Arkan itu cowok baik—terlalu baik malah. Polos, sopan, dan sering jadi sasaran empuk godaan Elira, si gadis centil dengan energi tak terbatas.
Bagi Elira, membuat Arkan salah tingkah adalah hiburan utama.
Bagi Arkan, Elira adalah sumber stres… sekaligus alasan dia tersenyum tiap hari.
Antara rayuan iseng dan kehebohan yang mereka ciptakan sendiri, siapa sangka hubungan “teman konyol” ini bisa berubah jadi sesuatu yang jauh lebih manis (dan bikin deg-degan)?
Cinta kadang datang bukan karena cocok—tapi karena satu pihak nggak bisa berhenti gangguin yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenBwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua
Sudah dua minggu lebih Arkan bekerja sebagai admin dibagian Marketing. Meski awam tapi ia cepat belajar dan bagusnya semua pekerjaannya rapi serta jarang sekali ada kesalahan.
Sudah begitu ia cukup populer di Perusahaan tersebut—terlalu populer malah.
Pasalnya, setiap orang yang lewat akan ditegur lalu diberi senyum manis pula. Dan lagi Arkan tak segan membantu siapapun yang sedang kewalahan membawa barang, mau itu pria atau wanita.
Wanita mana yang tidak baper?.
Jadi tidak heran jika pada saat jam istirahat begini bagian Marketing akan ramai oleh fans dadakan Arkan, beralasan ada urusan penting ditempat itu padahal niatnya mau modusin Arkan.
Apa Arkan tahu itu?
Tentu tidak.
Pria berusia 24 tahun itu malah benar-benar percaya dengan tujuan fake mereka.
Sudah di bilang, polos dan idiot itu memang Beti sekali alias Beda tipis.
"Mas Arkan~"
Arkan yang sedang merapikan berkasnya sebelum ia pergi makan itu mendongak, mendapati dua orang wanita cantik yang sudah tersenyum manis didepannya.
"Uh.. Ya?" jawabnya ragu.
"Kau ingat kami tidak?"
"Maaf," Jawabnya pelan sambil menggeleng dengan perasaan tak enak.
"Itu loh Yang kemarin kau bantu bawakan kardus sampai gedung sayap kiri."
Arkan diam sejenak sebelum ia ber'Ah' saat mengingat kedua wanita itu samar-samar. Padahal baru kemarin dan Arkan sudah lupa. Sebenarnya sudah berapa banyak orang yang ia bantu sih?
Jadi Arkan berdiri lalu bersikap sopan mengingat kedua wanita itu adalah seniornya di kantor.
"Ada yang bisa saya bantu lagi, mbak?"
Kedua wanita itu terkikik gemas dengan tingkah Arkan yang mendadak kaku.
"Panggil Kakak saja~"
"Um, iya Jadi.. Apa kakak perlu bantuan lagi?"
"Tidak. Kami kesini ingin mengajakmu makan siang bersama."
"Wah.. Hey apa-apaan itu?! Kan kami yang datang lebih dulu!"
"Iyaaa.. Curaaang.. Huuuu~"
Dan berbagai macam protesan yang dilayangkan fans Arkan lainnya didepan pintu masuk. Masalahnya kedua wanita itu terkenal paling cantik dan cukup ditakuti oleh karyawan wanita lainnya. Jadi mereka tak berani protes didepan secara langsung, beraninya dari jauh seperti saat ini.
Lalu mereka diam seketika saat ditatap sinis oleh dua wanita itu.
"Jadi.. Bagaimana, mas Arkan?" Tanya si wanita yang rambutnya panjang, tersenyum malu-malu dan diselingi kedipan genit yang bikin gumoh. Ayana saja yang memperhatikan sedari tadi rasanya pengen muntah pelangi.
"Maaf, kak. Aku taken."
Kretak.. 💔
Ada yang retak tapi bukan cermin.
Jawaban kalem Arkan membuat semua fansnya jadi patah hati berjamaah, bahkan suara patahannya terdengar hingga bergema diseluruh ruangan.
Ayana tak bisa menahan diri untuk tak tertawa melihat ekspresi para wanita itu yang menyedihkan. Apalagi dua orang wanita yang terdiam dengan raut wajah aneh dihadapan Arkan.
Bahkan belum ditembak tapi sudah ditolak.
Suckit tapi tak berblood.
"Ta-Taken?" tanyanya lagi memastikan. Mungkin saja ia salah dengar, mungkin juga ada batu besar yang menyumbat telinganya.
Bisa jadi.. Bisa jadi..
Taehyung mengangguk ceria, "Ya," jawabnya diikuti senyuman kotaknya.
