NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:340
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 : Senja Yang Tak Pernah Berakhir

Ketika senja mulai merayap, aku merasakan angin lembut yang membawa aroma bunga dan dedaunan basah, membelai kulitku dengan kelembutan yang menenangkan, sementara waktu seolah-olah berhenti sejenak, membiarkan aku menikmati keindahan alam yang perlahan-lahan berubah menjadi warna-warna hangat dan mempesona. Melalui jendela yang ruangan yang sedikit terbuka, aku bisa melihat keindahan cakrawala meski hanya sementara.

Aku hanya bisa terbaring lemah, pada bangsal yang nyaman. Menatap langit senja dari jendela yang terbuka. menatap ke luar dengan mata yang kosong, menunggu sesuatu yang ku harapkan segera datang. Bayang-bayang pepohonan yang bergerak lembut dihembus angin, mengingatkanku pada malam, Dimana ciuman pertama itu terjadi. Waktu terus berjalan, tapi aku tetap di tempat, terjebak dalam penantian yang tak kunjung berakhir.

Di dalam hati, aku merasakan kegelisahan yang tak terkatakan, seperti gelombang laut yang terus menghempas pantai, tak pernah berhenti. Aku menanti seseorang, atau sesuatu, yang kuharap segera datang, sebelum waktuku habis. aku tetap berbaring di sini, menatap ke luar, berharap bahwa mungkin hari ini akan berbeda.

Langit mulai berubah menjadi warna jingga dan merah, tanda bahwa hari sudah hampir berakhir. Aku merasakan kesedihan yang mendalam, seperti daun yang jatuh dari pohonnya, tak bisa kembali lagi. Aku menanti, dan menanti, sementara waktu terus berjalan menjauhkan aku dari apa yang aku cari.

Dalam keheningan senja, aku merasakan kehadiran sesuatu yang tak terlihat, seperti bayang-bayang yang mengikuti aku kemana-mana. Aku tidak tahu apa itu, tapi aku tahu bahwa aku tidak bisa melupakannya. Aku menanti, dengan hati yang penuh harapan dan keraguan, sementara senja terus memudar menjadi malam yang gelap.

...***...

"Mah, apa ada kabar dari Fonix?" Tanyaku pada mamah, di suatu pagi.

"Iya, Fonix menanyakan kabar kamu. Mamah bilang kalau kamu sudah mendingan.." Bohong! Itu semua bohong. Mendingan? Itu adalah sebuah kata yang munafik. Tapi aku mengerti kalau mamah tidak ingin memberikan beban yang lebih berat pada Fonix.

Genap dua setengah bulan, Fonix pergi. Kembali ke tanah kelahirannya, negeri matahari terbit. Aku tidak tau kapan dia akan kembali, tapi aku selalu merasa, kepulangannya nanti-adalah pertemuan terakhir aku dengannya. Tapi ada sesuatu yang membuatku bimbang. Mimpi yang pernah aku ceritakan pada dokter Shanju, terus berulang hingga sekarang. Apakah itu normal dalam ilmu psikolog?

Dalam sebuah artikel yang pernah ku baca di internet, Mimpi adalah pengalaman mental yang terjadi saat seseorang tidur, di mana otak menciptakan gambaran, suara, dan sensasi yang dapat dirasakan oleh individu yang sedang bermimpi. Mimpi dapat berupa pengalaman yang sangat nyata, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan antara mimpi dan kenyataan. Mimpi dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari yang sangat jelas dan terstruktur hingga yang kabur dan tidak terstruktur. Beberapa mimpi dapat berupa pengalaman yang menyenangkan, sementara yang lain dapat berupa pengalaman yang menakutkan atau tidak menyenangkan.

Mimpi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman hidup sehari-hari, emosi, dan pikiran bawah sadar. Beberapa teori menyatakan bahwa mimpi adalah cara otak untuk memproses dan mengkonsolidasikan informasi yang diterima selama hari, sementara teori lain menyatakan bahwa mimpi adalah cara otak untuk mengungkapkan pikiran dan emosi yang tidak disadari. Mimpi juga dapat memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada pengalaman dan interpretasi individu. Beberapa orang percaya bahwa mimpi dapat memberikan wawasan tentang masa depan atau mengungkapkan pikiran dan perasaan yang tidak disadari, sementara yang lain percaya bahwa mimpi hanyalah hasil dari aktivitas otak yang acak.

Dalam banyak budaya, mimpi telah dianggap sebagai sumber inspirasi, kreativitas, dan pengetahuan. Banyak seniman, penulis, dan musisi yang telah menggunakan mimpi sebagai sumber inspirasi untuk karya-karya mereka. Selain itu, mimpi juga telah digunakan dalam berbagai praktik spiritual dan religius sebagai cara untuk berkomunikasi dengan dewa atau mencari petunjuk. Dalam keseluruhan, mimpi adalah fenomena yang kompleks dan multifaset yang masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, mimpi tetap menjadi bagian penting dari pengalaman manusia, dan terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi banyak orang.

