NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Prajurit Kerajaan

Malam turun perlahan di hutan. Bulan pucat tergantung di langit yang kering, sinarnya redup oleh debu musim kemarau. Dari kejauhan suara lolongan serigala bersahutan, panjang dan pilu. Di dalam pondok, Lucia duduk dekat perapian kecil yang apinya mulai meredup. Tangannya meremas kain celemek lusuh, matanya sesekali melirik ke pintu.

“Putri… suara itu… semakin dekat.” Suaranya bergetar.

Putri Anastasia duduk tenang di kursi kayu sederhana, belati tergeletak di atas meja di hadapannya. Tak ada sedikit pun tanda cemas di wajahnya. “Kemarau membuat semua makhluk lapar, Lucia. Mereka tidak datang untuk menakuti kita, mereka hanya mencari hidup.”

Belum sempat Lucia menjawab, dari luar terdengar suara geraman rendah. Pintu pondok bergetar ringan, tanda sesuatu besar bergerak mendekat. Api perapian menyorot bayangan samar di dinding, sosok serigala besar dengan bulu kusam dan mata kelaparan.

Lucia tercekik panik. “Putri! Kita harus…”

Anastasia berdiri, gerakannya tenang namun tegas. Ia mengambil obor kecil dari tungku, menyalakannya dengan sisa api, lalu melangkah keluar pondok. Hujan abu tipis dari dedaunan kering beterbangan ketika pintu dibuka. Di hadapannya terdapat serigala yang berdiri dengan tubuh kurus, bahkan tulang rusuknya terlihat jelas. Matanya menyala dalam gelap menunjukkan keputusasaan.

Putri Anastasia tidak mengangkat belati. Ia hanya menancapkan obor di tanah, sinarnya menari di udara malam. Dengan gerakan perlahan, ia mengambil sepotong daging asin dari kantong kulitnya, lalu melemparkannya jauh ke arah lain, menjauh dari pondok.

“Pergilah,” ucapnya lirih, namun suaranya tegas seperti perintah seorang ratu.

Serigala menoleh, mengendus udara, lalu berlari mengikuti bau daging. Bayangannya menghilang di balik pepohonan, hanya menyisakan keheningan kembali.

Lucia muncul di ambang pintu, wajahnya masih pucat. “Putri… mengapa tidak kau bunuh saja? Bukankah akan lebih aman untuk kita?”

Anastasia menatap langit yang kelam, rambutnya berkibar oleh angin kering. “Hewan-hewan ini bukan musuh kita, Lucia. Mereka hanya bagian lain dari hutan. Jika kita mengusir mereka dengan bijak, mereka akan mencari jalan lain. Membunuh hanya menambah luka pada tanah yang sudah menderita.”

Lucia terdiam, lalu menunduk hormat. Dalam hati ia semakin yakin, Putri Anastasia akan menjadi pemimpin sejati yang memahami bahwa kekuatan bukanlah menaklukkan segalanya, melainkan menjaga keseimbangan.

Hari ini hutan terasa sunyi, burung-burung tidak berkicau seakan merasakan ada sesuatu yang akan berubah. Putri Anastasia melangkah tenang di antara pepohonan dengan busur panah di punggungnya. Darah segar menetes dari tubuh rusa besar yang sudah ia pikul dengan satu tangan. Nafasnya stabil meski keringat sudah membasahi pelipis.

Sementara itu di pondok kayu, Lucia sedang menumbuk ramuan ketika suara derap kuda terdengar. Jantungnya seakan berhenti. Dari balik jendela ia bisa melihat bendera Kerajaan, lambang yang sudah lama tak ingin ia lihat lagi.

Pintu pondok terbuka dengan kasar, beberapa prajurit berzirah melangkah masuk tanpa menunggu izin pemiliknya.

“Di mana Putri Anastasia?” suara pemimpin mereka bergema, dingin dan penuh kuasa.

Lucia berdiri dengan gemetar. “S-Saya… saya tidak tahu…”

Salah satu prajurit mendorong meja kecil hingga jatuh, ramuan yang Lucia kerjakan satu minggu ini tumpah ke lantai. Lucia didesak ke dinding, sengaja dikepung untuk membuat mulutnya bersuara. Dalam hati Lucia berdoa sepenuh hati semoga sang putri tidak segera pulang.

Hampir saja ujung tombak salah satu prajurit mengenai leher Lucia kalau suara langkah tidak terdengar dari luar. Prajurit yang berjaga di ambang pintu tiba-tiba menegang ketika sosok itu muncul. Rambutnya terurai panjang bak sutra keemasan yang berkilau di bawah cahaya lentera istana. Wajahnya bagai pahatan halus para dewa dengan garis yang lembut namun tegas, sebuah harmoni antara keanggunan dan kekuatan meski tanpa hiasan sekali pun. Matanya biru sebening safir, memancarkan kejernihan sekaligus kedalaman yang membuat siapa pun yang menatap tak sanggup berpaling. Bibirnya merah muda bak mawar yang baru mekar saat fajar. Kulitnya putih pucat berkilau seolah terbuat dari porselen yang dilukis dengan tangan paling halus.

Seorang gadis berdiri tegak dengan darah rusa yang melumuri gaunnya. Di bahunya hewan buruan tergantung tak bernyawa, menjadi bukti kekuatan fisiknya. Ia menatap lurus ke arah para prajurit, tatapannya dingin dengan aura menekan seperti baja.