"O-okay. Tak apa.. Baru Taken.. Belum sah.. Santai.. Santai.." gumamnya pelan mencoba tersenyum dan menyemangati dirinya sendiri. Setelah itu ia menarik temannya yang masih syok pergi begitu saja, diikuti kumpulan fans Arkan yang bubar dengan aura suram.
Arkan yang melihat itu hanya mengernyit bingung, sudah begitu Ayana tak berhenti tertawa sedari tadi.
Apa ia salah bicara?
Atau ucapannya itu terdengar lucu hingga Ayana tertawa sampai menangis begitu?
"Kak, apa ada yang lucu?" Tanya Arkan heran.
Ayana menggeleng masih dengan kekehan terdengar, "Tidak.. Kkkk~Tidak ada.."
"Lalu kenapa kakak tertawa begitu?"
"Ah.. Tadi Raka jatuh dan pusakanya kepentok kaki meja.." bohongnya.
Ngomong-ngomong, Raka adalah teman sekantor yang cukup dekat dengan mereka juga.
Raka yang juga bekerja dibagian marketing menoleh tak terima saat difitnah.
"Hey! Pusakaku baik-baik saja! Jangan memfitnahnya!" Protesnya.
"Raka Apa kau yakin pusakamu baik-baik saja? Sebaiknya diperiksa dulu. Bagaimana jika kau jadi mandul nanti." saran Arkan yang cemas dengan keadaan teman sekantornya.
"Kak Arkan!"
Dan Ayana semakin terpingkal-pingkal ditempatnya.
Tak menyangka bahwa Arkan segampang itu dibohongi.
"Kak Aya berhenti tertawa!" Kesal Raka lalu ia berdiri dengan cepat hendak pergi sebelum...
GEDUBRAK.!
Pria bernama lengkap Rakantara Putra Dewa itu tersandung kaki meja dan terjatuh dengan wajah yang menghantam lantai kayu dengan tak elitnya.
Ledakan tawa Aya a semakin membahana, bahkan ia sampai memukul-mukul meja kerjanya sendiri.
Untung saja diruangan itu hanya tinggal mereka bertiga, jika tidak maka sudah dipastikan Raka akan dijadikan bulan-bulanan yang lain.
Arkan yang masih kaget lalu menghampiri Raka cepat dan membantu pria itu berdiri.
"Raka, Kau baik-baik saja?"
"Tidak, kak. Aku terluka.. Hiks.."
"Apa?! Mana.. Mana?!" Raka jadi panik tapi ia heran kenapa Ayana hanya tertawa dan tak menolong teman mereka.
"Harga diriku terluka, Kak, Hiks.." Raka berlari ala-ala drama keluar ruangan, mencoba mendramatisir keadaan tapi—
DUGH..!
"ARGHHH..! KENAPA AKU SIAL SEKALI, SIH..?!" Teriak Raka sebal yang lagi-lagi ia kepentok kaca dibelokan hingga tulang hidungnya mulai membiru karena serangan beruntun.
Pria itu tambah dongkol ketika tawa Ayana semakin terdengar hingga keluar.
"Kusumpahi keselek kau, kak!" umpatnya lalu benar-benar pergi.
Raka sendiri menghampiri Ayana yang sudah terguling-guling dilantai kantor karena tertawa. Menatap wanita itu dengan tatapan datar sekali.
Image anggunnya jadi hilang seketika.
***
Dikantin.
Ayana masih sesekali terkekeh sambil menyeruput kopinya, sementara Arkan hanya menghela nafas sambil meminum teh dinginnya.
"Kak, Ada yang membuatku penasaran.."
"Apa?"
"Taken itu apa? Kenapa Kakak menyuruhku mengatakan itu pada setiap wanita yang kutemui?"
Ayana menongkat dagunya diatas meja sembari tersenyum tipis, "Menurutmu apa?"
"Entah... Aku cari dikamus Taken itu bahasa lampau dari Take yang artinya membawa. Jadi, aku membawa? Aku tak mengerti."
Ayana meringis dalam hati lalu menghela napas.
Apa Arkan hanya menggunakan otaknya untuk bernapas?
"Taken itu artinya tampan," jawab Ayana sembarangan.
"Woah benarkah?!"
"Yup. Jadi katakan saja itu pada setiap orang yang kau temui terlebih lagi jika itu wanita. Mereka akan senang sekali~"
"Tapi... Kenapa dua orang kakak tadi terlihat tidak senang?" Tanya Arka saat mengingat ekspresi kedua wanita tadi.
Ayana mendengus geli, "Mereka senang kok.. Sengaja saja mereka itu jual mahal depanmu.. Tapi percaya deh.. Mereka sangaaaaat senang.."
Tidak tahu saja jika para wanita itu sedang menangis berjamaah dikamar mandi karena patah hati.
