Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
El keluar dari ruangan Seina menemui dokter yang menanganinya.
"Bagaimana kondisinya menurutmu?" tanya El to the point tanpa melihat yang diajak bicara.
"Seina bisa sembuh dengan cepat asal tuan mau menjadi penenang juga orang yang selalu menguatkan mentalnya" jelas Nina selaku dokter.
"Maksudmu?"
"Boleh saya tahu, sewaktu kejadian penculikan juga pelecehan itu apa anda orang yang menyelamatkan Seina?"
"Darimana kamu tahu?" bukan El yang bertanya pada Nina melainkan Anton dengan tampang herannya.
"Itu sudah jelas terlihat dari cara dia merespon setiap ucapan juga sentuhan yang di berikan tuan ini, karena saat kejadian andalah yang datang menolongnya jadi dia akan selalu merasa aman jika dekat anda.."
"Selain itu tubuh yang sudah biasa menerima kenyamanan dari sesuatu akan cepat merespon baik hal positif yang diberikan, sebaliknya jika merasa ada bahaya maka otomatis pula ia akan mencari perlindungan dari kenyamanannya itu" jelas Nina.
"Apa anda kekasih Seina tuan?" tanya Nina.
"Kami baru kenal beberapa hari yang lalu" jawab El.
"Yah itu wajar bagi Seina yang tidak pernah dekat dengan pria sejak dulu, apa lagi setelah kepergian orang tuannya Seina menjadi pribadi yang dingin juga keras kepala. Yang selalu menjadi prioritas baginya hanya menjauh dan bersembunyi dari pamannya juga bekerja untuk menghidupi dirinya dan sekolahnya" sendunya.
"Rasa nyaman juga terlindungi dengan sosok yang baru, meski asing tapi perasaan itu tidak bisa dihindarkan. Seina membutuhkan sandaran untuk hidupnya yang selalu sendiri selama ini, terakhir kali kami komunikasi saat akan masuk kuliah"
"Seina memutus semua jalur komunikasi denganku saat mengatakan pamannya mengincar nyawanya, suaranya terdengar defresi juga frustasi. Aku yang kuliah diluar negeri tidak mampu berbuat apa-apa selain mendiakannya, itu pula yang membuatku memilih jalur sikologi agar bisa membantu menyembuhkan luka batin temanku itu.."
Air mata Nina menetes kala mengingat bagaimana perjuangan temannya untuk bertahan hidup. Ia berharap dengan menceritakan semuanya pada pria yang terlihat mencintai sahabatnya itu, maka ia tidak akan khawatir lagi.
Karena ada orang yang mau menerima segala tentang kehidupan Seina. Serta dapat melindunginya.
"Traumanya tidak akan lama asal tuan mendampinginya juga memberi kata-kata yang mampu membangkitkan semangatnya. Saya yakin tuan orang yang tepat untuk hal itu, jadi semua trauma juga takut yang selalu menghantui Seina dapat menghilang. Luka batinnya karena siksaan keluarga pamannya juga akan pulih jika ada seseorang yang mampu membawanya keluar dari semua sakit itu" jelas Nina.
El terdiam mencerna semua penjelasan dari dokter sekaligus teman gadisnya ini. El tidak menyangka jika Seina mengalami semua kesakitan yang begitu membelenggunya hingga mengganggu kejiwaannya yang selalu dihantui rasa takut.
Sekejam apa paman serta keluarganya hingga membuat seperti itu. Hanya karena harta seorang gadis yang tidak tahu apa-apa harus menderita seumur hidupnya.
"Kapan dia bisa ku bawa pulang?" tanya El datar.
"Kita lihat saja nanti sore setelah dokter Loreta memeriksanya" jawab Dokter Anton.
"Kemana tuan akan membawanya? aku akan sering berkunjung supaya Seina ada teman yang dapat mengalihkan semua ingatannya akan kejadian yang dialaminya" ucap Nina.
"Nanti kalau Seina sudah boleh pulang sekretarisku akan memberi alamatnya padamu" ucap El lalu masuk kedalam ruangan Seina.
"Mengerikan sekali dia" gumam Nina.
"Kau yakin akan ketempatnya? nanti dimakan baru tahu rasa" kata Anton mencoba menakuti.
"Kau yang aku makan baru tahu rasa" galak Nina pergi meinggalkan Anton.
El memandangi wajah damai Seina yang terlelap, tampak sangat polos juga imut membuatnya ingin mencubit tapi takut membangunkannya.
