NovelToon NovelToon
Isekai To Zombie Game?!

Isekai To Zombie Game?!

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:572
Nilai: 5
Nama Author: Jaehan

Mirai adalah ID game Rea yang seorang budak korporat perusahaan. Di tengah stress akan pekerjaan, bermain game merupakan hiburan termurah. Semua game ia jajal, dan menyukai jenis MMORPG. Khayalannya adalah bisa isekai ke dunia game yang fantastis. Tapi sayangnya, dari sekian deret game menakjubkan di ponselnya, ia justru terpanggil ke game yang jauh dari harapannya.
Jatuh dalam dunia yang runtuh, kacau dan penuh zombie. Apocalypse. Game misterius yang menuntun bertemu cinta, pengkhianatan dan menjadi saksi atas hilangnya naruni manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaehan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Erica

Part 22

Selama seminggu penuh, Mirai nyaris tak pernah meninggalkan sisi Nero. Rutin mengganti perban luka dibahunya dua kali sehari, menyuntikkan antibiotik yang awalnya kikuk lama-lama terbiasa, mencatat suhu tubuhnya tiap pagi dan malam, hingga memastikan kateter tetap bersih dan tak terinfeksi. Ia juga menyuapinya bubur instan yang dihangatkan kompor darurat, membersihkan dan mengganti celana dalamnya.

Setiap kali Nero mengerang kesakitan atau demamnya naik, hati Mirai terasa pilu. Perlahan, warna di wajah Nero mulai kembali cerah, suaranya tak lagi serak. Pada hari ketujuh, untuk pertama kalinya, ia berhasil berdiri sendiri meski masih gemetar, membuat Mirai menahan air mata haru saat Nero tersenyum lebar. Senang akan kondisinya yang mulai pulih. Itu tanda progres kemajuan fisik dan mentalnya yang positif.

Nero duduk di kursi roda yang ditemukan Mirai di gudang. Kondisinya masih bagus saat ditemukan. Terlipat dan terbungkus plastik. Pagi ini gadis itu mendorongnya berjalan di lorong menuju taman belakang rumah sakit yang sebenarnya lebih mirip semak hutan belukar. Tapi ini masih lebih baik dari pada terkurung berhari-hari dalam ruangan yang pengap.

"Makasih, ya. Kalo gak ada kamu aku mungkin gak bisa liat matahari pagi lagi. Tiap hari aku liat effort kamu yang luar biasa sabar banget ngurusin aku yang gak berdaya kek gini. Aku beruntung ketemunya partner kaya kamu. Kalo orang lain belum tentu mau susah-susah ngurusin aku. Aku ... hutang nyawa sama kamu."

Mirai yang berdiri di belakangnya hanya bisa melihat ujung kepala Nero. Tubuhnya membungkuk, meletakkan wajah di pundak kirinya hingga pipi mereka melekat. "Kalo ini disebut hutang nyawa, berarti hutangku lebih banyak dari kamu," bisiknya sambil meletakkan tapak tangan kirinya di area jantung Nero seolah sedang memeluk. Masih bisa merasakan adanya debaran di sana sudah merupakan sebuah anugerah untuk Mirai.

Nero terperangah cukup lama, lalu tersenyum lembut sambil menimpa jemari di dadanya dan menggenggamnya erat di sana agar Mirai bisa merasakan debarannya yang semakin cepat. Ini pertama kali dalam hidupnya ia mengaku kalah pada hatinya. Apa pun yang terjadi, gadis ini tidak boleh mati atau semua dunia akan runtuh. Entah mengapa ia jadi teringat suara anak kecil di dalam mimpinya. Kalimat yang diucapkannya masih samar. Hanya terngiang sebagian. Gak boleh mati?

Dua pekan berlalu, kondisi Nero cukup membaik. Kini mereka bersiap untuk mencari tempat tinggal sementara sampa Nero pulih sepenuhnya sebab Mirai tak mau melanjutkan perjalanan bila pemuda itu masih merasakan sakit walaupun hanya sedikit.

Mirai memasukkan beberapa obat yang diperlukan ke dalam ransel. Rasanya ia perlu membawa alat medis untuk operasi kecil. "Aku ambil sesuatu dulu ya," katanya pada Nero yang baru selesai merapikan ransel miliknya.

"Oke. Aku juga mau keliling sebentar." Wajahnya tersenyum tapi niatnya berbeda. Ini tempat Eri terpanggil. Obat dan darah yang masih bagus. Itu aneh. Mungkin masih ada kaitannya sama Hero Erica.

Setelah Mirai keluar, baru Nero berjalan pelan sambil mengamati isi rumah sakit di lantai satu. Ia juga sempat memasuki gudang obat-obatan, dan ruang bank darah. Semua dalam kondisi baik. Kejanggalan pun merayap masuk dalam benaknya. Aneh. Selanjutnya ia berniat memeriksa bagian ruang panel yang menjaga semua fasilitas ini.