Aku bukan orang yang pandai dalam hal psikologi, tapi mimpi yang terus-menerus datang belakangan ini, membuatku memiliki pandangan lain. Dalam sebuah kesempatan, aku pernah bertanya pada Fonix, bagaimana pandangannya tentang Mimpi.

"Bagiku, mimpi adalah sebuah dunia paralel yang berbeda, namun menyatu dengan dunia nyata. Bedanya, jika di dunia nyata, kita hidup menggunakan raga, sementara di dunia mimpi, kita hidup menggunakan jiwa. Konteks ruang dan waktu dalam dunia mimpi juga berbeda. Sebagian orang mungkin bertanya-tanya, kenapa gerakan kita ketika berkelahi atau berlari di dunia mimpi itu sangat pelan? Jawabannya ada dalam konteks ruang dan waktu.

Aku meyakini, kalau mimpi bukanlah sebuah imajinasi semata. Tapi mimpi adalah dunia kedua, ketika raga tertidur, dan giliran jiwa yang terbangun. Bahkan luka yang di dapatkan dalam dunia mimpi, terkadang terbawa ke dunia nyata."

"Bisa gak sih, kamu jelasinnya lebih sederhana? Aku gak ngerti." Ucapku sembari manyun. Fonix tersenyum hangat, sambil mengusap pucuk kepalaku.

Membayangkan masa lalu bersama Fonix, membuatku sedikit bersemangat untuk hidup. Tapi mengingat apa yang terjadi padaku sekarang, membuat semangat yang semula muncul, kembali redup.

...***...

"Kakak, maafkan aku. Aku yang terlalu lemah tidak bisa melindungimu.." Fonix membiarkan Shani mencurahkan segala keresahan hatinya, di samping makam Feni. Ini sudah ketiga kalinya, Fonix mengantar Shani ke makam sang ibu.

Fonix menatap batu nisan sang ibunda. Menatap nama indah Feni untuk yang kesekian kalinya. Sebisa mungkin dia menahan air mata itu untuk tidak terjatuh. 'Ibu, jangan khawatir. Aku akan menyusulmu sebentar lagi'

"Kalian juga ada di sini?" Fonix dan Shani sama-sama menoleh. Veranda datang dengan sebuket bunga kesukaan Feni, menghampiri Mereka berdua di pemakaman.

"Bukankah Tante bilang sedang sibuk?" Tanya Fonix.

"Tadinya iya, tapi syukurlah tidak sesibuk yang ku pikirkan, jadi aku memiliki waktu untuk datang ke sini?" Ucap Veranda.

Gadis cantik berpipi Chubby tersebut berjongkok, meletakan buket bunga yang dia bawa, kemudian mengusap batu nisan Feni.

"Tante, boleh aku meminta tolong?" Ucap Fonix.

"Tentu.." jawab Veranda kembali berdiri.

"Malam ini akan menjadi malam dimana semuanya selesai. Aku sudah membalaskan dendam ibu, dengan membuat Semua orang yang pernah menghina ibu, menerima balasannya, termasuk keluarga Harlan." Ujar Fonix.

"Tante sudah mendengarnya, setelah malam dimana kamu membantai keluarga Harlan di dermaga, kabar mereka tidak lagi terdengar, dan perusahaan mereka juga bangkrut. Dan malam ini, adalah malam dimana kamu resmi menjadi pewaris dari Fenidelity Group." Ucap Veranda.

"Ya, dan setelah malam ini, aku akan pulang ke Indonesia. Aku ingin Tante segera menikah dengan ayahku, aku tidak bisa meninggalkan ayahku sendirian." Ucap Fonix yang membuat Veranda sedikit terkejut.

"Bukankah kakak ipar sudah melamar kak Veranda?" Ucap Shani tiba-tiba.

"Benarkah? Aku tidak tau?" Fonix sontak menoleh ke arah Veranda.

Veranda sedikit tersenyum, kemudian menunjukan sebuah cincin di jarinya.

"Kemarin malam, ayahmu sudah melamar ku, dan rencananya kami akan menikah bulan depan. Aku harap Kamu dan Feni merestuinya.." ucap Veranda menoleh ke arah makam Feni.

"Ibu Pasti akan mengerti di sana, aku merestui pernikahan kalian.." ucap Fonix.

Di tengah suasana haru tersebut, Himea tiba-tiba datang menghampiri. "Tuan muda, Sudah saatnya anda bersiap-siap untuk nanti malam. Saya sudah menyiapkan semuanya."

"Baik, aku mengerti.." jawab Fonix mengangguk pelan. "Kita pulang.." ajak Fonix.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!