NovelToon NovelToon
KAIL AMARASANA

KAIL AMARASANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:408
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemenangan Pahit dan Pengkhianatan Yusuf

​Ghoki memegang Mata Para Deva—orb berputar yang memancarkan Esensi Kosmik—tepat saat Lord Vexos menyerangnya.

​Vexos, yang seluruh tubuhnya kini adalah Esensi Kekacauan Murni, berteriak dan mencoba menghancurkan Ghoki.

​Ghoki tahu ia tidak bisa menyerap Mata Para Deva ke dalam Gada Takdir sekarang; Esensi yang begitu kuat akan menghancurkan tubuh fananya. Ia harus menggunakannya secara terpisah.

​Ghoki, didorong oleh pengetahuan Kanon Takdir, memegang Mata Para Deva di tangan kirinya. Ia memfokuskan orb itu.

​"Mata Para Deva, tunjukkan padanya Keseimbangan!"

​Mata Para Deva memancarkan cahaya ungu-emas yang menakjubkan. Cahaya itu bukan serangan fisik, melainkan Esensi Keseimbangan Realitas Murni. Kekuatan ini berlawanan secara absolut dengan Esensi Kekacauan milik Vexos.

​Vexos menjerit, suaranya dipenuhi distorsi dimensional. "Tidak! Keseimbangan adalah kematian bagi Kekacauan!"

​Esensi Kekacauan Vexos mulai terurai dan menjadi netral. Tubuhnya yang terbuat dari Esensi Murni kini dipaksa kembali ke bentuknya yang paling dasar—Kosong.

​Ghoki memanfaatkan kesempatan ini. Ia meraih Aether-Kail. Ia tidak memancing Vexos; ia memancing Esensi Portal di sekitarnya.

​Aku memancing... Esensi Penghancuran Diri pada portal Vexos!

​Ghoki menarik. Esensi yang membentuk Vexos ditarik kembali ke Keretakan Langit Aralia. Dengan lolongan terakhir, Lord Vexos menghilang, Keretakan Langit kecil di belakangnya menutup dengan suara pop yang senyap.

​Pertarungan selesai. Kaelen dan Lysandra segera berlari ke sisi Ghoki.

​"Kau berhasil, Ghoki!" kata Kaelen, terengah-engah.

​"Mata Para Deva aman," kata Ghoki, menatap orb yang berputar di tangannya. Ia meletakkannya dengan hati-hati ke Gada Takdir, yang segera meredam sebagian besar energinya.

​Pengkhianatan di Dalam Gua

​Mereka bergegas keluar dari Gua Kristal Abadi. Fitria, yang telah menahan Magister Tanah Kaelinore di luar, kini bergabung kembali dengan mereka.

​"Magister Kaelinore mundur," kata Fitria. "Mereka terkejut. Sekarang kita harus segera pergi sebelum bala bantuan tiba."

​Ghoki dan timnya mulai bergerak cepat, melintasi gurun kembali ke perbatasan Amarasana. Kelelahan dan rasa lega membanjiri mereka.

​Namun, di tengah perjalanan, Visio-Sonar Ghoki berteriak, bukan karena bahaya dari Kaelinore atau Aralia, tetapi karena Pengkhianatan dan Manipulasi Tersembunyi yang berasal dari seseorang di dekatnya.

​Ghoki segera berhenti, mengangkat Aether-Kail. "Ada yang tidak beres. Esensi pengkhianatan!"

​Ia melihat ke belakang, ke timnya. Tidak ada yang tampak salah. Kaelen dan Lysandra tampak lelah tetapi setia. Fitria tampak polos.

​Tiba-tiba, dari kegelapan di belakang mereka, muncul seorang pria. Dia bukanlah seorang Magister Tanah, juga bukan agen Aralia. Pria itu mengenakan pakaian sederhana, tetapi di matanya, Ghoki melihat Esensi Kekuatan Intelektual Murni dan Kontrol Total yang menyaingi Varun.

​"Aku mencari kalian berempat," kata pria itu dengan suara yang tenang dan berwibawa.

​Ghoki memfokuskan Visio-Sonar pada pria itu. Esensinya terasa dingin, terukur, dan sangat, sangat licik.

​"Siapa kau?" tanya Ghoki.

​Pria itu tersenyum puas. "Namaku Yusuf. Aku adalah mantan Archivist Utama di Nexus, sebelum Dewan Tertinggi lama. Dan aku adalah murid paling cerdas yang pernah dimiliki oleh Deva Limina."

​Kaelen dan Lysandra terkejut. "Archivist Utama? Kau seharusnya sudah lama menghilang!"

​Yusuf tertawa kecil. "Aku tidak menghilang. Aku hanya bersembunyi. Varun hanyalah seorang boneka yang berisik. Dia mengumpulkan alat-alatnya untukku. Sekarang, Ghoki, kembalikan Gada Takdir dan Mata Para Deva kepadaku."

​Ghoki meremas kailnya. "Kau tidak akan mendapatkannya, Yusuf."

​Yusuf mengangkat tangannya. Ia tidak memancarkan sihir, tetapi ia menarik Esensi dari bumi, air, dan udara di sekitarnya dengan sangat halus, seolah-olah ia memegang kail yang tak terlihat.

​"Ghoki," kata Yusuf, matanya berkilat. "Aku tidak perlu Aether-Kail untuk memancing. Aku telah menghabiskan ribuan tahun menguasai Esensi Penarikan Sempurna hanya dengan pikiran. Aku adalah ahli yang sebenarnya. Dan aku membutuhkan Mata Para Deva untuk membuka Gerbang yang tidak diketahui Varun—Gerbang ke Sanctum Aetherius yang sesungguhnya."

​Yusuf tersenyum dingin. "Selamat datang di babak kedua, Ghoki. Babak ini dipimpin olehku."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!