Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.
KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.
Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.
Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.
siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.
Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Ke esokan harinya Alluna pergi ke sekolah, dengan menaiki kendaraan umum, Alluna terus melihat arlojinya.
Tanpa di sadarinya, tiba-tiba ada yang menarik tasnya, dan membawanya ke sebuah tempat yang sepi.
Seseorang itu mengeluarkan sebuah pisau dan mengancam Alluna, Alluna sempat bergemetar merasakan ketakutan.
"Apa maumu?, ini di siang hari, apa kamu tidak takut jika ada orang yang melihat ini semua?" cecar Alluna.
"Haha gelak tawa pria itu membahana, mengisi penuh tempat sepi itu, dengar nona manis," pria itu menyentuh wajah Alluna dengan jemarinya.
"Lepas...,"
"Jauhi Alaska nona manis, jika anda ingin hidup lebih aman dan selamat, jangan salahkan kami jika sesuatu terjadi jauh dari ini," ancam pria bermasker itu.
"Maksudmu apa? lepas ...," Alluna terus memberontak setiap kali wajahnya tersentuh oleh jemari pria itu.
Alluna sudah tak tahan lagi-lagi semua tentang Alaska, siapa lagi jika bukan ulah Friska itulah yang di dalam otak Alluna ...
Bug ... Alluna dengan susah payah menendang kemaluan pria itu.
Pria itu tersungkur menahan rasa sakit yang menjulur dari kemaluannya.
"Anak kurang ajar, tahu begitu aku coreng mukamu," teriak lelaki itu.
Namun Alluna yang sudah geram pun menendangnya kembali, kini kemampuan ilmu bela dirinya dia keluarkan untuk melawan pria itu.
"Jangan macam-macam," bug ...
kembali Alluna menendang kala pria itu hendak berdiri.
Lalu Alluna tergesa-gesa berlari dari tempat sepi itu dengan nafas tersengal-sengal.
"Kurang ajar, ternyata wanita itu cukup kuat, aku kira dia lemah," pikir pria itu yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan bela diri sama sekali.
Dia pun akhirnya membuka masker dan menyenderkan tubuhnya di tembok yang ada dekat tubuhnya, dengan nafas yang masih terengah-engah merasakan nyeri yang sangat membuatnya ngilu.
Lihat saja anak kecil ingusan, aku akan membuat perhitungan hingga Alaska bisa menjadi satu-satunya milik anakku. Gumam pria itu yang ternyata ayah dari Friska.
Alluna terus berlari menjauhi tempat itu dan berusaha mencari kendaraan yang bisa di taiki agar bisa menjauhi tempat itu.
Menyesal gara-gara internet yang lambat membuatnya harus mencari kendaraan umum dan tidak dapat memesan ojek online.
Tiin
Suara klakson motor mengejar Alluna membuat langkah Alluna terhenti.
"Ayo ikut Lun," ujar seseorang yang mengendarai motor dengan helm full facenya, membuat Alluna mengerutkan keningnya karena tidak mengenali pria itu.
"Tidak terimakasih," ucap Alluna yang masih merasa takut akan orang yang sama yang berpura-pura menjadi anak sekolah.
"Ayo naik!, ini gue Alaska Lun," ucap Alaska dengan membuka kaca helm full facenya.
Huft ... Alluna menghela nafasnya merasa lega karena ini bukanlah orang jahat.
Namun saat Alluna hendak menerima tawaran itu, Alluna memundurkan langkahnya.
"Terimakasih Ka, Kaka saja duluan," tolak Alluna yang takut ada yang melihat dirinya bersama Alaska yang bisa menyebabkan bahaya lagi untuknya.
"Tidak Lun, kamu pasti cape, jalanan macet pula, ikutlah," tawar Alaska sedikit memaksa merasa kesian dengan Alluna.
"Tidak ka terimakasih, ya udah ya bye," tolak Alluna dan kembali berlari dengan nafas yang terengah-engah.
Alaska mengerutkan keningnya keheranan. Kenapa dengan Alluna?, padahal mereka kemarin baik-baik saja bahkan mereka bisa tertawa bersama dan cukup dekat, apa ada yang salah dengan dirinya sehingga membuat Alluna menjauhi dirinya?. Pikir Alaska.
Alaska menggelengkan kepalanya dan mengendarai motornya dengan pelan dengan tetap mengikuti Alluna dari belakang.
Alaska berharap bisa menemukan jawaban itu semua, karena baginya ini begitu aneh, ini bukan Alluna seperti biasanya, yang bisa menolak dirinya.
Alluna berhenti dengan kembali memegang kedua lututnya, dengan keringat bercucuran di atas dahinya.
Membuat Alaska hanya mampu memberhentikan motornya dan memandang dari kejauhan.
Kenapa nolak gue Lun? ada apa sebenarnya?. batin Alaska.
Setelah di rasa tenang Alluna kembali berlari dengan terus melihat arloji di tangan kanannya.
Gue sepertinya bakal terlambat. Batin Alluna dan tidak mungkin pula baginya untuk naik kendaraan umum karena jalanan sangatlah macet.
Alaska kembali menjalankan kendaraannya secara perlahan, dia tidak peduli jika harus datang terlambat, dia hanya tidak ingin meninggalkan Alluna seperti itu, entahlah ada perasaan khawatir menyelimuti dirinya.
Bersambung ...