Nero mendorong pintu besi ruang panel yang terletak di ujung lorong servis. Tak seperti bagian rumah sakit lain yang penuh debu dan bau lembap, ruangan ini terasa asing, hampir seperti tidak tersentuh kehancuran. Lampu di langit-langit masih menyala terang, dan udara di dalamnya lebih sejuk. Deretan panel listrik berdiri rapi di sepanjang dinding, masing-masing dengan label yang masih terbaca jelas: ICU, UGD, Lab, Farmasi. Tak ada kabel yang menjuntai sembarangan, tak ada karat di permukaan logam. Bahkan lantainya bersih, seperti baru saja dipel. Alis Nero berkerut. Di tengah dunia yang kacau penuh zombie, kenapa tempat ini keeek ... hidup?

Lantai dua dan tiga juga tak luput dari rasa penasarannya. Di sana hanya ada ruang operasi dan bilik pasien. Begitu juga ruang para dokter. Menariknya ia menemukan ruang dokter dengan nama yang familiar. "Erica." Tanpa ragu ia masuk ke dalam.

Ruangan ini bersih? Sejujurnya ia agak terperangah. Beberapa ruangan penting begitu kontras dengan kondisi bagian lain rumah sakit. Nero pun duduk di kursi Erica, memeriksa isi setiap laci mejanya dan tidak menemukan petunjuk apa pun kecuali sebuah artikel yang ia buka dari majalah kedokteran di sisi meja.

Erica Valentina Volkova, MD– Dokter Bedah Trauma Lapangan

Erica adalah sosok dokter yang tak hanya cemerlang di ruang kelas, tapi juga tangguh di medan perang. Perjalanan akademiknya dimulai dari S1 Kedokteran di universitas ternama, di mana ia lulus cum laude, menguasai dasar-dasar medis mulai dari anatomi, fisiologi, farmakologi, hingga penyakit infeksi. Di sini ia belajar tidak hanya tentang tubuh manusia, tapi juga tentang ketahanan mental dan disiplin, fondasi yang kelak akan menuntunnya menghadapi situasi paling ekstrem.

Setelah itu, ia melanjutkan ke spesialisasi Bedah Umum, dengan fokus pada trauma dan operasi darurat. Di bangku spesialis, Erica menguasai teknik menangani luka tusuk, luka tembak, amputasi darurat, dan perdarahan masif—keahlian yang membedakannya dari dokter kebanyakan. Ia tidak hanya mahir secara teori, tapi juga gesit dan tepat di bawah tekanan, mampu membuat keputusan cepat yang sering menentukan nyawa pasien.

Tidak puas hanya di ruang rumah sakit, Erica mengikuti pelatihan medis militer untuk trauma combat. Di sini ia belajar improvisasi alat, transfusi darurat, dan penanganan luka infeksi di medan perang—keahlian yang membentuknya menjadi dokter yang bisa bertahan dan beradaptasi di situasi paling kacau. Ia mampu membuat keputusan cepat dengan sumber daya terbatas, mengubah keterbatasan menjadi keunggulan.

Untuk menambah ketangguhannya, Erica juga mempelajari dasar anestesi, resusitasi, dan penyakit tropis. Semua ini membuatnya mampu bekerja mandiri di zona perang atau bencana, menangani pasien dengan luka kompleks, infeksi serius, hingga kondisi kritis yang membutuhkan stabilisasi cepat sebelum bisa dibawa ke rumah sakit besar.

Kombinasi pendidikan formal dan pengalaman lapangan membuat Erica bukan hanya seorang dokter, tetapi simbol ketangguhan medis. Ia bukan hanya menyembuhkan luka fisik—ia juga menenangkan ketakutan, menjadi jangkar di tengah kekacauan, dan memberi harapan ketika semua tampak hilang.

Setelah membacanya Nero akhirnya mengerti mengapa Mirai lihai dalam melakukan tindakan medis. Di banding hero rank ungu yang memilki skill job dokter umum, kemampuan Erica lebih dibutuhkan dalam dunia macam ini. Mendesah pendek, dibuka laci meja dan menemukan sebuah buku catatan kecil yang memiliki simbol persis di kap mobil. Latar hitam berliuk emas. Sebenarnya ini simbol apaan? Rasanya kek gak asing?

Ketika dibuka hanya ada catatan harian di awal halaman. Nero membacanya, berharap ada petunjuk.

Catatan Harian Erica – Hari ke-1

Apa yang telah Vincent lakukan?! Ini mengerikan!! Orang-orang itu terinfeksi!

Hari ke-2

Menyebar sangat cepat. Kota ini hampir runtuh. Teriakan dan tangisan terus berdatangan ke rumah sakit kecil ini. Mereka panik dan ketakutan. Para tentara itu telah datang tetapi tidak bisa menghalau wabah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!