Dug

Tanpa sepatah kata pun, ia menjatuhkan tubuh rusa itu ke tanah dengan suara keras seakan menantang mereka. Hanya dengan tatapan tajam mampu membuat para prajurit yang terlatih pun merasakan bulu kuduk mereka berdiri.

“Lepaskan pelayanku,” suara Anastasia akhirnya terdengar. Indah dan tajam bagai perintah yang tak bisa dibantah.

Di bawah cahaya senja yang merembes dari balik pepohonan, awal dari takdir baru telah tiba. Hutan tak lagi bisa melindungi mereka. Dunia istana sudah mengetuk pintu.

Suasana pondok kayu masih tegang. Para prajurit kerajaan menunduk hormat pada putri sah Kerajaan Sylvaria yang sudah sepuluh tahun meninggalkan istana. Pemimpin pasukan melangkah maju, suara beratnya mencoba menutupi kegelisahan.

“Putri Anastasia… Yang Mulia Raja memerintahkan kami untuk membawa Anda pulang ke Istana saat ini juga.”

Tatapan dingin Anastasia menusuknya. Bibirnya terangkat tipis menunjukkan garis sinis penuh wibawa. “Aku tidak terbiasa bernegoisasi sebelum makan malam,” ucapnya datar.

Lucia yang masih gemetar, mendongak dengan bingung. “P-Putri?”

Anastasia menoleh sekilas pada Lucia. “Lucia, siapkan makan malam. Minta para prajurit ini mengurus tubuh buruanku. Daging rusa itu cukup untuk kita semua.”

Sejenak, keheningan menelan ruangan. Para prajurit saling pandang, tak seorang pun berani membantah. Aura sang putri terlalu berat, terlalu agung, seakan mereka sedang berdiri di hadapan seorang ratu, bukan gadis yang dibuang ke hutan bertahun-tahun lalu.

Dengan canggung dua orang prajurit maju, lalu mulai menguliti rusa di depan pondok sesuai perintah sang putri. Lucia menyiapkan tungku dan ramuan, sementara Anastasia duduk bersila di lantai kayu, seolah pondok sederhana itu adalah aula megah baginya.

Ketika malam tiba, aroma daging panggang bercampur bumbu hutan memenuhi udara. Api unggun menyala di tengah ruangan. Para prajurit yang biasanya hanya makan di meja panjang istana dengan aturan kaku, kini duduk di lantai melingkar bersama Putri Anastasia dan Lucia.

Tak ada pembatas, tak ada kursi emas, hanya lantai kayu dan api hangat.

Anastasia mengambil potongan daging pertama, mencicipinya dengan tenang lalu meletakkannya di piring yang terbuat dari kayu. “Makanlah,” perintahnya.

Para prajurit meski terkejut, mulai menyantap makanan. Malam itu,mereka berbagi roti gandum, buah hutan, dan daging rusa panggang sama rata, tanpa gelar dan tanpa jarak.

Hal itu tidak akan pernah mungkin terjadi di Kerajaan Sylvaria, di mana darah biru dan rakyat jelata dipisahkan oleh tembok tak kasatmata. Namun di hutan ini, di bawah tatapan dingin sang putri semua aturan itu runtuh. Dan di sanalah para prajurit untuk pertama kalinya mengakui Putri Anastasia bukanlah putri yang terlupakan. Dialah pewaris takhta yang sebenarnya, calon ratu Kerajaan Sylvaria.

1
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
selir bahrana bener2 licik dia yg berbuat jahat yg dihukum selir2 yg lain
Nurhasanah
lanjutt semakin seru thor 😍😍😍
aku
kaisar idiot!!!
Yensi Juniarti
hayo tebak tebakan yuuk...
kaisar tiran bakalan tunduk/luluh gak sama putri Anastasia??? 🙂🙂🙂
Fransiska Husun
aaaaaa thor q gak setuju...
meskipun udah sah tp itu keterlaluan
Siti Hawa
kren thoor... makin seru, aku suka dengan pemeran wanita yg tak lemah, bikin kaisar bucin thoor... 😍😍😍
Nurhasanah
please up lagi dong thor seru bangett ceritanya 😍😍😍
Lauren Florin Lesusien
kenapa harus selir sih thur knp ga permaisuri ataw ratu 🤣🤣🤣
Ratih Tupperware Denpasar
aku suka suka bingit ceritanya. cerita kak demar selalu tentang wanita yg kuat
Asriani Rini
Semangat up thor terimah kasih dauble upnya ceritanya makin menarik
Siti Hawa
semKain menarik ceritanya thoor... minta up nya lgi ya... 😍😍 semoga author sehat selalu.. semangat💪💪💪
Titin Rosediana
yess double up💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
NAYLA DWI
up lg dong thor...
Titin Rosediana
up yg bnyk ka... 💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
wow putri anastasia memang putri sejati.. tambah suka karya2 kak thor selalu menggambarkan wanita2 kuat.
Jordin Yanti
bagus Thor, maaf yha pas kamu promosi aku agak skeptis dengan cerita nya, tapi di luar dugaan ternyata bagus, maaf yha thor atas Suudzon nya 🤣🙏🙏🙏😂
Nurhasanah
seru thor tambah lagi klu bisa 🤭🤭🤭🤭 maaf ngelunjak 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!