Arkan tersenyum, "Begitukah?"
"Iya.. Jadi jangan pikirkan apapun.. Sekarang habiskan makananmu dan kita kembali bekerja.."
"Baiklah."
***
Ditempat lain..
Elira sedang sibuk menelpon seseorang, ia berdiri dari bathupnya begitu saja dan membiarkan seorang pelayan wanita memakaikan bathrobe ditubuh telanjangnya.
Berjalan keluar kamar mandi diikuti sang pelayan setia. Wanita cantik itu duduk dipinggir ranjang sementara si pelayan mengeringkan rambutnya.
"Astagaa.. Calon suamiku lucu sekali~kkkk~aku jadi tak sabar bertemu dengannya~"
"......"
"Aku ingin segera pulang tapi kerjaanku masih banyak sekali, kak~" Rengeknya kesal.
"......"
"Seminggu lagi baru aku bisa kembali Ke Indonesia. Menyebalkan~"
"......"
"Okey.. Jaga Tigerku baik-baik, kak. Nanti kuberi tiket liburan gratis selama sebulan penuh di Athena, seperti keinginanmu.."
Terdengar suara pekikan senang dari sana sebelum Elira memutus sambungannya sepihak.
Elira sempat melihat layar hp nya yang terpampang foto prianya yang sedang tersenyum.
Duh, jantungnya jadi deg-degan saking tampannya sicalon.
Wajah anak itu sampai memerah sendiri.
"Nona muda.. Anda baik-baik saja?" tanya Farhan saat ia baru saja datang sembari membawa pesanan majikannya. Menatap Elira yang masih dengan bathrobe dan tersenyum lebar.
"Farhan, aku jatuh cinta lagii padanyaaaaa~~" pekiknya girang sambil membanting tubuhnya sendiri diranjang dan berguling-guling tidak jelas. Sementara Farhan hanya terkekeh saja melihat tingkah lucu sang Nona Muda.
Tak ingin menggangu momen Elira, Farhan lebih memilih keluar kamar agar sang Nona muda bisa berpakaian.
Saat pria dewasa itu turun dari lantai mansion mewah milik keluarga Pradipta di Inggris, ia dikejutkan dengan kehadiran Tuan Hans alias kakek Elira. Pria tua itu tengah terduduk dengan penuh kharisma sambil menyeruput minumannya.
Sontak Farhan langsung membungkuk hormat.
"Tuan besar.. Kapan anda kembali dari China?"
"Baru saja. Dimana cucuku?" tanyanya tanpa melirik sama sekali.
"Nona muda sedang berguling-guling dikamarnya karena jatuh cinta.." Jawabnya diselingi senyum gemas ketika mengingat tingkah Elira yang seperti anak kecil.
Tuan Hans mendengus, "Anak itu tak pernah jatuh cinta.. Sekalinya jatuh, bukan hanya hatinya yang jatuh tapi otaknya juga..dasar. Kkkkk~" Kekehnya.
Detik berikutnya kekehan itu menghilang dengan cepat seolah tak terjadi apapun.
"Kudengar ada yang berani melecehkan Elira-ku ?"
Pertanyaan bernada datar itu membuat Farhan jadi keringat dingin sendiri. Kenapa Tuan Hans bisa sampai tahu?
"Benar Tuan."
Krak.. ..
Farhan terkejut ketika cangkir yang digenggam pria tua itu retak begitu saja karena terlampau kuat dipegang. Suasana yang tadinya hangat jadi terasa begitu mencekam hingga ke ubun-ubun.
"Potong tangannya yang berani menyentuh cucuku, dan juga lidahnya..tapi jangan dibunuh. Biarkan dia menderita dengan hidup cacat. Paham?" titahnya dengan lirikan tajam.
Farhan mengangguk patuh, "Dimengerti Tuan.."
***
"Oh! Kakek!" Elira berteriak senang saat ia baru melangkah turun dan sudah mendapati kakeknya disana bersama Farhan.
Tuan Hans langsung merubah ekspresinya seceria mungkin dan membentangkan kedua tangannya untuk menyambut sang cucu dalam pelukan.
Elira berlari cepat menuruni tangga dan membuat Farhan panik sendiri, kalau sampai terpeleset kan bisa gawat.
"Nona muda!" Jerit Farhan panik sembari menghampiri Elira cepat dan mengapit pinggang wanita itu lalu membawanya turun kelantai dengan aman dam damai.
"Terima kasih~" Katanya dengan senyuman kelinci miliknya kemudian menghampiri sang kakek dan memeluk pria itu erat.
Ia kangen sekali setelah hampir sebulan tak bertemu.
Sementara Farhan mengelus jantungnya lega, cobaan hari ini banyak sekali.
Untung jantungnya kuat.