lainnya," lanjut Arshaka, berusaha meyakinkan Keinan dan Fafa.

Keinan dan Fafa saling berpandangan untuk sesaat.

"Oke. Gue paham maksud Lo, Ka. Dan baiklah, gue sama Fafa terima pemberian dari Lo ini," kata Keinan kemudian.

"Syukur alhamdulillaah," ucap Arshaka dengan tersenyum lega.

"Makasih banyak ya karena Lo sudah ikut perduli dengan keselamatan Fafa sampai seperti ini," lanjut Keinan lagi.

"Iya Kak, sama-sama. Tolong jangan merasa sungkan," balas Arshaka.

"Makasih banyak ya Kak Shaka untuk ponsel dan juga jam tangannya," kata Fafa juga.

"Sama-sama, Fa. Jangan lupa untuk menghubungi kami kalau ada apa-apa, ya. Dan segera tekan tombol pada samping jam tangan ini kalau misalnya kamu sedang berada dalam bahaya. Oke, Fa?" balas Arshaka dengan berpesan kepada Fafa.

"Iya Kak, pasti," ucap Fafa, mengiyakan.

Arshaka menghembuskan nafas lega, merasa bersyukur karena pemberiannya tidak ditolak oleh Keinan dan Fafa. Karena sungguh, Arshaka juga sangat ingin bisa melindungi keselamatan Fafa kedepannya nanti.