Ponsel El berdering tanda panggilan masuk, ia mengambil ponselnya disaku lalu menjawab panggilannya.
"Bos semua anggota sudah berkumpul di markas" ucap suara diseberang.
"30 menit lagi aku tiba" jawabnya.
"Ok bos".
Panggilan terputus, El memasukkan ponselnya kembali kedalam saku.
Ia beranjak keluar ruangan dan menemukan Jack yang sudah disana.
"Bos, semuanya sudah siap" ucapnya.
"Kalian perketat penjagaan jangan biarkan siapapun memasuki lorong ini apa lagi mendekati ruangan ini, Jack hubungi Anton katakan padanya untuk mengubah nama Seina dibuku pasien dan menutup jalur kelantai ini" ucapnya.
"Siap bos" jawab mereka bersama.
Untungnya ruangan tempat Seina dirawat sangat khusus untuk para petinggi yang menginginkan tempat tenang. Jadi hanya tersedia beberapa ruangan saja yang memang sering digunakan oleh orang terdekat Anton jika berobat kerumah sakitnya.
Termasuk keluarga El yang mendapatkan ruangan itu secara pribadi. Jadi tidak sembarangan orang bisa masuk kelantai itu jika tidak penting.
Setelah tiba dilobi mobil Rio sudah menunggu mereka. Dia yang memang datang menjemput bosnya bersama Jack yang juga kebetulan bertemu dengannya dijalan tadi.
"Ada kabar tentang mereka lagi?" tanya El saat sudah duduk di kursi penumpang.
Sedangkan Rio menyetir dan Jack di sampingnya.
"Sudah bos bahkan ini lebih komplit, mereka sudah siapkan semuanya, surat-surat yang bos minta juga ada" jawab Rio.
"Oh iya bos, tadi waktu singgah dikantor ada yang lapor kalau wanita yang sering bos intai itu datang" ucap Jack.
"Lalu?" Suara El berubah menjadi tajam dan wajahnya terlihat seram.
"Dia mengaku sebagai nyonya diperusahaan juga mengaku sebagai ibu dari bos"
"Lalu?"
"Kalau perempuan yang satunya lagi ngakunya calon istri si bos" ucap Jack takut-takut dengan suara yang pelan.
Raut wajah El semakin seram dan menakutkan hingga kedua pria didepannya bergidik merinding karena suasana yang sangat mencekam didalam mobil.
Setibanya ditempat mereka yang sangat tersembunyi di tengah kota. El turun lebih dulu baru Rio juga Jack yang langsung bernapas sedikit lega karena bebas sejenak dari kesuraman.
Tapi mereka yakin kabar yang akan diterima bos mereka selanjutnya akan semakin membuat mereka semua merinding takut.
Di dalam ruangan yang cukup luas itu hanya diterangi beberapa lampu kecil juga cahaya matahari saja. Ruangan lainnya bahkan nampak gelap dan seram karena digunakan untuk menghabisi atau menyiksa orang yang bermain-main dengan El.
Anak buah El hanya ada 50 orang yang sering dapat tugas mengintai orang yang menjadi target ataupun calon mencari tahu tentang orang yang akan menjadi rekan bisnis El.
Dengan begitu tidak akan ada kecurangan juga penipuan yang ia dapatkan. Selain dari Raka yang ia percaya tanpa diselidiki lebih dulu.
Tapi karena anak buahnya ini cukup teliti jadi ia dapat mengetahui kedok yang sebenarnya dari Raka yang hanya ingin menguras uangnya.
"Berapa orang yang disini?" tanya El dengan suara tajamnya.
"Tinggal 35 orang bos" jawab Ernes yang merupakan anak buah El bagian elektronik pembobol saham jika ada yang mengacaukannya.
"Yang lain?"
"10 dirumah sakit, 2 mengikuti wanita tua suruhan bos, 2 lagi mengintai Leo, 1 lagi sebentar lagi tiba bos"
"Kenapa dia lama sekali?"
"Dia kan yang menyamar jadi pembantu dirumah wanita tua itu bos, sesuai perintah anda"
El mengangguk sebagai jawaban atas ucapan anak buahnya itu.
Surat yang El minta sudah tersedia semua dimeja yang berada dekat kursinya. Karena merekamemang lebih memilih duduk dibawah lesehan bersama, sedangkan El duduk dikursi kecil yang pendek.